Sunday, March 29, 2015

Kenali Kebutuhan ataukah Keinginan? Tips Masuk Perguruan Tinggi



Menjelang Ujian Tulis PTN, akan sangat banyak uang yang dikeluarkan sejak beberapa bulan jauh-jauh sebelum Utul dimulai hingga kelar Utul.
Apalagi nanti pas daftar ulang, kita abaikan dulu masalah dunia kuliah real-nya karena kita belum masuk PTN-nya, tapi affirmasikan boleh.
Nah, masalah uang bisa dnegan mudah menguasai psikologis kita, akibatnya banyak Camaba jenius yang modar beneran karena hal-hal sepele termausk masalah uang.

Tuesday, March 24, 2015

Cerbung Desire And Hope - Part 7

_____Part 7_____

Muhammad Aryanda


O-o-o-o-o-O


Mengusap wajahnya, Iqbaal mendengarkan (namakamu) sementara Aldi masih saja tetap berenag tapi dari sikapnya dia mendengarkan ucapan (namakamu).
”Apaan?” Tuh kan, Aldi duluan yang nyaut karena (namakamu) kelamaan ngelanjuti kata-katanya.
”Gue bakalan kasih tiga tantang buat kalian, dan buat yang menang gue bersedia jadi kacungnya selama tiga hari sementara yang kalah harus gendong gue ntar waktu kita pulang sampe rumah. Gimana?” Jelas (namakamu), gadis itu berkacak pinggang dan menatap tajam ke dua orang pemuda di ujung sana.

Cerbung Desire And Hope - Part 6

Part 6

Muhammad Aryanda.

OoO

Berarti yang kemarin itu cuma seorang teman yang ingin membahagiakan temannya ya?
Kok gue baper banget? :"
”Woy, bengong aja lu!” Aldi tiba-tiba menganggetkan (namakamu).
(Namakamu) tak berteriak, tak kaget, tak marah-marah seperti biasanya, gadis itu diam bak patung. Whatz wrong?

Cerbung Desire And Hope - Part 5

Part 5

Muhammad Aryanda.

OoO

Iqbaal terdiam.
Jessica memang sering seperti ini. Tingkahnya yang seperti anak kecil, dan sangat manja membuat Iqbaal terkadang malu kalau membawa Jessica pada acara yang menyangkut teman-temannya.
Jessica memang sering memeluk dan mengecup pipinya tanpa dia duga, tapi ini untuk kali pertamanya gadis itu mengecup langsung bibirnya. Apa Iqbaal harus marah? Tidak, dia tidak bisa marah dengan gadis ini walaupun dia selalu mengeluh pada siapapun yang membawa gadis ini mendekat padanya, tapi begitu dia sudah berada di dekat Jessica, dia tidak bisa mengelak apapun yang di lakukan gadis ini.
Sementara Iqbaal masih membisu, Jessica langsung menarik tangan Iqbaal dan membawanya turun.
*

Cerbung Desire And Hope - Part 4

Part 4

Muhammad Aryanda.

OoO


(Namakamu) melongo, napasnya tertahan.
”Lo kalo ngomong itu liat lawan bicara lo, dan kalo ngomong itu yang jelas, pake titik-koma, supaya gue bisa paham sama apa yang lo bilang,” Suara Iqbaal lebih dalam dan lembut kalau deket kayak gini. (Namakamu) ngerasa kalau dia kayak di intimidasi sama suara Iqbaal. ”Terus apalagi?”
”Terus lo itu cowok pertama yang buat gue deg-deg-an kalo ada di deket lo.” (Namakamu) menjawab tanpa sadar, tatapanya kosong, dia terlalu terbawa suasana dengan sorot tajam mata Iqbaal.
(Namakamu) mencengkram kuat seragamnya saat sudut-sudut bibir Iqbaal mulai terangkat dan membuahkan sebuah senyuman yang amat menawan.

Cerbung Desire And Hope - Part 3

Part 3

Muhammad Aryanda.

OoO


Iqbaal dan (namakamu), apa yang mereka berdua lakukan?
Iqbaal yang berada di belakang (namakamu) itu....sshh, kedua tangannya melingkari pinggang (namakamu), jari-jarinya kaku berada di perut (namakamu)—dia sedang menggelitiki (namakamu)—dan tangan (namakamu) mencengkram kuat tangan kanan Iqbaal. Wajah mereka berdua memandangnya dengan sikap bertanya-tanya.
Sadar kalau fokus mata Aldi tak mengarah pada mata mereka berdua. (Namakamu) maupun Iqbaal mengikuti kemana mata Aldi tertuju.

