Thursday, December 25, 2014

Cerbung Pinocchio - Part 9

`Pinocchio`
Part 9

Muhammad Aryanda.
O-o-o-o-O
Remember me! I'am in da-da-da-da-danger, Pinocchio *sing*-.-"

*
________________
”Cepat naik ke atas!”
”Ibu, apa yang terjadi?”
”Oh, sayang, aku tidak ingin mengatakannya. Sekarang lakukan apa yang di perintahkan ayahmu.”
”Ibu, aku takut.”
”Aku mencintaimu.”
”Aku juga. Ibu mau kan memakai liontin ini?”
”Tentu.”
________________
”Demi dewa neptunus, gue udah capek please!” Teriak (namakamu) kesal dan terdengar bodoh. Namun, meskipun lemari itu hanya bergeser sedikit (namakamu) tidak gampang menyerah, dia terus mencoba lagi, lagi dan lagi sampai dia benar-benar mendapatkan apa yang dia ingin.
Drrkk!
Merasa kalau dorongan kali ini membuahkan hasil, (namakamu) bisa mendengar suara lemari itu bergeser.
Tiba-tiba saja indra penciuman (namakamu) seakan tersengat oleh bau yang begitu menyengat. (Namakamu) mundur dan langsung muntah karena saking tidak tahannya dengan bau tersebut.
”Uueek.... Gila! Itu kuburan tikus ato apasih! Bau bangettt!” Dumel (namakamu) sambil mencak-mencak seakan dia tidak ingat kalau dia sedang mengandung.
*
(Namakamu) sekarang dalam masalah besar berkat ketololan yang dia lakukan beberapa menit yang lalu, setelah keluar dari dalam kamar mandi, (namakamu) menuju ke ruang keluarga tempat lemari itu berada.
Perutnya sekarang menjadi kosong karena (namakamu) hampir memuntahkan semua isi perutnya.
Dalam kelinglungan seperti saat ini, jantung (namakamu) berdebar tak karuan. Dia baru saja tiba di dekat lemari itu dan mendapati pemandangan yang mengharuskan otaknya bekerja ekstra. Di depan sana ada sebuah lubang dengan ukuran 90cmX50cm dengan bentuk lubang yang tidak beraturan.
Brak!
(Namakamu) berjengit, angin yang tiba-tiba berembus kencang membuat jendela yang ada di sebelahnya terbanting. Menghiraukan itu, (namakamu) masih penasaran apa isi dalam lubang yang sangatlah tidak wajar apabila seseorang sengaja membuatnya tepat di bawah rumah ini. Halaman rumah ini luas, apa salahnya membuat diluar sana.
Langkah (namakamu) terhenti, ujung kakinya sudah berpijak pada pengujung permukaan lantai. Sepasang (namakamu) menengok ke dalam lubang itu dengan kening yang berkerut.
”Boneka?” (Namakamu) sedikit membungkuk untuk mengambil boneka itu. Di dalam lubang hitam itu hanya ada sebuah boneka kusam, jelek, butut dan sangat tidak terawat. Kedalamannya mungkin tak sampai satu meter.
Seseorang membuat lubang di bawah rumah hanya untuk menyimpan boneka? Terdengar lucu sekaligus tolol.
(Namakamu) mengambil kain lap di atas meja kecil, lalu mengusap kotoran yang ada pada boneka itu.
”Pinocchio.” Gumam (namakamu). Senyum kecil tanpa sadar tersungging di bibir mungilnya.
•Flashback Off•
”Jessica?”
Panggilan itu membuat Jessica tersadar dari lamunannya. Jessica berjengit dan menjatuhkan boneka yang ada dalam genggamannya.
”Maaf.” Kata Jessica. Apa yang terjadi padanya? Jessica berpikir dalam hati, dia mengambil boneka Pinokio itu dan kembali memperhatikannya. Mungkin itu tadi hanya ilusinasinya, boneka itu tidak tersenyum. Dia tidak bergerak sama sekali. Dan (namakamu) masih duduk di atas ayunan, tidak ada tanda-tanda kalau (namakamu) baru saja meneriaki namanya seperti dalam pikirannya.
(Namakamu) yang masih duduk diam sambil memperhatikan wajah Jessica yang seolah sedang berpikir hanya menunggu Jessica mengembalikan boneka itu.
*
Iqbaal pulang bersama Jessica dengan keadaan berantakkan, bau alkohol dan terlalu larut malam. Tapi (namakamu) tidak ingin bertanya-tanya dengan Jessica ataupun Iqbaal, dia hanya diam saja. (Namakamu) takut kalau apa yang akan di dengarnya tidak bisa di terima oleh dirinya dan itu hanya akan membuatnya kembali bertengkar dengan Iqbaal. (Namakamu) tidak mau itu terjadi lagi.
Jessica malam ini menginap lagi di rumah (namakamu). Sementara Jessica tertidur di dalam kamar lain, (namakamu) masih terjaga. Laki-laki yang terbaring di sebelahnya sudah tertidur pulas, (namakamu) belum berbicara sedikitpun dengan Iqbaal semenjak pagi tadi. Lagi pula Iqbaal belum bangun sejak Jessica mengantarnya pulang.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan laki-laki ini? Ada apa di antara kedua orang ini?
