Monday, October 5, 2015

Kontingen Raimuna Daerah Kwartir Cabang Banjarnegara

Kontingen Raimuna Daerah Kwarcab Banjarnegara saat berpamitan dengan Kamabicab Banjarnegara. Bapak H. Sutedjo Slamet Utomo...

Wednesday, September 30, 2015

Cerbung Somewhere - Part 12 (Tamat)



`Somewhere` [12]

by Muhammad Aryanda

-o0o-

(Namakamu) terbangun di sebuah ruangan serba putih yang terang serta bau obat-obatan kimia menusuk hidungnya, bau aneh itu mengantarkan signal aneh ke dalam perutnya—rasanya perut (namakamu) seperti di aduk dengan garpu. Dengan susah payah (namakamu) mencoba duduk.

Cerbung Somewhere - Part 11



`Somewhere` [11]


by Muhammad Aryanda.

—oOo—

Mendesah, Karel mendekatkan wajahnya pada (namakamu) dan berbisik. ”Arah jam sembilan.”
Sekujur tubuh (namakamu) menegang, dan perlahan kepalanya memutar ke sisi kiri. Menuruti perintah Karel sama saja seperti menginjak-nginjak harga diri sendiri, tapi (namakamu) penasaran dan dia melakukannya. Menatap kesisi kirinya, dan langsung menemukan apa yang sedari tadi dia harapkan.

Cerbung Somewhere - Part 10



`Somewhere` [10]


by Muhammad Aryanda.


—oOo—


(Namakamu) mematung membiarkan bibir Aldi bermain lembut di bibirnya tanpa perlawanan, mencoba menyingkirkan bayangan wajah Iqbaal di kepalanya yang terus mendesak masuk mengusik pikiran (namakamu) saat ini. Tanpa (namakamu) sadar punggungnnya sudah bertabrakan dengan dinding. Dengan pagutan yang juga belum terlepas, tangan Aldi yang bebas merayap di pinggang (namakamu) membuat tubuh mereka semakin merapat. (Namakamu) nyaris kehabisan napas.
”...soal yang tadi lupain aja, (namakamu), mungkin otak aku emang lagi ng...”

Cerbung Somewhere - Part 9



`Somewhere` [9]

by Muhammad Aryanda.

— oOo —


”Jadi aku harus apa?”
”Mencari jasadnya, dan hanya ada satu orang yang tahu,” tanpa diberitahupun (namakamu) tahu siapa orang yang di maksud.

Tuesday, September 29, 2015

Cerbung Somewhere - Part 8



`Somewhere` [8]


by Muhammad Aryanda


— oOo —

”Fie, di sebelah lo..,” (namakamu) mengarahkan telunjuknya tepat di sebelah Steffie. ”Ada arwah cewek yang gent,” belum sempat (namakamu) menyelesaikan kalimatnya, Steffie sudah mencak-mencak seperti orang gila, dan mengambur ke pelukan (namakamu).
Detik itu juga tawa (namakamu) meledak.

Cerbung Somewhere - Part 7

`Somewhere` [7]

by Muhammad Aryanda.

—oOo—

”Aku Karel, dan kamu?”
”(Namakamu),”
Ketika (namakamu) masuk ke dalam mobil Karel, hal yang pertama kali (namakamu) pikirkan adalah kalau dia sedang duduk di sebelah seorang pembunuh. (Namakamu) bergidik, di saat seperti ini dia mengharapkan kalau pria di sebelahnya ini masih memiliki sedikitnya sifat manusiawi.

Cerbung Somewhere - Part 6



`Somewhere` [6]

by Muhammad Aryanda.

— oOo —

Tidak jauh di depan sana ada sebuah persimpangan yang (namakamu) ketahui kalau belok ke kiri adalah sebuah halte.
”Kayaknya mereka udah nyingkirin semua barang-barang yang menyangkut lo deh,” tambah (namakamu).
Iqbaal berlagak seperti menghela napas. ”Kayaknya rantai yang kamu temui di gedung adalah rantai yang pernah mereka gunain untuk menjerat leher sama tangan aku,” kepala Iqbaal tertunduk, mata pria itu terpejam dalam seakan bayangan menyakitkan beberapa bulan lalu itu kembali teringat di kepalanya.
”Jangan sedih, oke, kalo kita berhasil kita bakalan bales, lo mau jerat leher mereka pake rantai anjing atau rantai babi? Lo tinggal pilih. Atau kalo lo nggak tega, biar gue yang ngelakuin, tapi jangan salahin gue kalo mereka malah mati,” (namakamu) nyengir usai menyelesaikan kalimatnya. ”Hwaiting!”
Iqbaal mengangkat wajahnya dan menatap (namakamu) dengan sebelah alis terangkat. ”Kamu ngomong apa sih?”
Mulut (namakamu) menganga. ”BODO AMAT!!!”

*
(Namakamu) sedaritadi menatap bayangan dirinya di cermin dengan bahu naik-turun seakan dia baru saja menyelesaikan lari maraton sejauh 1000 KM. Kulit wajahnya yang putih mulus itu berubah memerah seiring berlalunya waktu, ada perasaan jengkel yang tak bisa di jelaskan saat ini. Kedua tangannya yang ada di sisi tubuh pun mulai terkepal kuat bersamaan dengan gemeletukan mengerikan yang di hasilkan oleh giginya. Perlahan namun pasti, (namakamu) memutar kepalanya, memandang makhluk entah apa namanya yang ada di belakang sana.
”Gue kayak cabe-cabean,” ujar (namakamu) lemas, entahlah, hasrat ingin marahnya kepada pria, yang sekarang tiba-tiba saja sirna saat seutas senyum cerita tercetak jelas pada wajah pucat pria itu.
”Cantik,” aku Iqbaal. Ya, tentu saja, siapa lagi pria yang berani masuk ke kamar (namakamu) selain Iqbaal.
”Serius gue harus pake beginian?” tanya (namakamu) lebih kepada dirinya sendiri, dia menghadap ke cermin lagi untuk memandang dirinya yang sekarang sudah memakai pakaian yang di pilih langsung oleh Iqbaal. (Namakamu) meringis menatap payudara dan bokongnya yang tercetak jelas. ”Gue serasa kayak personil Sistar gini,”
”Bukannya Shireen sungkar berhijab ya?” Tahu-tahu Iqbaal sudah berdiri di sebelah (namakamu).
(Namakamu) meneliti wajah Iqbaal, dan mendapati mata pria itu yang memandang ke arah...OH! (Namakamu) buru-buru menjatuhkan kedua tangannya ke dadanya.
”Gue lagi ngomongi SISTAR, ya! Bukan THE SISTERS!” Kata (namakamu) galak seraya menghembus beberapa helai rambut yang menutupi matanya. ”Mata lo bisa nggak sih, nggak usah,”
Kalimat (namakamu) terhenti begitu saja saat garis wajah Iqbaal berubah kikuk, dan Iqbaal buru-buru menutup wajahnya dengan tangan.
”Kenapa gue mau-maunya ya bantuin lo, padahal lo bukan siapa-siapa gue. Kenal juga kagak, sodara juga bukan. Ngaku! Pasti lo jampi-jampi gue kan?”
Pertanyaan (namakamu) tak sempat terjawab karena tiba-tiba saja suara bel terdengar. (Namakamu) meraih blazer yang belum dia kenakan, dan memakainya. (Namakamu) tidak tahu siapa seseorang di luar sana, dan sangat tidak lucu jika seseorang itu adalah Aldi atau Bidi. Yeah, setahu (namakamu) hanya itu dua orang pria yang dia kenali.