Cerbung Desire And Hope - Part 2

Part 2

Muhammad Aryanda.

OoO

Pemuda itu mengangguk. ”Lo (namakamu) kan? Gue Iqbaal.” Mereka saling menjabat tangan selama beberapa detik. ”Kayaknya lo sama Aldi deket banget ya? Kayak orang pacaran.”
”-__-??”
”Kenapa?”
”Engga, lo orang yang kesejuta entah berapa yang ngomong kayak gitu. Padahal gue sama dia cuma sahabatan.”
”Iya, gue tau.”

Cerbung Desire And Hope - Part 1

Part 1

Muhammad Aryanda.

OoO
Pilih mana, orang lama yang mampu membuatmu merasa nyaman saat di dekatnya atau orang baru yang mampu membuat jantungmu berdebar-debar?

*
”Al..”
”Di..”
”Aldi!!”
”Nyet!”
Plak!

Cerbung Soul - Part 2

`Soul`

Part 2

Muhammad Aryanda.

OoO
Di part kemarin gue lupa nulis flasbacknya, dan part ini udah gak ceritain masa lalu lagi. Oke? Dan gue bakalan ser ulang artikel di part pertama karena ada kesalahan.

*
[DailyNews]—Tampaknya tiga agensi hiburan. terbesar di Indonesia (Stars Group, I-Generation dan Evaluation Entertainment) akan saling bersaing sengit untuk generasi girlgrup baru mereka.
SG yang sudah berada diposisi depan dalam persaingan ini karena boygrup mereka, yang debut dua tahun lalu sangat hit yaitu CJR, akan mendebutkan sebuah girlband baru. Dan beberapa waktu belakangan ini telah mengisyaratkan bahwa CJR akan membuat comeback mereka lagi pada bulan November ini. Tampaknya untuk mengejar ketinggalan dengan kesuksesan dan pupolaritas yang luar biasa dari CJR. I-G dan EVL juga telah memutuskan untuk memulai langkah mereka untuk mendebutkan kelompok baru mereka sendiri.
EVL akan mempersiapkan debut girlband baru mereka 'F-U', yang telah menjadi sangat populer dan terkenal karena partisipasi mereka dalam program 'Stars Meet' sebagai Tim A . Mereka akan membuat debut resmi mereka pada bulan November mendatang.
Sementara itu, I-G juga sedang mempersiapkan untuk memulai debut girlsband baru mereka yang terdiri dari 5-anggota pada bulan Oktober dengan nama 'SISTERS'. Para anggota juga sudah muncul pada September di 'Stars Meet' dan berkompetisi melawan trainee EVL. Mereka juga dari berbagai negara, seperti Amerika, China, dan Hong Kong, karena mereka dipilih melalui audisi global. Sementara ini mereka telah bekerja pada musik baru mereka untuk beberapa waktu sekarang.
Tidak diragukan lagi, kelompok-kelompok ini dan CJR yang sudah ada akan menjadi generasi baru yang bersaing ketat!
*
”Mulai sekarang kamu bertindak sebagai Leader di grup ini. Lakukan yang terbaik.” Katanya sambil berjalan lalu menepuk pundak gadis itu.
Pak Ed keluar dari ruangan. Dan empat gadis lainnya menatap tak percaya ke arah gadis itu...
”(Namakamu)?”
”Gue masih kaget sama keluarnya Salsha, dan sekarang..”
”Gue yakin seyakin-yakinnya kalau gue lagi mimpi. Lo anak kemarin sore.”
”Pak Ed gak pernah ragu sama pilihannya, dan gue yakin apa yang dia lakukan adalah yang terbaik. Fighting!”
•Flashback Off•
OoO
(Namakamu) baru saja menekan shutdown pada laptopnya dan meletakannya di meja kecil di sebelah tempat tidur, lalu dia membaringkan tubuhnya. Matanya memandang langit kamar. Manik matanya bergerak liar, bersamaan dengan itu secerca perasaan bahagia mulai menjalar ke setiap pembuluh darahnya. (Namakamu) merasakan sesuatu yang amat besar dan bahagia seakan meracuni sel-sel dalam tubuhnya. Ya. Dia bahagia, baru saja dia membaca salah satu Artikel di DailyNews yang membahas tentang Debutnya sebuah beberapa Girlgrup baru, yang satu di antaranya adalah grupnya.