Sekarang sudah terlalu malam untuk memikirkan hal itu, (namakamu) memilih untuk mendekatkan dirinya dengan Iqbaal lalu memejamkan matanya. (Namakamu) sempat mengganti pakaian Iqbaal walau masih tercium bau alkohol pada tubuh laki-laki ini.
Saat (namakamu) ingin memejamkan matanya, dia teringat dengan boneka pinokio yang dia temukan sore tadi. (Namakamu) menyimpan kembali boneka itu ke daam lemari.
*
01.00 dini hari.
Jessica terjaga, dia sudah berusaha untuk memejamkan matanya namun pikirannya berkata lain. Dia masih terpikir tentang ucapan (namakamu) yang menemukan boneka itu di bawah rumah.
'Di ruang keluarga, di bawah lemari.'
Penjelasan lebih lanjut dari (namakamu) itu masih terngiang jelas di pikiran Jessica. Seseorang dengan sengaja mengubur boneka pinokio di bawah rumah. Pasti ada sesuatu, tidak mungkin orang itu melakukan tindakkan bodoh tanpa maksud yang jelas.
Jessica sudah terlalu mengantuk tapi rasa penasaran mengalahkan itu semua, jadi dia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan perlahan.
Jessica berjalan tanpa menimbulkan suara, dia tidak ingin misi yang belum terpikirkan itu akan mengusik (namakamu) dan Iqbaal yang sedang terlelap. Tidak lucu jika salah satu dari mereka terbangun di malam hari, dan mendapati Jessica sedang mengendap-endapseperti maling.
Ruang keluarga hanya di terangi dengan lampu dapur yang memang sengaja tidak di matikan. Dalam keremangan dan rasa kantuk yang mulai menyerang pikirannya, Jessica berjalan sambil memegangi sisi dinding yang terbuat dari kayu. Dia berjalan sangat hati-hati.
Malam terasa begitu sunyi, tidak ada suara sedikitpun bahkan suara binatang malam tak terdengar. Tapi setidaknya, sebentar lagi setiap malamnya di rumah ini akan ada suara tangisan yang di hasilkan oleh bayi (namakamu).
Jessica mulai berjalan, bergerak dan bernapas seperti biasanya saat dia sudah berada satu meter di hadapan lemari besar yang sangat kotor. Ketika tiba tepat di hadapannya, sepasang mata Jessica terfokus pada lemari itu dan bergerak-gerak liar seolah meneliti. Tangannya bergerak dan menarik gagang pintu lemari itu.
Embusan angin sedingin es menerpa wajahnya, dan itu mampu membuat bulu kuduk Jessica meremang. Di tutupnya lemari itu setelah tidak menemukan apapun di dalamnya.
'Di bawah lemari'
Jessica teringat dengan ucapan (namakamu). Dengan perlahan dia membungkuk sampai pada akhirnya pipinya hampir menyentuh lantai. Mata dan hidung Jessica berkerut tatkala saat mencium bau busuk, buru-buru Jessica menutup hidungnya.
Posisi Jessica masih sama, dia menggerakkan tangannya yang bebas agar menyelinpa ke bawah lemari. Yang dia rasakan saat itu adalah seperti tanah basah dan...
”Ah!” Jessica tersentak, dia buru-buru berdiri. Tadi itu... Rasanya, tangannya seperti di genggam. Dingin namun ada kehangatan.
Jessica ingin masuk ke kamar akan tetapi langkahnya terhenti saat sepasang matanya tertumbuk dengan cermin. Jessica membeku, tubuhnya sangat sulit di gerakkan, keringat dingin sudah mulai membesahi telapak tangan dan keningnya. Dia sudah terlanjur di buat takut oleh sesosok makhluk yang mengerikan, yang di pantulkan cermin itu.
Di belakangnya.
Jessica segera menutup matanya, dia berusaha sekuat mungkin agar tidakn bersuara.
'Hentikan!'
'Jangan membunuhnya!'
'Apa yang kamu lakukan!'
'Kamu membunuhnya!'
Suara-suara itu seperti berteriak di telinga Jessica. Berteriak dan sangat melengking. Sekarang giliran tangannya Jessica yang bergerak untuk menutupi telinganya.
Tap! Tap! Tap!
Suara langkah kaki, Jessica menengadah dengan sikap waspada. Dia bergerak menuju balik gorden, gorden besar yang menjuntai itu mampu menutupi seluruh badannya.
Beberapa detik kemudian, Jessica mengintip melalui cela gorden dan menemukan sosok (namakamu) sedang berjalan menuju dapur. Yang membuat Jessica menutup mulutnya agar tidak berteriak adalah saat sosok mengerikan yang dia lihat di cermin itu membuntuti (namakamu).
Jessica menahan napas dan berusaha sekuat mungkin agar tidak berteriak. Dari balik gorden ini, Jessica dapat melihat kalau (namakamu) sempat melemparkan pandangannya ke arah lemari. Sebelum meninggalkan ruang keluarga, Jessica mengedarkan pandangannya ke segala arah. Merasa kalau semuanya akan baik-baik saja, Jessica mengambil langkah pertama dan berjalan ke arah kamarnya.
