`Daily News`
By Muhammad Aryanda.
-o0o-
Kedatangan (namakamu) dan Iqbaal di salah satu perusahaan media terkenal Singapore mengundang banyak penonton hadir. Acara yang berlangsung di salah satu televisi swasta itu di meriahkan juga oleh beberapa artis Singapore.
”Wah, ini untuk kali pertamanya kalian hadir di Singapore. Bagaimana perasaan kalian?” Seorang MC yang duduk di hadapan Iqbaal dan (namakamu) bertanya santai.
”Senang.” Serempak keduanya menjawab.
”Mereka (fans) menyambut kami dengan semangat. Aku jadi terharu, ku pikir aku hanya di kenal di negera ku saja.” (Namakamu) tertawa simpul, yang di ikuti oleh puluhan penonton yang hadir.
”Kau lucu juga. Ku pikir kau semenyebalkan peran mu di `Flatshoes dan Inferno`”
Suara tawa lepas penonton kembali mengisi studio ini. Semburat kemerahan menghiasi wajah (namakamu). Gadis itu tersipu malu.
”Jangan ingatkan aku pada `Inferno` aku terlihat menyebalkan sekaligus seperti manusia yang tak punya perasaan di film (cerbung) itu.”
”Hahaha.. Bagaimana dengan `Flatshoes`?”
”Aku tidak tahu. Tapi aku harus bersyukur karena berkat film itu aku mendapatkan penghargaan `Best Aktris 2014` setelah tahun sebelumnya menjadi milik Salsha. Ratingnya sangat tinggi.”
”Benar.” Iqbaal menyetujui.
”Apa yang menjadi kesibukkan kalian sekarang?”
”Kami memberhentikan sejenak `Kuchisake-Onna, Papercraft dan Hey, Soul Sister` tapi kami masih di sibukkan dengan film pendek; Love Problem, dan seminggu yang lalu `Ouija Board` sudah tayang dan hasilnya memuaskan.”
”Aku sampai tidak bernapas menonton `Ouija Board`”
Semua tertawa kecuali MC.
”Tidak ada yang tahu kalau kepala ku terbentur dinding, suasana syuting terlalu gelap dan menegangkan.”
”Aku menjadi laki-laki bergombal dan berotak mesum, padahal karakter itu hanya menunjukkan betapa besar sayang seorang laki-laki terhadap kekasihnya.” Iqbaal ikut nimbrung.
”Kalian hanya berdua, mungkin bisa di jelaskan kenapa yang lain tidak ikut? Kalian satu management, kan?”
Iqbaal dan (namakamu) saling melempar senyum.
”Aldi dan Salsha sedang mengalami proses short movie mereka.” Sergah Iqbaal.
”Masih tentang perfilm-an. Ada gak sih karakter yang sangat sulit atau yang bertolak belakang dengan karakter asli kalian?”
”Tentu saja ada. Aku sering mengalami, tapi berusaha untuk tidak mengeluh. Aku mencoba untuk profesional.” Jawab (namakamu).
”Sedikit. Mungkin di beberapa film, seperti; `Tell Me Your Wish` aku tidak bisa benar-benar terlihat marah, aktingku payah sekali. Dan `Dhoom`, aku tidak pernah bisa menjadi pemuda india.”
”Akh! Sebenarnya aku bukan tipe gadis yang cengeng, tapi kenapa aku terus mendapatkan peran seperti itu,” semua orang tertawa. ”Aku sangat suka peranku di `Papercraft dan Kuchisake-Onna.”
”Menurut kabar, kau mendapatkan tawaran di salah satu sinema Indonesia, kalau tidak salah judulnya `Ganteng-Ganteng Serigala`”
”Akh, ya, tapi ku rasa, aku cukup menjadi serigala di serial `Wolf`saja.”
”Peran apasih yang kalian ingin, kan?”
”Sekarang aku mulai selektif memilih peran, aku menunggu tawaran peran seperti; `Innocent`, aku sangat cinta dengan karakterku disini dan juga `Love Problem`”
”Kalau aku sih, banyak, tapi dari sekian yang ku sukai, aku sangat suka dengan peranku di `DayDreaming Beauty` aku menjadi laki-laki amat penyayang,” Iqbaal menghela napas sejenak, sepertinya dia belum selesai memaparkan kalimatnya. Penonton dan MC tampak menunggu, begitupun dengan (namakamu). ”...dan Dearmoon.”
Semua tertawa lepas, sampai-sampai (namakamu) menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Masih tertawa, MC kembali bertanya untuk Iqbaal. ”Bagaimana.. Eh, maksudku?”
”Yah, alur perasaannya memang sederhana 'benci jadi cinta' tapi aku mulai mencintai dia [(namakamu)] ketika gadis itu harus berangkat ke london, sementara aku baru menyadari kalau aku mencintainya, sampai kami beranjak dewasa dan butuh alur berliku-liku baru kami bertemu. Itu sama saja seperti melempar sepuluh burung dengan satu batu. Kami terpisah dengan jarak yang jauh, tidak tahu kabar satu sama lain, apakah salah satu dari kami sudah memiliki pasangan, percintaan yang sangat rumit.”
”Wah, kau benar-benar masih mengingat betul bagaimana konflik dalam cerita itu.”
”Ya, aku selalu mengingat setiap peran yang aku jalani.” Iqbaal berkata mantap.
”Hmm, ada pertanyaan sedikit nakal nih. Kalian apa tidak bosan menjalani peran yang terlalu sempurna, terutama kau.” MC itu menudingkan jari ke arah Iqbaal.
”Yah, begitulah. Kami seperti rengkanasi Keluarga Cullen (Twilight).” Ujar (namakamu).
”Aku tidak tahu, aku hanya menjalankan saja. Tapi benar katamu, bagaimanapun tingkah ku; aku selalu menjadi laki-laki tampan yang berwibawa, kaya, dan di gemari wanita.” Jawab Iqbaal ambigu.
”Sayang sekali, `Dream It` harus di buat short movie.”
”Ya, Naskahnya juga dalam persiapan. Aku harus bernyanyi disana sedangkan karakterku disitu, aku gemar menari.” Selesai menjawab, (namakamu) menatap Iqbaal jengkel dengan sikap bercanda. ”Lagi-lagi dia mendapatkan peran yang sempurna.”
Iqbaal tertawa. ”Bukan salahku.”
”Aku ingin sekali mendapatkan peran yang berbeda.” Kata (namakamu) merenung.
”Kita.” Iqbaal meralat ucapan (namakamu), yang di sambut tawa penonton dan MC.
Tamat..
Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52& _ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C
No comments:
Post a Comment