*
”(Namakamu)!!” Seru seorang gadis saat (namakamu) membuka pintu, gadis yang hanya mengenakan kaos putih dan celana setinggi lutut itu langsung menghambur memeluk (namakamu). ”Gue kangen banget tau sama lo, gue pikir lo masih tinggal di kosan jelek lo sewaktu SMA itu, gue udah tanya ke Tasya, Celine sama Cindy tapi mereka nggak tau sekarang lo tinggal dimana, sampai akhirnya gue ketemu sama Aldi dan ngasih tau ke gue kalo lo tinggal di apartemen ini,” cerocos gadis itu panjang.
”Gue juga kangen sama lo, Fie,” kata (namakamu) seraya tersenyum saat gadis bernama Steffie itu melepaskan pelukannya.
”Suruh gue masuk kek,” Steffie mengerucutkan bibirnya.
(Namakamu) nyengir. ”Silahkan masuk, mau gue seret atau gue tendang?”
”Ih, dasar ya lo, sifat sinis lo nggak ilang-ilang,”
Keduanya masuk ke dalam dan berjalan beriringan menuju sofa, setelah Steffie duduk, (namakamu) beranjak dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil softdrink untuk Steffie. Tidak ada yang lain, hanya itu, kalau pun ada, itu hanya air putih, dan (namakamu) yakin Steffie tidak akan mau.
”Lo dateng ke gue pasti ada suatu hal yang tersembunyikan?Ayo, bilang ada perlu apa?”
Steffie cuma bisa cengar-cengir saja mendengar ucapan (namakamu). ”Ah, (namakamu), selain sifat sinis lo yang belum ilang ternyata sifat dukun lo juga belum ilang,”
”Can you said know?”
”Gue numpang disini ya? Selama beberapa hari doang kok. Udah sebulan yang lalu gue di pecat dari kerjaan gue, dan gara-gara itu gue jadi nggak bisa bayar kos,”
”Kok gue nggak yakin ya sama kalimat 'selama beberapa hari' itu?” Mata (namakamu) menyipit memandang Steffie.
”Hehehe.. Tuh kan, lo emang dukun profesional dari jaman SMA. Jadi boleh ya gue tinggal disini, ntar kalau gue udah dapet kerjaan, gue langsung angkat kaki deh. Janji,”
Tidak perlu berlama-lama berpikir, (namakamu) langsung mengangguk tanda menyetujui keinginan Steffie, dan gadis itu segera beranjak dari posisi duduknya untuk memberikan pelukan kedua kepada (namakamu), yang lebih terasa seperti cekikkan.
”Oke, makaciw, (namakamu), gue sms bebeb gue dulu ya, dia ada di bawah,” Steffie menjejalkan tangannya ke dalam tas kecil yang ada di sebelahnya untuk mengambil ponsel, dan buru-buru mengetik pesan.
(namakamu) menggeleng iba menatap ponsel Steffie yang bisa di bilang keadaanya sudah tidak layak di pakai. Sedrama inikah hidup Steffie setelah dia di pecat dari pekerjaannya?
”Hape lo habis ke cebur got apa gimana? Kasian gue liatnya,”
Steffie yang baru selesai mengirim pesan pada bebebnya segera meletakan ponsel yang ada di tangannya di meja hadapannya. Sepasang mata Steffie dan (namakamu) menatap ke arah ponsel bermerk Iphone itu dengan cara yang berbeda-beda.
”Itu gue nemu tau, hape gue sama laki gue,” beritahu Steffie.
”Nemu? Lo jumpa di jalan dan langsung lo ambil?”
”Sayang tau, apalagi masih bagus gini,”
”Masih bagus? -__-” (namakamu) menatap lebih rinci ponsel yang ada di meja. Sebagian layar ponsel itu tampak retak, berakibat pada noda hitam yang menutupi sebagian layar, tapi noda hitam itu hanya ada di bagian atas, jadi masih bisa di gunakan untuk mengirim pesan, belum lagi casingnya yang bobrok dan kusam. Itu yang di maksud Steffie masih bagus?
”Lo nggak mau tau gue nemu itu hape dimana?” Dengan sikap sok misterius Steffie mengangkat kedua alisnya secara bersamaan.
(Namakamu) menghela napas sebelum menyenderkan punggungnya lebih dalam. ”Di tempat sampah mungkin?”
”Hina banget gue, astagfirullah,”
”Bisa ngucap juga lo?”
”Sekafir itu kah diriku, (namakamu)?” Garis wajah Steffie mendadak berubah drama.
(Namakamu) bergidik melihat tampang Steffie yang berubah seperti gadis-gadis teraniaya yang ada di sinetron.
”Gue nemu hape ini waktu bos kamvret yang udah pecat gue itu mau beli gedung untuk di jadiin tempat bisnis kafenya. Tapi dia nggak jadi beli gedung itu karena tempatnya nggak banget, meskipun gede dan murah meriah muntah tapi tetep aja, gue yakin kalo lo dateng kesitu pasti lo langsung liat yang aneh-aneh,”
Bahu (namakamu) menegang setelah mendengar kalimat Steffie, bukan karena lelucon tolol yang terselip di kalimat Steffie melainkan tempat dimana Steffie menemukan ponsel jelek ini. Tangan (namakamu) bergerak meraih ponsel Steffie, dan langsung mengotak-atik benda itu.
”Lo ngapaian? Jangan baca-baca sms gue ya!” Kata Steffie.
Tapi (namakamu) mengabaikan. Berselang sepuluh detik, ketika (namakamu) membuka file gambar pada ponsel itu, (namakamu) mendapatkan sebuah gambar yang langsung membuat mulut dan matanya terbuka lebar.
Tampak sebuah foto keluarga di hadapannya. Sepasang suami-istri itu duduk mengapit putra mereka, wajah putra mereka tampak masam dan tidak bersemangat, hanya menyunggingkan seutas senyum yang terlihat menyebalkan padahal (namakamu) yakin kalau kaum hawa menginginkan lebih dari itu.
”Gue sengaja nggak ngelepas kartu memori sama sim card yang ada di hape itu, siapa tau aja nanti yang punya nyariin kan,”
Ucapan Steffie jelas di abaikan oleh (namakamu).

*
Dulu semasa masih memakai seragam putih abu-abu, (namakamu) memiliki sedikitnya empat teman dekat; Steffie, Celine, Tasya dan Cindy. Di antara keempat teman dekatnya itu, Steffie lah yang termasuk paling dekat dengan (namakamu), bahkan gadis yang sering menggonta-gantiwarna rambutnya itu tahu tentang kelebihan (namakamu) yang bisa melihat makhluk-makhlukhalus seperti Vita *okeabaikan*
Di antara empat teman (namakamu) itu, Steffie termasuk yang paling sering gonta-ganti pacar, gadis itu juga memilik image sexy dan centil. (Namakamu) bahkan masih ingat dengan kejadian di sekolah saat seorang murid laki-laki yang notabenenya adalah seorang murid cupu itu di goda oleh Steffie sampai-sampai murid laki-laki itu keringat dingin.
”Lo suka sama cowok itu?”
(Namakamu) mengulum senyum, dengan susah payah dia menganggukkan kepalanya. Telunjuk Steffie yang masih mengarah pada seorang pria di sudut ruangan perlahan terjatuh.
”Kayaknya dia cowok nggak bener deh, (namakamu),” komentar Steffie, dengan sangat jelas dia melihat dua orang wanita berpakaian sexy mengapit pria yang di maksud (namakamu). Pria yang (namakamu) sukai.
Mata (namakamu) terpejam. ”Lo kan belum kenal dia, jadi mana tau kepribadian dia sehari-hari,” (namakamu) menjeda ucapannya untuk menghela napas, ”jadi rencananya apa?”
Steffie di buat bingung dengan tingkah (namakamu). Benarkah (namakamu) sudah berubah? Gadis sinis itu benar-benar menyukai pria yang seperti itu? Beberapa tahun tidak bertemu rasanya seperti membuat Steffie melihat (namakamu) dengan kacamata yang berbeda.
Steffie mendekatkan wajahnya ke telinga (namakamu) guna untuk membisikan rencana yang dia punya. Suara hiruk piruk seperti di pasar ini membuat Steffie tak mungkin untuk menjelaskan kepada (namakamu) dengan cara normal. Dentuman musik cepat khas Disk Joke ternama berkali-kali memekakan telinga (namakamu) yang memang tidak terbiasa dengan tempat seperti ini.
*
(Namakamu) tentunya tidak memberitahu Steffie tentang keberadaan Iqbaal, dan apapun yang menyangkut Iqbaal. Dan soal ponsel yang Steffie temukan di sebuah gedung itu, (namakamu) tidak menanyakan dimana lokasi gedung tersebut, tanpa (namakamu) tanyakan juga dia sudah tahu gedung yang Steffie maksud sama dengan gedung yang kemarin sore dia kunjungi.
Semenjak kehadiran Steffie beberapa jam yang lalu, Iqbaal jadi jarang terlihat, dan terakhir kali terlihat adalah saat dia memberitahu pada (namakamu) tentang keberadaan Karel sekarang, Iqbaal juga memberitahu kalau Karel adalah pria yang sama dengan pria yang (namakamu) temui di ruang pak Roy.
(Namakamu) sudah berdiri di balik suburban putih, yang entah milik siapa, posisi ini Steffie yang menentukan. Ketika suara mesin mobil terdengar, (namakamu) menjenjangkan sedikit lehernya untuk memastikan kalau suara mesin itu adalah milik BMW Karel. Oke, tarik napas dan lakukan.
Suara mesin mobil semakin terdengar jelas di telinga (namakamu), dan yang perlu sekarang dia lakukan adalah pura-pura berjalan timpang dengan sikap mabuk lalu tertabrak mobil itu. Semoga saja rasanya tidak sakit, harap (namakamu).
Bruk!
”Aduh,” (namakamu) langsung terjatuh begitu bemper depan BMW yang dikemudikan oleh Karel menabrak kakinya, seharusnya (namakamu) menjagakkan tangannya pada kap depan mobil tersebut, seperti saran Steffie, tapi tiba-tiba saja semuanya malah seperti kenyataan.
(Namakamu) meringis, dia rasakan perihh pada siku tangan kirinya akibat manahan badannya agar tidak terjatuh. Sedangkan rasa sakit lainnya dia rasakan pada kaki kanannnnya yang tertabrak.
Mesin mobil mati. Suara sepatu pantofel langsung mengisi telinga (namakamu) beberapa detik setelah dia terjatuh. (namakamu) mengehela napas, dia harap tidak akan ada adegan sinetron yang harus dia lalui.
”Kamu nggak pa-pa?”
Mata lo picek atau gimana, cerocos (namakamu) dalam hati.
”Maaf, aku yang nggak liat-liat jalannya,” kata (namakamu) lemah, tentunya dia tidak lupa kalau dia berperan sebagai gadis mabuk, (namakamu) menempelkan sebelah tangannya ke kening untuk memijat.
”Ng, nggak, aku yang salah karena nyetir sambil main handphone,” pria yang (namakamu) ketahui bernama Karel itu langsung meletakan tangan kanannya di pinggang, dan perlahan dia menuntun (namakamu) berdiri. Tapi (namakamu) bersumpah kalau tangan Karel sempat merayap ke bokongnya.
Ini belum kenalan, please. Rutuk (namakamu) dalam hati.
”Tangan kamu berdarah,” Karel menatap luka di siku (namakamu) lalu beralih ke wajah (namakamu); gadis itu sedang mengigit bibir bawahnya. ”Sakit?”
(Namakamu) mengangkat kepalanya untuk memandang Karel sejenak. ”Sakit banget,” setelah itu (namakamu) meringis.
”Kamu sama siapa?” Karel mengedarkan pandangannya untuk mencari rekan (namakamu).
”Sendiri,”
”Kalau gitu aku anter pulang, tapi sebelum itu kita ke klinik,”
(Namakamu) nyaris berjengit dan hampir menepis tangan Karel, yang, OH! Belum beranjak dari tangan (namakamu). ”Nggak perlu ke klinik,”
”Oh? Langsung pulang?”
”I-iya,” dengan susah payah (namakamu) mengeluarkan jawaban karena tiba-tiba saja sikunya berdenyut.
”Aku Karel, dan kamu?”
”(Namakamu),”
Ketika (namakamu) masuk ke dalam mobil Karel, hal yang pertama kali (namakamu) pikirkan adalah kalau dia sedang duduk di sebelah seorang pembunuh. (Namakamu) bergidik, di saat seperti ini dia mengharapkan kalau pria di sebelahnya ini masih memiliki sedikitnya sifat manusiawi.
”Kayaknya aku pernah liat kamu deh,” tanya Karel saat mobil berhenti di light traffic.
”Oh ya?” Saatnya berakting pikun, pikir (namakamu), seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
”Iya, wajah kamu kayak nggak asing,” Karel menoleh ke arah (namakamu), dan meneliti wajah (namakamu) lama.
”Dimana? Mungkin kalau kamu rinciin tempatnya aku bakalan inget,”
”Aku juga lupa,”
LO SODARANYA IQBAAL KAN? NGGAK HERAN! Geram (namakamu) dalam hati.
”Kamu kenapa?” Karel bingung melihat perubahan ekspresi (namakamu), dan secepatnya (namakamu) menggeleng, light traffic menyala hijau, Karel langsung menginjak pedal gas dan mobil berlalu.

Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Instagram : Aryaandaa
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagrram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52&_ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C

Cerbung Somewhere - Part 5



`Somewhere` [5]

by Muhammad Aryanda

— oOo —

”Bantu aku,” katanya.
Aku tak sempat berpikir karena takut kalau dia akan mempermalukan Aldi di tempat umum seperti ini, jadi aku mengangguk menyetujui permintaannya, detik itu juga kurasakan gumpalan daging terjejal ke mulutku dan Iqbaal menghilang.

Cerbung Somewhere - Part 4



`Somewhere` [4]


by Muhammad Aryanda.


—o0o—

Brak!
(Namakamu) membuka pintu apartemennya dengan seluruh tenaga yang tersisah, asap nyaris keluar dari dalam kepalanya, bahu gadis ini naik-turun dengan ritme yang kacau dan wajahnya, jangan di tanya, kali ini (namakamu) benar-benar terlihat mengerikan.

Cerbung Somewhere - Part 3



`Somewhere` [3]


by Muhammad Aryanda.


—o0o—


Sekarang tangisan (namakamu) seperti rengek'an kalau saja dia bisa menendang wajah laki-laki yang ada di hadapannya itu maka akan (namakamu) lakukan sekarang.
”Pergi! Jangan ganggu hidup gue!”
Laki-laki itu menunduk. ”Bantuin aku, ya?”

Wednesday, August 26, 2015

Cerbung Somewhere - Part 2



`Somewhere` [2]

Muhammad Aryanda

—OoO—

”Kalian sudah merusak kebahagiaan keluarga kami! Dan kalian juga harus merasakannya! Ayah dan ibumu harus merasakan bagaimana rasanya di tinggalkan oleh seseorang yang paling dia cintai!” Geram Karel semakin membabi buta, pukulan terakhirnya berhasil membuat Iqbaal jatuh.

Cerbung Somewhere - Part 1



`Somewhere` [1]

Muhammad Aryanda

—OoO—
PROLOG

Aku yakin 99% aku sedang bermimpi. Apa yang harus kuperbuat, apa?
Aku punya cinta tapi aku tak bisa mencintai. Aku tak bisa mengungkapkan kata yang ingin kuucapkan. Cinta itu semakin menjauh, perkataan yang kusimpan membuatku menangis.
Jangan berterima kasih. Aku ingin menyerahkan cintaku padamu, tapi kalau kita merasa asing seperti ini terus apa yang harus kulakukan, apa?

Thursday, August 20, 2015

Cerbung Red Light - Part 8



`Red Light`

Part 8

Muhammad Aryanda.

—OoO—

”Steffie dateng, dia duluan yang naik ke atas bukan Thania.” (Namakamu) ambil suara.
Tubuh Aldi menegang. ”Mungkin salah satu dari kalian ada yang tau maksud ke datengan Steffie?” Tapi (namakamu) dan Thania menggeleng.
”Salsha bunuh diri?” Aldi masih tak yakin dengan apa yang dia katakan, tapi mengingat bagamaina posisi Salsha terbaring dan cerita dari (namakamu) maupun Thania, Aldi rasa ini memang kasus bunuh diri.

Cerbung Red Light - Part 7



`Red Light`

Part 7

Muhammad Aryanda.

—OoO—
Perkataan Iqbaal ke Thania nggak usah di ambil pusing ya, kayaknya gue typo tuh. Di cerbung ini tuh gada deh PHP, PHO-an

Cerbung Red Light - Part 6



`Red Light`


Part 6

Muhammad Aryanda.

—oOo—

”Duduk.” Perintah (namakamu). Iqbaal menurut, dan duduk di sebelah (namakamu).
”Aku cuma mau buat Bella jera, (namakamu), supaya dia nggak bakaln ngulangi kelakuannya lagi.”
”Usaha kamu akan percuma karena Bella nggak akan pernah jera!”
Iqbaal menghela napas, lalu menenggelamkan punggungnya ke sofa. Tidak ada gunanya berdebat dengan (namakamu) karena dia pasti akan kalah.

Cerbung Red Light - Part 4

`Red Light`


Part 4

Muhammad Aryanda.

—OoO—

Oke, setelah tadi malam bergaje-gaje ria sekarang saatnya kita...... *senyumlicik* *tatapanmembunuh* *kameraZoomBerkali-kali* *sinetron* *tai*
Follow RP Cerbung ini yak@NK_RLight @Iqbaal_RLight @Bella_RLight
*

”Yaudah, mending sekarang kamu pulang. Takutnya kamu bakalan kemalaman.”
”Iya.” Kata Iqbaal ambigu. Seakan dia lebih memilih untuk menyaring ucapannya, takut kalau ucapannya akan salah lagi. ”Aku pulang ya.” Iqbaal sudah duduk di jok motornya saat (namakamu) mengangkat bungkusan snack yang masih utuh, begitu pun juga dengann soft drink mereka.

Cerbung Red Light - Part 3



`Red Light`

Part 3

Muhammad Aryanda.

OoO

Maaf ya kalau ada adegan kekerasan yang ngelebihi batas soalnya ya gitu....


***
'Cewek itu?' Kepala Iqbaal seperti terbentur begitu isi kepalanya menemukan jawaban atas pertanyaan yang teringang di otaknya. Apakah ini sebuah ancaman? Ancaman yang benar-benar membuat Iqbaal takut. Tidak, Iqbaal yakin dia tidak akan takut dengan segala ancaman Bella, yang perlu dia lakukan hanyalah melindungi seseorang yang saat ini menjadi target Bella.
Hanya itu. Tapi kenapa perasaan takut itu tetap muncul? Iqbaal naik pitam, tangan segera bergerak untuk mengunci leher Bella.

Cerbung Red Light - Part 2



`Red Light`


Part 2


Muhammad Aryanda.


—oOo—
Karena banyak readers yang minta cerbung genre; Horor, thriller, misteri, dan sejenisnya. Makanya gue putusin buat cerbung ini, tentunya dengan sedikit dibumbui romance. Soalnya kasian sama yang jomblo. Pokoknya beda deh sama cerbung gue sebelumnya, dan semoga gak gntung yak
.
.
.
.
Selamat membaca!

Wednesday, August 5, 2015

Cerbung Red Light - Part 1



`Red Light`

__Part 1__

Muhammad Aryanda.

oOo
Prolog.
Sebenarnya, orang yang benar-benar berbahaya adalah orang yang berada di dekatmu, dan orang yang selalu membuat hari-harimu buruk adalah orang yang sama.
Dia bisa kapan saja menusukmu ketika kau tengah terlelap...
Dia bisa kapan saja menaruh sebuah racun ke dalam makananmu...
Dia bisa kapan saja mengumbar ketololan yang pernah kau buat..
Dia bisa kapan saja menjerumuskanmuketika kalian berdua tengah menaiki anak tangga bersama...
Bahkan, dia bisa memberikan sesuatu yang sangat sulit untuk dilupakan...sesuatu yang begitu nyeri dan menyakitkan.

Cerbung Desire And Hope - Part 10



`Desire and Hope`

Part 10


Muhammad Aryanda.

OoO
”Baal,”
”Hm?”
”Kalau di ajak bicara itu jangan membelakangi lawan bicaranya dong.” Kesal (namakamu) karena Iqbaal masih tetap fokus pada tulisannya padahalkan (namakamu) sekarang udah duduk di sebelah Iqbaal.
Menghela napas, Iqbaal menoleh kebelakang lalu diam sejenak memperhatikan style (namakamu) hari ini. Memang sih Iqbaal udah tau tapi dia belum liat dari jarak dekat kayak gini.
”Ngeliat lo kayak gini bawaanya pengen menafkahi aja tau gak.”
(Namakamu) tersenyum kecut. ”Gue harap lo adalah satu-satunya orang di kelas ini yang gak ngebahas gue dan jilbab ini.”

Thursday, April 9, 2015

Cerpen Only You In My Heart

Short Story

'Only You In My Heart'




OoOoOoOoOoOoOo

Kicauan burung terdengar merdu nan indah dan langit merah kejinggaan menandakan suasana sore hari turut menyertai keindahan alam serta deburan ombak yang seakan menghantam karang terdengar jelas di telinga gadis ini.(Namakamu).
Dengan berbalut baju kampus serta beralaskan sepatu kets warna hitam, ia menarik nafasnya berusaha menenangkan diri akibat isak tangisnya atas semua kejadian yang dialaminya tadi pagi dengan duduk di tepi pantai.

Tuesday, April 7, 2015

Cerbung Song From SoniQ - Part 12

***
Sudah banyak notificasi LINE yang masuk di HP (namakamu).ChatLINE dari Iqbaal sangatlah banyak dan rata-rata ucapan permintaan maaf.(namakamu)mendengus kesal.Lalu ia membaca LINE dari Iqbaal.
LINE
__

Cerbung Desire And Hope - Part 9

`Desire and Hope`

___Part 9___

Muhammad Aryanda

O-o-o-o-O

Kayaknya kedua manusia ini udah sama-sama emosi, jadi mereka gak bakal senang kalau gak saling hadap dan tatap-tatapan. You-Know-Lah mereka kalau udah tatap-tatapan itu serasa ada leser hijau dan merah yang saling beradu.

Cerbung Desire And Hope - Part 8

Muhammad Aryanda.

OoO


”Jessica kenapa?” Tanya Aldi.
Iqbaal menggeleng. ”Gue belum bisa cerita. Mungkin lain kali.” Kemudian Iqbaal memutar badannya untuk menghampiri Jessica.
Gadis itu sekarang duduk meringkuk memeluk lututnya. Dia terlihat menyedihkan.
”Kita pulang sekarang,” ucap Iqbaal sembari menarik pelan tangan Jessica, gadis itu tak langsung menyambutnya dengan ramah, dia terlebih dahulu menghempaskan tangan Iqbaal dan setelah itu Jessica beranjak dan keluar dari kamar.
(Namakamu) dan Aldi yang masih ada di depan pintu hanya bisa diam seperti patung.
Serius nih anak kecil kalau marah nyereminya kayak gini?
*

Sunday, March 29, 2015

Kenali Kebutuhan ataukah Keinginan? Tips Masuk Perguruan Tinggi



Menjelang Ujian Tulis PTN, akan sangat banyak uang yang dikeluarkan sejak beberapa bulan jauh-jauh sebelum Utul dimulai hingga kelar Utul.
Apalagi nanti pas daftar ulang, kita abaikan dulu masalah dunia kuliah real-nya karena kita belum masuk PTN-nya, tapi affirmasikan boleh.
Nah, masalah uang bisa dnegan mudah menguasai psikologis kita, akibatnya banyak Camaba jenius yang modar beneran karena hal-hal sepele termausk masalah uang.