Sekarang sudah pukul sepuluh malam, tapi (namakamu) masih terlalu letih untuk tidur. Tentu saja. Dia baru saja selesai latihan. Dan karena hanya tinggal sebulan lagi grup yang di naunginya akan debut, (namakamu) beserta rekannya yang lain harus tinggal selama beberapa saat di dorm dekat Gedung Perusahaan.
(Namakamu) sebenarnya sekamar dengan Bella, tapi entah kemana gadis itu. (Namakamu) tidak terlalu memikirkannya.
(Namakamu) benar-benar tidak bisa tidur, jadi dia menghepaskan selimut yang sudah membalut setengah tubuhnya dan berlari kecil keluar kamar. Ketika dia tiba di ruang utama, (namakamu) tidak mendapati siapapun. Kemana semua orang? (Namakamu) berusaha bersikap tenang dengan memanggil temannya satu persatu.
”Bell,”
”Kak Rena?”
”Tasya?”
”Chinta?”
”Yura?”
Tidak ada balasan. (Namakamu) sudah memeriksa kamar mereka, dan dapur. Hanya ada ruangan itu di dorm kecil ini. Jadi harus kemana lagi (namakamu) mencari mereka?
(Namakamu) berjalan ke sofa yang paling dekat dengannya, lalu duduk. Berusaha untuk mengabaikan kesunyian yang entah mengapa tiba-tiba terlalu kentara.
Sialan!
(Namakamu) merutuki kebodohannya. Mereka memang tidak ada di rumah tapi pasti mereka membawa ponsel, (namakamu) kan bisa menghubungi mereka. Bodohnya.
[Line]
(Namakamu): Lo smw pd kemana?
Berselang dua menit baru (namakamu) merasakan ponselnya bergetar dan itu balasan dari Bella.
Bella: gedung,, sshh, ganggu aja lo,,,
(Namakamu): o
Bella: kamvret. Mndng lo kmri,, ada brta w o w
(Namakamu): berita apaan?
Dan Bella tidak membalas chat terakhir yang (namakamu) kirim. (Namakamu) mengutuk gadis itu sebal. Bella memang selalu seperti itu, membawa kabar yang katanya 'wah' tanpa mau menjelaskannya lebih lanjut. Gadis itu ingin membuat orang-orang penasaran, dan mereka harus melihat sendiri.
Sebelum (namakamu) benar-benar tertidur di sofa karena terus membayangkan kebiasaan Bella, buru-buru dia beranjak dari sofa dan keluar rumah.
*
Jarak dari dorm ke gedung tidak terlalu jauh. (Namakamu) hanya perlu menyebrang jalan raya yang mulai sepi itu, lalu berjalan melewati tiga toko, dan tepat di sebelahnya adalah Gedung Perusahaan Musik milik Pak Ed.
Waktu pertama kali Pak Ed membawanya kemari, (namakamu) pikir gedung itu adalah bangunan kosong tanpa ada penghuninya. Dan dia juga sempat berpikir kalau pria itu hanyalah omong kosong tentang bagaimana pria itu akan mendebutkannya menjadi seorang penyanyi.
(Namakamu) masih ingat betul bagaimana gambaran gedung yang sekarang berada di hadapannya. Selain tampak tak berpenghuni, di depan gedung itu juga banyak penjualan kaki lima yang selalu mengotori perkarangan depan gedung tersebut. Belum lagi pohon lumayan besar yang hampir setiap saat menjatuhkan daun-daun kering. (Namakamu) pikir, kenapa Pak Ed tidak menyuruh orang untuk menebang pohon itu saja.
Angin malam sedingin es berhembus menabrak kulit (namakamu) yang telanjang. (Namakamu) merutuki kebodohannya karena tidak membawa sweter atau apa saja yang bisa melindungi dirinya dari dinginnya malam. Sebelum (namakamu) semakin kedinginan, ada baiknya kalau dia bergegas melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung.
*