*
(Namakamu) terbangun, dia merasakan kalau tubuhnya ke kurangan cairan alias haus. Awalnya (namakamu) ingin membangunkan Iqbaal untuk menemani ke dapur, tapi melihat Iqbaal yang masih tertidur pulas, (namakamu) mengurungkan niatnya.
Ruang keluarga gelap, hanya ada satu lampu yang menerangi rumah ini yaitu lampu di dapur. (Namakamu) berjalan ke dapur dengan langkah kesusahan, dia merasakan kalau kandungannya semakin besar dan membuatnya sangat sulit bergerak. Sebelum benar-benar masuk ke dapur, (namakamu) sempat melemparkan pandangannya ke lemari jelek itu. Sangat mengganggu pikirnya.
Awalnya, (namakamu) merasa kalau dia biasa saja, tapi lama kelamaan saat dirinya sudah sepenuhnya masuk ke dapur. (Namakamu) seperti merasakan kalau dia sedang di ikuti. Membuang rasa penasarannya, (namakamu) memutar badannya dan mengedarkan pandangannya ke segala arah.
Tidak ada apa-apa, batinya. (Namakamu) melanjutkan perjalanannya menuju tempat air minum berada, dan... Tunggu.
(Namakamu) memutar badannya, saat itu juga matanya tertumbuk pada benda asing yang beberapa jam ini mendadak familier di matanya. Di kursi dekat jendela, sebuah boneka berjenis pinokio terduduk. Awalnya (namakamu) merasakan tidak ada yang aneh karena seingatnya dia meletakan boneka itu di dalam lemari jelek itu. Dan kedua, bagaimana mungkin boneka itu bisa berada disini? Apakah Iqbaal memindahkannya?Tidak, Iqbaal belum terbangun sejak pulang atau Jessica? Pemikiran kedua sepertinya bisa di terima, namun seingat (namakamu) gadis itu langsung masuk ke kamar dan mengunci kamarnya. Ahh, yang anehnya lagi, posisi boneka itu seakan benar-benar di atur cara duduknya, tangannya dan letak kepalanya seakan seperti makhluk hidup yang normal.
Masih memperhatikan boneka itu, (namakamu) mengambill gelas dan menuang air ke dalamnya. Dia hanya membutuhkan waktu sepuluh detik untuk menghabiskan segelas air itu.
(Namakamu) berusaha berpikir positif kalau ada orang lain yang meletakan boneka itu. Jessica. Ya, (namakamu)pikirpasti gadis itu.
Menghela napas pendek, (namakamu) meraih boneka pinokio itu dan berjalan ke ruang keluarga dengan tergesah-gesah.Dia meletakkan kembali boneka itu ke dalam lemari. Lemari ini tidak ada kuncinya, jadi (namakamu) hanya menutupnya begitu saja.
*
Keesokan paginya, cahaya keorange-nan masuk melalui cela jendela dan menghantam dengan lembut kelopak mata kedua insan yang masih terbaring di tempat tidur. Yang wanita hanya mengerang pelan, lalu kembali memejamkan matanya. Sedangkan yang laki-laki juga mengerang namun dia langsung terbangun karena merasa kalau tubuhnya begitu segar. Sudah berapa hari dia tidak terbangun? Pikirnya.
Laki-laki itu tidak lain adalah Iqbaal. Iqbaal ingin beranjak namun saat merasakan tangannya menempel pada pelukan wanita di sebelahnya, dia mengurungkan niatnya.
Saat matanya menatap lama wajah wanita itu, Iqbaal teringat akan sesuatu.
Pertengkaran kemarin - kejadian di club lalu samar-samar Iqbaal tidak lagi mengingat kejadian selanjutnya. Bagaimana dia tiba di rumah ini, siapa yang mengantarnya dan dimana seragam kantornya.
”(Namakamu).” Sebenarnya Iqbaal tidak tega membangunkan (namakamu) yang masih dalam keadaan tidur, apalagi mengingat bagaimana polosnya wajah (namakamu) saat tertidur.
Tidak ada respon dari (namakamu), Iqbaal menggoyang-goyangkan bahu (namakamu) sambil memanggil nama wanita itu.
(Namakamu) mengerang, matanya mengerjap berkali-kali. Sedangkan Iqbaal yang menyaksikan betapa lucunya (namakmu) saat ingin bangun tidur hanya terkekeh tanpa suara. Berselang beberapa detik, Iqbaal membawa (namakamu) dalam pelukkannya dan membisikkan sesuatu, yang terdengar seperti....
”Maafin aku.”
(Namakamu) yang masih dalam keadaan setengah sadar hanya bisa membalas pelukkan Iqbaal. Wanita itu kembali memejamkan matanya. Samar-samar (namakamu) merasakan sesuatu yang hangat dan basah menempel di keningnya.

Bersambung...

Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com /OfficialAryanda?refid=52& _ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_ke y.-4267874796962675010&__tn__=C

No comments:

Post a Comment

Situs terkait