Tuesday, March 24, 2015

Cerbung Desire And Hope - Part 7

_____Part 7_____

Muhammad Aryanda


O-o-o-o-o-O


Mengusap wajahnya, Iqbaal mendengarkan (namakamu) sementara Aldi masih saja tetap berenag tapi dari sikapnya dia mendengarkan ucapan (namakamu).
”Apaan?” Tuh kan, Aldi duluan yang nyaut karena (namakamu) kelamaan ngelanjuti kata-katanya.
”Gue bakalan kasih tiga tantang buat kalian, dan buat yang menang gue bersedia jadi kacungnya selama tiga hari sementara yang kalah harus gendong gue ntar waktu kita pulang sampe rumah. Gimana?” Jelas (namakamu), gadis itu berkacak pinggang dan menatap tajam ke dua orang pemuda di ujung sana.

Cerbung Desire And Hope - Part 6

Part 6

Muhammad Aryanda.

OoO

Berarti yang kemarin itu cuma seorang teman yang ingin membahagiakan temannya ya?
Kok gue baper banget? :"
”Woy, bengong aja lu!” Aldi tiba-tiba menganggetkan (namakamu).
(Namakamu) tak berteriak, tak kaget, tak marah-marah seperti biasanya, gadis itu diam bak patung. Whatz wrong?

Cerbung Desire And Hope - Part 5

Part 5

Muhammad Aryanda.

OoO

Iqbaal terdiam.
Jessica memang sering seperti ini. Tingkahnya yang seperti anak kecil, dan sangat manja membuat Iqbaal terkadang malu kalau membawa Jessica pada acara yang menyangkut teman-temannya.
Jessica memang sering memeluk dan mengecup pipinya tanpa dia duga, tapi ini untuk kali pertamanya gadis itu mengecup langsung bibirnya. Apa Iqbaal harus marah? Tidak, dia tidak bisa marah dengan gadis ini walaupun dia selalu mengeluh pada siapapun yang membawa gadis ini mendekat padanya, tapi begitu dia sudah berada di dekat Jessica, dia tidak bisa mengelak apapun yang di lakukan gadis ini.
Sementara Iqbaal masih membisu, Jessica langsung menarik tangan Iqbaal dan membawanya turun.
*

Cerbung Desire And Hope - Part 4

Part 4

Muhammad Aryanda.

OoO


(Namakamu) melongo, napasnya tertahan.
”Lo kalo ngomong itu liat lawan bicara lo, dan kalo ngomong itu yang jelas, pake titik-koma, supaya gue bisa paham sama apa yang lo bilang,” Suara Iqbaal lebih dalam dan lembut kalau deket kayak gini. (Namakamu) ngerasa kalau dia kayak di intimidasi sama suara Iqbaal. ”Terus apalagi?”
”Terus lo itu cowok pertama yang buat gue deg-deg-an kalo ada di deket lo.” (Namakamu) menjawab tanpa sadar, tatapanya kosong, dia terlalu terbawa suasana dengan sorot tajam mata Iqbaal.
(Namakamu) mencengkram kuat seragamnya saat sudut-sudut bibir Iqbaal mulai terangkat dan membuahkan sebuah senyuman yang amat menawan.

Cerbung Desire And Hope - Part 3

Part 3

Muhammad Aryanda.

OoO


Iqbaal dan (namakamu), apa yang mereka berdua lakukan?
Iqbaal yang berada di belakang (namakamu) itu....sshh, kedua tangannya melingkari pinggang (namakamu), jari-jarinya kaku berada di perut (namakamu)—dia sedang menggelitiki (namakamu)—dan tangan (namakamu) mencengkram kuat tangan kanan Iqbaal. Wajah mereka berdua memandangnya dengan sikap bertanya-tanya.
Sadar kalau fokus mata Aldi tak mengarah pada mata mereka berdua. (Namakamu) maupun Iqbaal mengikuti kemana mata Aldi tertuju.

Cerbung Desire And Hope - Part 2

Part 2

Muhammad Aryanda.

OoO

Pemuda itu mengangguk. ”Lo (namakamu) kan? Gue Iqbaal.” Mereka saling menjabat tangan selama beberapa detik. ”Kayaknya lo sama Aldi deket banget ya? Kayak orang pacaran.”
”-__-??”
”Kenapa?”
”Engga, lo orang yang kesejuta entah berapa yang ngomong kayak gitu. Padahal gue sama dia cuma sahabatan.”
”Iya, gue tau.”

Cerbung Desire And Hope - Part 1

Part 1

Muhammad Aryanda.

OoO
Pilih mana, orang lama yang mampu membuatmu merasa nyaman saat di dekatnya atau orang baru yang mampu membuat jantungmu berdebar-debar?

*
”Al..”
”Di..”
”Aldi!!”
”Nyet!”
Plak!

Cerbung Soul - Part 2

`Soul`

Part 2

Muhammad Aryanda.

OoO
Di part kemarin gue lupa nulis flasbacknya, dan part ini udah gak ceritain masa lalu lagi. Oke? Dan gue bakalan ser ulang artikel di part pertama karena ada kesalahan.