Saat pertama kali memasuki gedung ini. Poster boy grup kebanggan Pak Ed langsung menatap (namakamu). Di sepanjang dinding lobi ini banyak di pajang poster Comeback CJR, yang akan berlangsung bulan November nanti. Sebulan lagi. Tapi karena begitu banyaknya antisipasi dari kalangan remaja untuk CJR, Pak Ed mulai membocorkan sedikit demi sedikit mengenai Comeback CJR bulan depan nanti. Padahal, seharusnya poster-poster yang akan di pajang saat ini serta pembocoran melalui media di lakukan 10 hari lagi.
CJR? Renung (namakamu), dia memang satu manejemen dengan tiga orang personil grup itu. Tapi sungguh, (namakamu) sama sekali belum pernah mengobrol dengan mereka. Terkecuali Kiki. Beberapa minggu lalu (namakamu) sempat mengobrol dengan Leader dari CJR itu. Kiki mengucapkan selamat kepada (namakamu) atas girlgrupnya yang akan debut.
CJR yang paling teratas. Mereka terkenal. Hampir setiap hari ada wajah mereka di televisi. Tak hanya itu, visual mereka juga berkali-kali wajahnya terpampang di majalah-majalahterkenal. Setiap minggunya. Astaga.
”Aldi...Iqbaal...Kiki.” Kata (namakamu) sambil menunjuk wajah personil CJR satu persatu di poster yang ada di hadapannya.
Poster di hadapannya itu menunjukkan gambar posisi personil CJR; Aldi Iqbaal Kiki. Telunjuk (namakamu) yang berhenti di wajah Aldi secara otomatis bergeser ke wajah laki-laki di sebelahnya. Iqbaal. Dan langsung mengingatkan (namakamu) pada adik perempuannya yang bernama Aqila. Aqila juga salah satu trainee di perusahaan ini, tapi bukan karir Aqila yang (namakamu) pikirkan saat ini, melainkan kalau Aqila sangat mengidolakan Iqbaal CJR.
Iqbaal adalah visual grup CJR, wajahnya selalu yang paling bersinar di setiap poster ataupun cover untuk CJR. Laki-laki itu memiliki senyuman yang menurut Aqila sangatlah tidak baik untuk kesehatan jantung para kaum hawa. Belum lagi kepribadian Iqbaal yang dingin serta tatapan matanya yang begitu mengintimidasi.
Haahh, kenapa (namakamu) malah membahas laki-laki itu, laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.
(Namakamu) memutar badannya, dan dia agak kaget saat berbalik dan dirinya menabrak seseorang yang baru saja ingin berbelok menujut lift.
”Maaf,” (namakamu) menunduk. Tidak berani menatap orang itu, (namakamu) selalu seperti itu.
”Lain kali hati-hati.” Kata orang itu yang ternyata adalah seorang laki-laki. Suara denting pintu lift terdengar, orang itu masuk dan barulah setelah beberapa detik kemudian (namakamu) baru bisa bernapas legah.
*
”Kemana aja lo, di tungguin daritadi juga.” Bella yang pertama kali menyemprot (namakamu).
”Emangnya ada apaan sampe lo mau nungguin gue?” (Namakamu) bingung, jelas saja karena dia tidak tahu kalau orang-orang yang ada di ruangan ini menunggunya.
”Sebenernya kita gak nungguin kok, cuma mengharapkan kedatengan Kakak aja.” Yura yang paling muda dan sering pake kacamata padahal matanya sama sekali gak minus itu ikut nimbrung.
”Maksudnya?” (Namakamu) belum terlalu paham, mereka gak nungguin (namakamu) tapi mereka mengharapkan kehadiran (namakamu).
”Yaelah, ribet banget kalian berdua. Gini loh, (namakamu). Lo masih inget gak sama cewek yang pernah jadi anggota di grup kita dulu.” Kata Chinta yang menganggap kalau Bella dan Yura gak langsung To The Point.
Sebelah alis (namakamu) terangkat.
”Wooo! Lo sama aja, ngapain pake ngasih clue segala, kasih tau terus kek namanya Salsha.” Sahut Rena, yang paling tua dari mereka semua tapi tingkahnya masih sering kayak bocah.