*
[DailyNews]—Tampaknya tiga agensi hiburan. terbesar di Indonesia (Stars Group, I-Generation dan Evaluation Entertainment) akan saling bersaing sengit untuk generasi girlgrup baru mereka.
SG yang sudah berada diposisi depan dalam persaingan ini karena boygrup mereka, yang debut dua tahun lalu sangat hit yaitu CJR, akan mendebutkan sebuah girlband baru. Dan beberapa waktu belakangan ini telah mengisyaratkan bahwa CJR akan membuat comeback mereka lagi pada bulan November ini. Tampaknya untuk mengejar ketinggalan dengan kesuksesan dan pupolaritas yang luar biasa dari CJR. I-G dan EVL juga telah memutuskan untuk memulai langkah mereka untuk mendebutkan kelompok baru mereka sendiri.
EVL akan mempersiapkan debut girlband baru mereka 'F-U', yang telah menjadi sangat populer dan terkenal karena partisipasi mereka dalam program 'Stars Meet' sebagai Tim A . Mereka akan membuat debut resmi mereka pada bulan November mendatang.
Sementara itu, I-G juga sedang mempersiapkan untuk memulai debut girlsband baru mereka yang terdiri dari 5-anggota pada bulan Oktober dengan nama 'SISTERS'. Para anggota juga sudah muncul pada September di 'Stars Meet' dan berkompetisi melawan trainee EVL. Mereka juga dari berbagai negara, seperti Amerika, China, dan Hong Kong, karena mereka dipilih melalui audisi global. Sementara ini mereka telah bekerja pada musik baru mereka untuk beberapa waktu sekarang.
Tidak diragukan lagi, kelompok-kelompok ini dan CJR yang sudah ada akan menjadi generasi baru yang bersaing ketat!
*
”Mulai sekarang kamu bertindak sebagai Leader di grup ini. Lakukan yang terbaik.” Katanya sambil berjalan lalu menepuk pundak gadis itu.
Pak Ed keluar dari ruangan. Dan empat gadis lainnya menatap tak percaya ke arah gadis itu...
”(Namakamu)?”
”Gue masih kaget sama keluarnya Salsha, dan sekarang..”
”Gue yakin seyakin-yakinnya kalau gue lagi mimpi. Lo anak kemarin sore.”
”Pak Ed gak pernah ragu sama pilihannya, dan gue yakin apa yang dia lakukan adalah yang terbaik. Fighting!”
•Flashback Off•
OoO
(Namakamu) baru saja menekan shutdown pada laptopnya dan meletakannya di meja kecil di sebelah tempat tidur, lalu dia membaringkan tubuhnya. Matanya memandang langit kamar. Manik matanya bergerak liar, bersamaan dengan itu secerca perasaan bahagia mulai menjalar ke setiap pembuluh darahnya. (Namakamu) merasakan sesuatu yang amat besar dan bahagia seakan meracuni sel-sel dalam tubuhnya. Ya. Dia bahagia, baru saja dia membaca salah satu Artikel di DailyNews yang membahas tentang Debutnya sebuah beberapa Girlgrup baru, yang satu di antaranya adalah grupnya.
Sekarang sudah pukul sepuluh malam, tapi (namakamu) masih terlalu letih untuk tidur. Tentu saja. Dia baru saja selesai latihan. Dan karena hanya tinggal sebulan lagi grup yang di naunginya akan debut, (namakamu) beserta rekannya yang lain harus tinggal selama beberapa saat di dorm dekat Gedung Perusahaan.
(Namakamu) sebenarnya sekamar dengan Bella, tapi entah kemana gadis itu. (Namakamu) tidak terlalu memikirkannya.
(Namakamu) benar-benar tidak bisa tidur, jadi dia menghepaskan selimut yang sudah membalut setengah tubuhnya dan berlari kecil keluar kamar. Ketika dia tiba di ruang utama, (namakamu) tidak mendapati siapapun. Kemana semua orang? (Namakamu) berusaha bersikap tenang dengan memanggil temannya satu persatu.
”Bell,”
”Kak Rena?”
”Tasya?”
”Chinta?”
”Yura?”
Tidak ada balasan. (Namakamu) sudah memeriksa kamar mereka, dan dapur. Hanya ada ruangan itu di dorm kecil ini. Jadi harus kemana lagi (namakamu) mencari mereka?
(Namakamu) berjalan ke sofa yang paling dekat dengannya, lalu duduk. Berusaha untuk mengabaikan kesunyian yang entah mengapa tiba-tiba terlalu kentara.
Sialan!
(Namakamu) merutuki kebodohannya. Mereka memang tidak ada di rumah tapi pasti mereka membawa ponsel, (namakamu) kan bisa menghubungi mereka. Bodohnya.
[Line]
(Namakamu): Lo smw pd kemana?
Berselang dua menit baru (namakamu) merasakan ponselnya bergetar dan itu balasan dari Bella.
Bella: gedung,, sshh, ganggu aja lo,,,
(Namakamu): o
Bella: kamvret. Mndng lo kmri,, ada brta w o w
(Namakamu): berita apaan?
Dan Bella tidak membalas chat terakhir yang (namakamu) kirim. (Namakamu) mengutuk gadis itu sebal. Bella memang selalu seperti itu, membawa kabar yang katanya 'wah' tanpa mau menjelaskannya lebih lanjut. Gadis itu ingin membuat orang-orang penasaran, dan mereka harus melihat sendiri.
Sebelum (namakamu) benar-benar tertidur di sofa karena terus membayangkan kebiasaan Bella, buru-buru dia beranjak dari sofa dan keluar rumah.
*
Jarak dari dorm ke gedung tidak terlalu jauh. (Namakamu) hanya perlu menyebrang jalan raya yang mulai sepi itu, lalu berjalan melewati tiga toko, dan tepat di sebelahnya adalah Gedung Perusahaan Musik milik Pak Ed.
Waktu pertama kali Pak Ed membawanya kemari, (namakamu) pikir gedung itu adalah bangunan kosong tanpa ada penghuninya. Dan dia juga sempat berpikir kalau pria itu hanyalah omong kosong tentang bagaimana pria itu akan mendebutkannya menjadi seorang penyanyi.
(Namakamu) masih ingat betul bagaimana gambaran gedung yang sekarang berada di hadapannya. Selain tampak tak berpenghuni, di depan gedung itu juga banyak penjualan kaki lima yang selalu mengotori perkarangan depan gedung tersebut. Belum lagi pohon lumayan besar yang hampir setiap saat menjatuhkan daun-daun kering. (Namakamu) pikir, kenapa Pak Ed tidak menyuruh orang untuk menebang pohon itu saja.
Angin malam sedingin es berhembus menabrak kulit (namakamu) yang telanjang. (Namakamu) merutuki kebodohannya karena tidak membawa sweter atau apa saja yang bisa melindungi dirinya dari dinginnya malam. Sebelum (namakamu) semakin kedinginan, ada baiknya kalau dia bergegas melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung.
*
Saat pertama kali memasuki gedung ini. Poster boy grup kebanggan Pak Ed langsung menatap (namakamu). Di sepanjang dinding lobi ini banyak di pajang poster Comeback CJR, yang akan berlangsung bulan November nanti. Sebulan lagi. Tapi karena begitu banyaknya antisipasi dari kalangan remaja untuk CJR, Pak Ed mulai membocorkan sedikit demi sedikit mengenai Comeback CJR bulan depan nanti. Padahal, seharusnya poster-poster yang akan di pajang saat ini serta pembocoran melalui media di lakukan 10 hari lagi.
CJR? Renung (namakamu), dia memang satu manejemen dengan tiga orang personil grup itu. Tapi sungguh, (namakamu) sama sekali belum pernah mengobrol dengan mereka. Terkecuali Kiki. Beberapa minggu lalu (namakamu) sempat mengobrol dengan Leader dari CJR itu. Kiki mengucapkan selamat kepada (namakamu) atas girlgrupnya yang akan debut.
CJR yang paling teratas. Mereka terkenal. Hampir setiap hari ada wajah mereka di televisi. Tak hanya itu, visual mereka juga berkali-kali wajahnya terpampang di majalah-majalahterkenal. Setiap minggunya. Astaga.
”Aldi...Iqbaal...Kiki.” Kata (namakamu) sambil menunjuk wajah personil CJR satu persatu di poster yang ada di hadapannya.
Poster di hadapannya itu menunjukkan gambar posisi personil CJR; Aldi Iqbaal Kiki. Telunjuk (namakamu) yang berhenti di wajah Aldi secara otomatis bergeser ke wajah laki-laki di sebelahnya. Iqbaal. Dan langsung mengingatkan (namakamu) pada adik perempuannya yang bernama Aqila. Aqila juga salah satu trainee di perusahaan ini, tapi bukan karir Aqila yang (namakamu) pikirkan saat ini, melainkan kalau Aqila sangat mengidolakan Iqbaal CJR.
Iqbaal adalah visual grup CJR, wajahnya selalu yang paling bersinar di setiap poster ataupun cover untuk CJR. Laki-laki itu memiliki senyuman yang menurut Aqila sangatlah tidak baik untuk kesehatan jantung para kaum hawa. Belum lagi kepribadian Iqbaal yang dingin serta tatapan matanya yang begitu mengintimidasi.
Haahh, kenapa (namakamu) malah membahas laki-laki itu, laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.
(Namakamu) memutar badannya, dan dia agak kaget saat berbalik dan dirinya menabrak seseorang yang baru saja ingin berbelok menujut lift.
”Maaf,” (namakamu) menunduk. Tidak berani menatap orang itu, (namakamu) selalu seperti itu.
”Lain kali hati-hati.” Kata orang itu yang ternyata adalah seorang laki-laki. Suara denting pintu lift terdengar, orang itu masuk dan barulah setelah beberapa detik kemudian (namakamu) baru bisa bernapas legah.
*
”Kemana aja lo, di tungguin daritadi juga.” Bella yang pertama kali menyemprot (namakamu).
”Emangnya ada apaan sampe lo mau nungguin gue?” (Namakamu) bingung, jelas saja karena dia tidak tahu kalau orang-orang yang ada di ruangan ini menunggunya.
”Sebenernya kita gak nungguin kok, cuma mengharapkan kedatengan Kakak aja.” Yura yang paling muda dan sering pake kacamata padahal matanya sama sekali gak minus itu ikut nimbrung.
”Maksudnya?” (Namakamu) belum terlalu paham, mereka gak nungguin (namakamu) tapi mereka mengharapkan kehadiran (namakamu).
”Yaelah, ribet banget kalian berdua. Gini loh, (namakamu). Lo masih inget gak sama cewek yang pernah jadi anggota di grup kita dulu.” Kata Chinta yang menganggap kalau Bella dan Yura gak langsung To The Point.
Sebelah alis (namakamu) terangkat.
”Wooo! Lo sama aja, ngapain pake ngasih clue segala, kasih tau terus kek namanya Salsha.” Sahut Rena, yang paling tua dari mereka semua tapi tingkahnya masih sering kayak bocah.
Jantung (namakamu) berdetak dan berhenti selama beberapa detik. Salsha? Apa hubungannya dengan Salsha, dan (namakamu) masih belum mengerti kenapa pembicaraan ini malah mengarah ke Salsha? Gadis yang sudah lama sekali tidak dia dengar namanya, tepatnya saat (namakamu) baru menginjakkan kakinya di gedung ini.
”Oh, Salsha.” Ucap (namakamu).
Bella, Yura, Chinta, dan Rena memandang (namakamu) bingung. Hanya itu respon (namakamu)? Selama beberapa detik keempat gadis itu masih memandang (namakamu) dengan tatapan yang sama. Sampai akhirnya (namakamu) sendirilah yang memecahkan kesunyian itu.
”Kenapa sama Salsha?” Tanya (namakamu) berusaha nyengir.
”Lo udah ngantuk ya?” Bella balik nanya.
(Namakamu) menggeleng.
”Tadi kita liat dia di televisi,” jawab Rena.
”Sama grupnya.”
”Dia udah debut, dan gak ada tanda-tandanya.”
”Mungkin di salah satu perusahaan kecil.” Celetuk Bella.
”I.G Entertaiment bukan perusahaan kecil, Bella.” Rena mengingat dengan menekankan setiap kata pada kalimatnya, Bella hanya nyengir. Gadis itu cuma becanda.
”Nama grupnya apa?”
Atmosfer di antara mereka rasanya terlalu hampa dan menyebalkan, jadi ketika (namakamu) bertanya seperti itu dan mereka lupa apa nama grup Salsha, mendadak kericuhan terjadi. Mereka berjalan mendekat ke arah meja yang ada laptopnya, di layar laptop itu masih tertera situs Youtube dan memperlihatkan sebuh MV (Music Video) sebuah girlgrup yang sudah di tonton lebih dari 200K.
”SISTERS'.”
”Serius?” Suara (namakamu) naik satu oktaf, dan itu terdengar seperti orang yang sangat penasaran. Semua menoleh ke arahnya dan mengangguk.
”Emangnya kenapa?” Tanya Chinta.
”Gue barusan aja baca artikel tentang debut girlgrup barunya I.G Entertaiment dan itu memang SISTERS.” Jelas (namakamu), mendadak mereka menjauh dari meja dan mendekat pada (namakamu).
(Namakamu) yang merasa kalau dia sudah membawa topik hot merasa menyesal. (Namakamu) tidak suka begosip.
”Dan, yah, gue gatau kalo salah satu anggotanya itu adalah Salsha. Dan katanya juga grup itu udah sempat tampil di tivi kok. Emang salah satu dari kalian gak ada yang liat?” (Namakamu) buru-buru menjelaskan secara singkat dan segera melemparkan pertanyaan agar semua mata beralih darinya.
Tak ada yang menjawab, dan tentu saja di antara mereka mana mungkin ada yang sempat menonton acara televisi di waktu-waktu seperti ini. (Namakamu) saja sangat jarang bertemu dengan orang tuanya, saat pulang sekolah (namakamu) langsung pergi ke gedung untuk melakukan latihan wajib agar bisa menjadi penyanyi yang berbakat dan pulang saat orang rumahnya sudah tertidur. Itu dia lakukan selama dua tahun penuh.
”Pak Ed mungkin aja tau.” Suara Yura tiba-tiba saja mengisi kesunyian ini.
”Mungkin.” Suara Bella.
”Kalau dia tau, kenapa dia gak kasih tau kita ya?” Renung Rena lebih pada dirinya sendiri.
”Mungkin aja hubungan dia sama Salsha udah gak baik kayak dulu.” Chinta berpendapat.
”Atau, bisa jadi itu karena dia gak mau mengalihkan fokus kita yang sebentar lagi memang mau debut.” Kata Bella yang masih mempunyai kemungkinan lain.
Hening. Tidak ada yang bersuara lagi setelah itu. Dan beberapa menit kemudian, pintu ruangan ini terbuka memperlihatkan sosok Tasya yang entah darimana.
”Lo habis darimana?” Tanya Bella penuh selidik. Semenjak seminggu yang lalu, Tasya itu jadi jarang gabung sama mereka padahal mereka itu satu grup, gadis itu juga sering menghilang tiba-tiba terus dateng tiba-tiba juga.
”Hmm, gue habis dari..toilet.” Jawabnya sambil cengengesan. ”Oia, kalian kok belum pada pulang sih? Emangnya gak ngantuk? Gue sih udah ngantuk, jadi gue balik duluan ya. Dahh.” Tuh kan, kalau dia kesini cuma mau bilang kalau dia mau pulang ngapain dateng? kan Tasya bisa chat salah satu dari mereka.
Punggung Tasya menghilang di balik pintu. Suasana kembali hening tapi tidak terlalu karena (namakamu) entah sejak kapan menonton MV milik SISTERS' grupnya Salsha. Lagu 'Falling In Love' milik SISTERS' mengisi ruangan ini.

*
Sekarang udah pukul satu pagi. Yura, Chinta, dan Rena udah balik ke dorm. Tinggal (namakamu) dan Bella yang masih berada di gedung ini. Sebenarnya mereka tadi berniat pulang bersama-sama, hanya saja tiba-tiba Bella merasakan kalau perutnya mules dan dia meminta (namakamu) agar menunggunya, sementara dia BAB di toilet.
(Namakamu) duduk di lantai yang agak jauh dari toilet sambil memainkan mobil remote, entah milik siapa, yang jelas (namakamu) menemukannya ketika dia sedang berjalan ke arah toilet.
”Bellla lama banget, gue udah ngantuk banget nih.” Gerutunya, tapi (namakamu) masih fokus dengan remote control di tangannya serta sepasang matanya menatap mobil yang berada beberapa meter di hadapannya.
Mata (namakamu) nyaris tertutup dan dia berusaha sekuat tenaga agar tidak tertidur disini. Apa yang Bella lakukan sebenarnya di dalam sana? Ini sudah hampir sepuluh menit tapi gadis itu tak kunjung keluar, apa mungkin gadis itu tertidur di toilet? Pemikiran itu membuat (namakamu) beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah toilet, tapi sebelum itu, mobil yang berada jauh di depan sana tiba-tiba saja menabrak seseorang.
(Namakamu) mengurungkan niatnya untuk mengecek Bella. Sekarang dia diam mematung sementara laki-laki yang menjadi korban mobil remotenya itu menatapnya tajam lalu menendang mobil itu sampai rusak, sepertinya suasana hati laki-laki itu sedang buruk. Yang membuat (namakamu) semakin diam nyaris tak bergerak adalah saat laki-laki itu berjalan menghampirinya.
Apa yang akan dia lakukan?
”Letakan! Letakan!” Katanya setengah membentak, (namakamu) secara reflek menjatuhkan remote control di tangannya.
”Ma-maaf.” (Namakamu) menunduk. Dia malu sekali terlebih lagi laki-laki yang ada di hadapannya sekarang itu tiba-tiba saja menengadahkan wajahnya.
”Lo cewek yang tadi kan? Yang nabrak gue di lantai dasar?” Tanyanya, sebelah alisnya terangkat dan sepasang matanya yang tajam itu berkilat ngeri tapi itu tak membuat ketampanan yang ada pada dirinya menghilang.
”Ma-maaf, aku gatau kalau tadi itu Kak Iq..”
”Karena lo nunduk terus! Kalalu minta maaf itu harus liat wajah lawan bicara lo, biar mereka tau kalau lo itu beneran tulus minta maaf sama mereka.”
”I-iya.” Kata (namakamu) mengerti seraya menundukan kepalanya. Lagi.
”Jangan nunduk!” Perintahnya. (Namakamu) kalut dan langsung menengadah.
”Iya, kak, maaf.”
Hening. Tidak ada yang bersuara. (Namakamu) tahu kalau seharusnya sekarang dia merasa takut karena sudah di bentak seperti itu oleh seniornya ini, tapi entah mengapa ada perasaan senang yang menggelitik hatinya ketika melihat wajah laki-laki yang ada di hadapannya ini.
(Namakamu) pernah melihat laki-laki itu, meskipun dengan jarak yang tak sedekat ini. Dia pernah berpikir kalau orang-orang yang mengidolakan laki-laki ini terlalu berlebihan karena hanya kata 'ganteng, keren, cool' saja yang bisa di lontarkan, tapi nyatanya, entah ada semacam karisma apa yang di miliki laki-laki itu hingga mampu membuat orang-orang di sekitarnya merasa sangat nyaman. Itu yang (namakamu) rasakan saat ini. Apa mungkin itu karena wajahnya yang tampan?
'Dia nyuruh gue jangan nunduk terus tapi dia ngeliatin guenya gitu banget. Gue nunduk gak ya?' Batin (namakamu).
”Jangan nunduk!”
Sialan, padahal (namakamu) baru saja ingin menundukan kepalanya tapi laki-laki itu langsung mengangkat dagunya.
”I-iya, Kak.” Suara (namakamu) gemetar, dan demi apapun sekarang (namakamu) sangat ingin menangis. Laki-laki ini jahat sekali.
”Sekarang lo ikut gue.”
Bahu (namakamu) lemas, dan rasanya bukan hanya bahunya saja. Dia rasa seluruh saraf dalam tubuhnya berhenti bekerja begitu laki-laki itu menarik lengannya dengan sangat kasar. Laki-laki itu berjalan sangat terburu-buru membuat (namakamu) berkali-kali tersandung, dan parahnya dia mengabaikan ringisan (namakamu). Kejam.
Ketika mereka keluar dari gedung, (namakamu) baru teringat akan sosok Bella yang masih berada di toilet.
”Kak, temenku.” Kata (namakamu), dia agak aneh mendengar kalimatnya yang terdengar agakn baku itu. Kenapa bisa jadi kayak gini.
Tapi laki-laki itu tak merespon ucapan (namakamu), mereka berdua terus berjalan menembus malam yang sangat dingin. Para pedagang kaki lima masih setia berdagang di pinggir-pinggirjalanan, banyak toko yang sudah tutup dan jalanan raya nyaris tak ada orang. Tidak seperti saat siang hari.
(Namakamu) tidak tahu akan di bawa kemana oleh laki-laki ini. Apakah dia akan memberi hukuman kepada (namakamu) karena (namakamu) tidak sengaja menabrakan mobil-mobilannya ke sepatunya? Kalau memang seperti itu ini sangat keterlaluan..
Bruk!
(Namakamu) yang terus berjalan di belakang laki-laki itu—tepatnya di tarik—tiba-tibasaja menabrak punggung laki-laki itu. (Namakamu) yang sibuk melamun tak memperhatikan kalau laki-laki itu berhenti.
”Aduh,” desis (namakamu) pelan, dan dia berharap kalau laki-laki di hadapannya ini tidak mendengar ucapannya.
Selama beberapa detik (namakamu) mengelus keningnya secara berlebihan, detik berikutnya tangannya di tarik lagi.
”Pak satenya kayak biasa..”
(Namakamu) menyingkirkan tangannya dari keningnya, dia menengadah dan menatap wajah laki-laki itu dengan mata dan mulut yang terbuka sempurna. Sate?
”Dua porsi.” Lanjutnya, dia menoleh ke (namakamu). ”Duduk.”
Mata (namakamu) menyipit ke arah laki-laki itu dan dia duduk, sesuai perintah. Dia ini laki-laki yang menyebalkan ya, (namakamu) harus mengingatnya dan harus memberitahu Aqila besok tentang ini.
”Apa?” Tiba-tiba suara laki-laki itu menusuk telinga (namakamu).
(Namakamu) menggeleng. ”Galak banget.” Imbuhnya sangat pelan.
”Gue denger,” sahut laki-laki itu, lalu dia memutar kursinya, dan sekarang wajahnya menghadap (namakamu).
(Namakamu) tidak suka ini.
”Lo benci sama gue? Menurut lo gue ini sombong? Angkuh? Sok berkuasa? Atau gimana?” Tiba-tiba saja rentetan pertanyaan itu keluar dari mulutnya, (namakamu) bingung dan menunduk. ”Kalau di tanya jawab, bukan nunduk.”
Saat (namakamu) menengadahkan wajahnya, di tatapnya laki-laki itu dengan tajam tapi (namakamu) tidak bersuara. Kalau dia ingin menyuarakan isi hatinya, itu akan terdengar tidak sopan untuk laki-laki ini yang lebih tua darinya.
Pesanan datang dan laki-laki itu melupakan pertanyaannya. Dia memakan sate dengan sangat lahap, membuat (namakamu) menelan liurnya.
”Kenapa lo diem aja? Lo gak mau makan?”
”I-iya.”
(Namakamu) berusaha untuk tidak memperdulikan laki-laki itu, tapi entah mengapa kepalanya selalu saja menoleh ke arah laki-laki itu sampai akhirnya (namakamu) ke-geep dan laki-laki itu menatapnya tajam.
*
(Namakamu) tidak tahu sekarang pukul berapa, ponselnya sudah mati dan dia tidak memakai jam tangan. Dan sekarang, di malam yang sangat dingin ini, dia masih berada diluar, berjalan kaki, di jalanan bersama laki-laki tadi percis seperti gembel yang tak mempunyai rumah.
”Soal tadi sori.” Suara laki-laki itu melenyapkan sedikit kehampaan yang ada di antara mereka.
(Namakamu) diam saja karena (namakamu) yakin kalau masih ada beberapa kalimat lagi yang akan keluar dari mulut laki-laki itu.
”Gue lagi kesel karena berita hari ini, dan seharusnya gue memang gak baca artikel itu..dan jadinya yah kayak gini, merusak suasana hati gue,” Laki-laki itu bercerita dengan sendirinya, tapi lebih terdengar dia berbicara pada dirinya sendiri. ”Kok gue malah jadi curhat sama lo.” Laki-laki itu nyengir tepat saat (namakamu) menoleh ke arahnya.
'Aqila gak bohong' batin (namakamu).
”Hmm, daritadi gue ngajak lo ngomong terus tapi gue gatau nama lo. Hm?”
”(Namakamu).”
”Oh, (namakamu), kalau gue Iqbaal.”
”-________-" semua orang juga tau.”
Iqbaal tertawa melihat ekspresi (namakamu).
Setelah tawanya meredah, dia berbicara lagi. ”Udah berapa lama trainee disini?”
”Dua tahun.”
Iqbaal agak kaget mendengar jawaban (namakamu). ”Dua tahun? Tapi kok rasanya wajah lo asing banget ya?”
(Namakamu) tersenyum miris. Ini orang memang sibuk banget padahal (namakamu) itu yang paling sering mondar-mandir di gedung, tapi emang iya sih, (namakamu) juga jarang ketemu sama Iqbaal.
”Kakak kan sibuk.” Balas (namakamu) kalem.
Sebelah alis Iqbaal terangkat. ”Lo kelahiran tahun berapa?”
”98,”
”Oh, cuma beda dua tahun. Panggilnya Iqbaal aja, lagian gue gak suka di panggil Kakak.”
(Namakamu) tidak menjawab perintah Iqbaal. Dia hanya diam membisu sambil sesekali kakinya menendang kemasan minuman kaleng yang bertebaran di sepanjang jalan. (Namakamu) sudah terlalu lelah, dan kelelahan itu semakin bertambah saat tahu kalau besok adalah hari senin.
Gue bakalan kesiangan lagi. Rutuknya.


Bersambung...



Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagrram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52&_ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C

Cerbung Song From SoniQ - Part 11

Part 11
-Aqifah Anasyah-
***
Kemaren pendek banget yaa? Wkwkwk.Part ini EKSTRA PENDEK! haha *ketawa jahat
Okee.Hepi Riding^_^

***

Cerbung Song From SoniQ - Part 10

Part 10

-Aqifah Anasyah-

***
Halo*tampang polos
Udah berapa hari nggak next? wkwk,maapin belbi qaqah :'v
Tapi,yang penting ini udah di nextkan? wkwk.Comment yang cinn :'v.PENDEK WOII!
Okee.Hepi Riding^_^


***

Cerbung Song From SoniQ - Part 9

Part 9

-Aqifah Anasyah-

***
Maaf nggak next kemaren.Nggak ada ide-_-
INI PEDEK YAAA!! <<--- Baca woii!
Jangan pada protes kalau pendek,masih mending gue next.Daripada gue stop.Belbi lagi pusing gils ;'D
Okee.Hepi Riding^_^

***
"(NAMAKAMU)! BANGUNNN!!"teriak Salsha tepat di telinga (namakamu).Yanglainnya hanya terkekeh,kecuali Adiba.
"Ngh..apa sih Kak.Masih pagi juga"ucap (namakamu) masih dengan keadaan mata yang tertutup dan suara yang agak parau,suara khas orang bangun tidur.
"Heh,ingat nggak lo de? Kita mau nobar woii"ucap Salsha kesal.(namakamu) langsung membelalakkan matanya.Astaga!
"Gue lupa Kak! Udah pada mau berangkat?"tanya (namakamu) dengan panik.
Salsha memperlihatkan jejeran giginya itu."Belum sih,gue aja belum siap-siap"ucap Salsha dengan wajah tanpa dosa.(namakamu)melemparkan bantal ke arah wajah Salsha.
"Rese lo Kak! Ngapain coba bangunin gue pagi-pagi? Lo aja belum siap,ishh"ucap (namakamu) kesal dan mengerucutkan bibirnya.Salshamencubit pipi Adiknya itu dengan gemas.
"Udah deh,jangan ngambek.Lo pergi cepetan mandinya,kan lo yang paling lelet"ucap Salsha memajukan bibir bawahnya.
"Kampret lo Kak"ucap (namakamu) segera bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandi.Adiba menatap (namakamu) yang kini membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalamnya.
"Lo jangan natap kayk gitu ke arah Adek gue"ucap Salsha.Adiba menatap Salsha dengan tatapan tajam."Apa urusannya sama lo?"tanya Adiba meremehkan.
Salsha tersenyum miring."Lo nggak pantes ada di sini.NGGAK PANTES!"ucap Salsha dengan penuh penekanan di setiap katanya.
"Maksud lo apa?! Hah?! Seharusnya Adek lo yang nggak pantes ada disini! Dia itu bukan siapa-siapa tau nggak!"ucap Adiba marah.
"Lo--"ucapan Salsha berhenti saat Cassie dan Steffy mengelus punggungnya."Sabar Sal,tahan emosi lo"ucap Steffy dan Cassie mengangguk.
Salsha menatap Adiba dengan tatapan tajamnya.Adiba dengan tatapan remeh,kemudian Salsha berlalu menuju kasurnya dan (namakamu) dengan kesal.Menit selanjutnya (namakamu) keluar dengan baju berwarna abu-abu dan celana pendek di atas lutut berwarna biru serta kemeja bermotif kotak-kotak yang berwarna biru.
*
Saat ini CJR dan Ellovi serta (namakamu) dan Adiba berada di salah satu bioskop di dalam mall yang terletak di Semarang.Sudah banyak orang yang berada di ruangan studio 1 ini.(namakamu) asik memainkan ponselnya.Menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan di aplikasi Ask.fm.
Ask.Fm
________
@(namakamu)Drnta
Bener nggak sih,lo pacaran sama Iqbaal? [Babby]
Nggak,kata siapa? [(namakamu)Drnta]
Follback Kak,please [GueGila]
Down yaa [(namakamu)Drnta]
Cabe lo! [Anon]
Off Anon! Kalau lo emang nggak takut,jangan di anon dong! Dasar emang tukang judge! [(namakamu)Drnta]
Hai Kak^_^ [Lulululululu]
Hai jugaaa:) [(namakamu)Drnta
Beneran lo pacaran sama Iqbaal? [Elu]
Ngaaaaakkkkk [(namakamu)Drnta]
Let me be your.... [Pisang]
Friends [(namakamu)Drnta
Ada rasa suka sama Iqbaal? [Anon]
Maybe.Off anon yaaa kalau punya nyali [(namakamu)Drnta]
Sok ngartis lo! Ngaca dong! Lo cuman numpang tenar,yepan?! Dasar! [Anon]
Gue nggak sok ngartis! Gue nggak numpang tenar! Yang ada lo kali yang numpang tenar! [(namakamu)Drnta]
Flbck [Anon]
Off anon dulu:) [(namakamu)Drnta]
____________
(namakamu) melogout Ask.Fmnya itu,karena film akan segera dimulai.(namakamu) duduk di samping Iqbaal,entah kenapa keduanya tak mau berpisah.(namakamu) menatap Iqbaal yang tengah bercanda dengan Adiba.Ada rasa sakit di dalam sana,entah apa itu.
“Lo kenapa de?”tanya Salsha dan (namakamu) menggeleng pelan kemudian ia tersenyum tipis.Salsha menatap ke arah Iqbaal yang tengah bercanda dengan Adiba tanpa memperdulikan (namakamu).Salsha menggeram kesal kemudian menarik tangan (namakamu) dan menyuruhnya duduk disampingnya dan Cassie.
“Kenapa sih Kak?”tanya (namakamu) kesal.Salsha menatap tajam (namakamu).
“Lo mau tetep duduk di situ? Liat Iqbaal sama Adiba lagi becandaan dan lo nggak di anggap?”kesal Salsha menatap (namakamu) dengan jengkel.(namakamu) menghembuskan nafas beratnya kemudian mengangkat bahunya acuh.
Film CRTM 2 telah dimulai.Kadang (namakamu) memalingkan wajahnya saat adegan Iqbaal dan Adiba berlangsung.(namakamu) menatap Iqbaal yang tertawa melihat aktingnya dengan Adiba,dan mengajak Adiba berbicara.Apakah Iqbaal tidak menyadari bahwa (namakamu) tidak di sampingnya? Ataukah ia sudah tahu,tetapi pura-pura tidak tahu? Atau memang Iqbaal tidak peduli? Entahlah.
Setelah 2 jam,film CJRTM 2 telah selesai.Sebelumitu,para pemain CJRTM 2 yang hadir berselfie ria dengan COmate yang menonton tadi.Setelah itu MCJR,Ellovi,(namakamu) dan Adiba pergi mencari makanan.


Bersambung ...


Karya : Aqifah Anasyah
Instagram Aqifah_Anasyah
Follow Twitterku : @_BayuPrasetya
Instagram : _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan!!

Cerbung Song From SoniQ - Part 8

Part 8
-Aqifah Anasyah-


***
Hello!
Kemaren gue nggak next ya? Hihi maafin belbi T.T
PART INI PEDEK! PAKE BANGET! <<- Baca noh!
Okee.Hepi Riding^_^


***
Setelah sedikit berkeliling untuk mencari hotel yang dekat dengan lokasi nobar CJR,akhirnya mereka menemukannya.Kak Patrick memesan tiga kamar yang pastinya satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuannya.Member Ellovi,(namakamu) dan Adiba sekamar.Iqbaal,Aldi dan Bang Kiki juga yang pastinya sekamar.Dan Kak Patrick? Owalah dia sendiri colonthree emotikon
(namakamu) merenggangkan tangannya.Ia merasa lelah dan masih mengantuk setelah tadi ia tertidur di pesawat.

Cerbung Song From SoniQ - Part 7

Part 7
-Aqifah Anasyah-


***
Kecewa deh sama kalian;;(
Like dan comment nya menurun drastis.Gue kecewa banget.Untung gue masih baek,jadi gue masih next nih cerbung;;')
Rapopolah gue.COMMENT BAWEL DONG!! HIKSS!!
Oiya,karakter (namakamu) gue ubah yaa.Yang tadinya IU jadi Park Hyo Jin.Satu lagi,disini ada yang bisa buat Cover nggak?
Okee.Hepi Riding^_^

***
(namakamu) menghembuskan nafasnya bosan.Sedari tadi Pak Ijo belum menjemputnya,padahal sudah hampir setengah jam ia menunggu dan orang-orang di sekolah semakin sedikit.(namakamu) sangat kesal jika harus menunggu seperti ini.Bukannya takut sendiri,tetapi ia tak suka bila harus berdiam diri,menunggu dan seperti orang bodoh.
“Duhh,lama banget sih jemputnya”kesal (namakamu).
10 mneit berlalu,dari arah kanan ia dapat melihat mobil yang dikendarai Pak Ijo.(namakamu) bernafas lega.

Cerbung Song From SoniQ - Part 6

Part 6
-Aqifah Anasyah-

***
Comment bawel kalian mana? Huaa!!
Gue sedih tau.Gue tau,part kemaren pendek banget.Mood gue kemaren bener-bener hancur! Gue putus sama si doi.Kalian ngertiin gue dong.Hikss..semoga part ini bikin kalian puas dehh dan nggak bosan :').Sebenernya nggak mau next dulu,karena mood gue belum baik total,tapi demi kalian nggak apa-apalah;;')

***
(namakamu) bernafas lega saat pagar sekolah belum ditutup.Kelas masuk 5 menit dimulai dari sekarang dan (namakamu) segera berlari.
“Bisa telat gue nih”gumam (namakamu) masih saja terus berlari.Sesampainya di kelas (namakamu) kembali bernafa lega karena guru yang mengajar di kelasnya belum masuk.
“Kok lo telat sih,(nam..)?”tanya Katya,ia adalah teman sebangku (namakamu).”Nggak ada yang bangunin gue”jawab (namakamu) dengan jujurnya yang urghhh.

Cerbung Song From SoniQ - Part 5

Part 5
-Aqifah Anasyah-


***
Curhat boleh? .-.
Ekhmm .. tadi gue nggak jadi ulangan masa_- guru gue nggak dateng.Dia lagi saki katenye.Kesel banget g
ue.Ehh Happy Satnite mblo tongue emotikon.
Okee.Hepi Riding^_^


***
"Ihhh! Ini nggak bisa dibiarinni! (namakamu) emang cabe! Gue yakin dia pake pelet! Huh!"kesal Adiba menghentakkan kakinya ke lantai rumahnya."Niatnya sih mau nonton Iqbaal supaya mood gue jadi baik.Ehh ini malah tambah jelek mood gue"omel Adiba.
"Kamu kenapa sih,Dib?"tanya Umi Pipik yang tiba-tiba sudah duduk di samping Adiba.
"Ehh,Umi.Bikin Adiba kaget aja.Adiba nggak apa-apa kok Umi"ucap Adiba tersenyum.Fake smile.
"Yaudah,Umi ke dapur dulu yahh.Siapin makan malam"ucap Umi Pipik dan Adiba mengangguk."Oiya,Dib.Cewek yang deket Iqbaal siapa? Cantik banget sih dia"ucap Umi Pipik sebelum berlalu pergi.
"Ihhh
! Umi juga! Kenapa ikut-ikutan sih!"gumam Adiba kesal.

Saturday, March 7, 2015

Cerbung Song From SoniQ - Part 4



***

Iqbaal menaruh (namakamu) di sofa yang sudah tersedia dengan pelan-pelan.Kemudian duduk di sisi sofa yang masih tersisa(?).Iqbaal menatap wajah (namakamu) dengan seksama.
"Ekhmm,jangan ngeliatin adek gue mulu.Entar ketularan cantiknya"ucap Salsha dan membuat Iqbaal tersentak kaget.
"Lo apa-apaansih.Bikin gue kaget aja lo"kesal Iqbaal pada Salsha yang terkekeh.
"Lo suka sama adek gue?"tanya Salsha tiba-tiba."Hah?Suka? Suka sih iyaa,tapi Cinta? Gue belum tahu"ucap Iqbaal mengangkat bahunya.Salsha tersenyum tipis.
"Gue saranin,kalau lo udah jadian sama adek gue,gue mohon lo jangan bikin dia sakit hati atau sampai bikin dia drop"ucap Salsha menatap (namakamu) yang masih tertidur pulas.
"Drop? Mak—“
“Udah,lupain.Oiya kita udah dipanggil untuk ke depan sekarang”ucap Salsha berjalan meninggalkan Iqb
aal yang menatap punggungnya dengan alis yang berkerut.
*

Cerbung Song From SoniQ - Part 3

***

“(namakamu),pake pelet apa sih? Sampai-sampai Alwan juga ikutan”gumam Adiba kesal.
“Adik gue nggak pake pelet apa-apa.Dia emang cantik,baik.Makanya banyak yang suka”
“SALSHA!!”
“Jangan sampai lo benci sama (namakamu) karena ke egoisan lo.Bukan salah (namakamu) kalau Iqbaal suka sama dia.Jangan sampai lo nyakitin adek gue.Lo itu nggak pantes buat Iqbaal”ucap Salsha memandang sinis ke arah Adiba.”Satu lagi,jangan pernah lo bikin (namakamu) nangis”lalu Salsha pergi meninggalkan Adiba yang sangatlah kesal.
“A
rghh! Kakak s
ama Adek nggak ada bedanya!”
*

Cerbung Song From SoniQ - Part 2

***

“Yaelah,(nam..).Minta maaf deh gue”ucap Aldi.(namakamu)menatapnya dan terkekeh.”Nggakapa-apa kali Ald”ucap (namakamu) santai.
“Udah-udah.Giniaja,kita langsung berangkat ke lokasi INBOX yukk.Kalian udah pada minta izinkan ke guru kalian masing-masing?”tanya Bang Kiki dan yang lainnya mengangguk serempak.
Tiiinn .. tiiinn
“Nah,itu mungkin mobil jemputan dari INBOX(?)”ucap Bang Kiki.”Yaudah kita berangkat”
Semuanya segera berlari keluar rumah dengan tergesa-gesa.Bahkan Aldi hampir terjatuh karena tali sepatunya lupa di ikat.Setelah itu mereka berlomba-lomba untuk memasuki mobil.Astaga,kelakuan mereka kayak anak kecil.

Cerbung Song From SoniQ - Part 1

***

“Yaelah,(nam..).Minta maaf deh gue”ucap Aldi.(namakamu)menatapnya dan terkekeh.”Nggakapa-apa kali Ald”ucap (namakamu) santai.
“Udah-udah.Giniaja,kita langsung berangkat ke lokasi INBOX yukk.Kalian udah pada minta izinkan ke guru kalian masing-masing?”tanya Bang Kiki dan yang lainnya mengangguk serempak.
Tiiinn .. tiiinn
“Nah,itu mungkin mobil jemputan dari INBOX(?)”ucap Bang Kiki.”Yaudah kita berangkat”
Semuanya segera berlari keluar rumah dengan tergesa-gesa.Bahkan Aldi hampir terjatuh karena tali sepatunya lupa di ikat.Setelah itu mereka berlomba-lomba untuk memasuki mobil.Astaga,kelakuan mereka kayak anak kecil.

Sunday, March 1, 2015

Cerpen - Hospital



`Hospital`

By Muhammad Aryanda
» One Shoot «

oOo
Di Korea, terdapat peraturan yang berlaku di semua rumah sakit. Ketika pasien masih hidup, gelang berwarna putih diikatkan di lengan kanan mereka. Gelang itu berisi nama pasien serta informasi lainnya. Namun ketika pasien meninggal, gelang itu dilepas dan digantikan dengan sebuah gelang merah yang diikatkan di lengan kiri sebelum jenazahnya dibawa ke kamar mayat.
-oOo-
”Aku hari ini pulang akan sangat larut, maaf,” suara gadis itu sangat merasa bersalah. Pasalnya, ini untuk kesekian kalinya dia membatalkan dinner yang di ajukan oleh sang kekasih.
”Begitu, ya.”
”Ya, tapi akan ku usahakan besok.” Gadis itu tersenyum meyakinkan.
”Aku pernah mendengar itu sebelumnya,” Laki-laki yang sedang berada di dalam mobil itu menerang jauh ke langit tanpa bintang. Dia masih mengingat kata-kata gadisnya ini sepekan yang lalu. ”Kau benar-benar tidak bisa, ya? Padahal aku sengaja menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat hanya untuk makan malam bersamamu.”
Gadis itu hanya diam dan menunduk. Dia benar-benar merasa tidak berguna. Pekerjaannya ini terlalu menyitak waktunya.
”Hei, tidak apa. Jangan bersedih seperti itu. Aku mengerti akan keadaanmu. Jadi, bekerjalah.” Laki-laki itu tersenyum ramah. Senyum khasnya yang menawan itu semakin membuat gadis itu ingin menangis.
”Ya.” Hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya.
”(Namakamu)..,”Panggil laki-laki itu, gadis ini—(namakamu)—segera mengendah. ”Aku mencintaimu.”
Wajah (namakamu) seperti di poles oleh blush on yang berlebihan. Dia membalas dengan wajah yang tersipu. ”Aku juga mencintaimu.” (Namakamu) terkekeh sendiri mendengar nada suaranya yang malu-malu.
”Hei, coba kau lihat, di mataku ada apa? Perih sekali.”
(Namakamu) terkesiap untuk mencodongkan wajahnya. Dan menatap mata laki-laki itu dengan selidik. Mencari-cari sesuatu.
”Tidak ad..”
Kalimat (namakamu) terhenti saat laki-laki itu mengecup sekilas bibirnya dan buru-buru menginjak pedal gas. (Namakamu) mematung sementara mobil kekasihnya itu semakin menjauh dan tak terlihat lagi. Dia sibuk mengatur degup jantungnya yang hendak lepas dari sarangnya. Pasalnya ini ciuman pertamanya sejak mereka menjalani hubungan selama tiga tahun. Percaya? Gue sih engga .-.
”Iqbaal, kau membohongi ku!” Gerutu (namakamu) nyaris kesal dan nyaris ingin berteriak. (Namakamu) berbalik dan melangkah menuju gedung berlantai lima yang ada di hadapannya. Di sepanjang langkah dia tidak henti-hentinya tersenyum seperti orang gila mengingat kejadian yang baru saja dia alami, tentunya sambil memegang bibirnya. Akh! Gila!
*
(Namakamu) merasa sangat lelah saat baru menyelesaikan shift malamnya bertepatan jam tiga dini hari. Dia lebih memilih duduk sambil memijat keningnya dengan lembut. Hari ini memang sangat lelah, tidak, bukan hari ini melainkan karena shift malam ini.
(Namakamu) melintasi koridor di lantai dua dengan langkah perlahan. Rumah sakit ini benar-benar sepi. Di koridor ini benar-benar tidak ada orang. Tentu semua pasien sudah terlelap dan sebagian besar perawat sudah pulang. (Namakamu) bisa saja menelpon kekasihnya untuk menjemputnya dalam situasi seperti ini, tapi kalau dia menelpon kekasihnya, itu akan sangat kelewatan mengingat ini sudah pukul tiga dini hari.
Pintu lift terbuka, (namakamu) segera masuk ke dalam, ada seorang gadis pucat dengan seragam pasien yang kebesaran. (Namakamu) hanya tersenyum seakan itu gambaran hari ini yang terlalu lelah membuatnya tidak dapat berkata-kata lagi. Tampaknya gadis itu juga ingin turun ke lantai dasar.
Begitu pintu lift terbuka, tampak seorang pria paruh bayah mengenakan pakaian serba putih. Gadis yang bersama (namakamu) hendak keluar, tapi (namakamu) buru-buru menarik lengan gadis itu karena melihat sesuatu di tangan pria tadi. (Namakamu) menekan tombol ke lantai dua, dan pintu lift kembali tertutup.
”Hei, Onnie, apa yang kau lakukan?” Tanya gadis itu tampak marah karena dokter ini menariknya masuk kembali.
”Kau beruntung tidak ku biarkan keluar,” kata (namakamu). ”Kau tidak lihat di tangan pria tadi ada gelang merah? Berarti dia sudah meninggal.”
”Gelang merah?” Tanya gadis itu sambil menyingsingkan lengan bajunya yang ke besaran.
”Maksudmu seperti ini?”

THE end.

Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52&_ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C

Situs terkait