Jantung (namakamu) berdetak dan berhenti selama beberapa detik. Salsha? Apa hubungannya dengan Salsha, dan (namakamu) masih belum mengerti kenapa pembicaraan ini malah mengarah ke Salsha? Gadis yang sudah lama sekali tidak dia dengar namanya, tepatnya saat (namakamu) baru menginjakkan kakinya di gedung ini.
”Oh, Salsha.” Ucap (namakamu).
Bella, Yura, Chinta, dan Rena memandang (namakamu) bingung. Hanya itu respon (namakamu)? Selama beberapa detik keempat gadis itu masih memandang (namakamu) dengan tatapan yang sama. Sampai akhirnya (namakamu) sendirilah yang memecahkan kesunyian itu.
”Kenapa sama Salsha?” Tanya (namakamu) berusaha nyengir.
”Lo udah ngantuk ya?” Bella balik nanya.
(Namakamu) menggeleng.
”Tadi kita liat dia di televisi,” jawab Rena.
”Sama grupnya.”
”Dia udah debut, dan gak ada tanda-tandanya.”
”Mungkin di salah satu perusahaan kecil.” Celetuk Bella.
”I.G Entertaiment bukan perusahaan kecil, Bella.” Rena mengingat dengan menekankan setiap kata pada kalimatnya, Bella hanya nyengir. Gadis itu cuma becanda.
”Nama grupnya apa?”
Atmosfer di antara mereka rasanya terlalu hampa dan menyebalkan, jadi ketika (namakamu) bertanya seperti itu dan mereka lupa apa nama grup Salsha, mendadak kericuhan terjadi. Mereka berjalan mendekat ke arah meja yang ada laptopnya, di layar laptop itu masih tertera situs Youtube dan memperlihatkan sebuh MV (Music Video) sebuah girlgrup yang sudah di tonton lebih dari 200K.
”SISTERS'.”
”Serius?” Suara (namakamu) naik satu oktaf, dan itu terdengar seperti orang yang sangat penasaran. Semua menoleh ke arahnya dan mengangguk.
”Emangnya kenapa?” Tanya Chinta.
”Gue barusan aja baca artikel tentang debut girlgrup barunya I.G Entertaiment dan itu memang SISTERS.” Jelas (namakamu), mendadak mereka menjauh dari meja dan mendekat pada (namakamu).
(Namakamu) yang merasa kalau dia sudah membawa topik hot merasa menyesal. (Namakamu) tidak suka begosip.
”Dan, yah, gue gatau kalo salah satu anggotanya itu adalah Salsha. Dan katanya juga grup itu udah sempat tampil di tivi kok. Emang salah satu dari kalian gak ada yang liat?” (Namakamu) buru-buru menjelaskan secara singkat dan segera melemparkan pertanyaan agar semua mata beralih darinya.
Tak ada yang menjawab, dan tentu saja di antara mereka mana mungkin ada yang sempat menonton acara televisi di waktu-waktu seperti ini. (Namakamu) saja sangat jarang bertemu dengan orang tuanya, saat pulang sekolah (namakamu) langsung pergi ke gedung untuk melakukan latihan wajib agar bisa menjadi penyanyi yang berbakat dan pulang saat orang rumahnya sudah tertidur. Itu dia lakukan selama dua tahun penuh.
”Pak Ed mungkin aja tau.” Suara Yura tiba-tiba saja mengisi kesunyian ini.
”Mungkin.” Suara Bella.
”Kalau dia tau, kenapa dia gak kasih tau kita ya?” Renung Rena lebih pada dirinya sendiri.
”Mungkin aja hubungan dia sama Salsha udah gak baik kayak dulu.” Chinta berpendapat.
”Atau, bisa jadi itu karena dia gak mau mengalihkan fokus kita yang sebentar lagi memang mau debut.” Kata Bella yang masih mempunyai kemungkinan lain.
Hening. Tidak ada yang bersuara lagi setelah itu. Dan beberapa menit kemudian, pintu ruangan ini terbuka memperlihatkan sosok Tasya yang entah darimana.
”Lo habis darimana?” Tanya Bella penuh selidik. Semenjak seminggu yang lalu, Tasya itu jadi jarang gabung sama mereka padahal mereka itu satu grup, gadis itu juga sering menghilang tiba-tiba terus dateng tiba-tiba juga.
”Hmm, gue habis dari..toilet.” Jawabnya sambil cengengesan. ”Oia, kalian kok belum pada pulang sih? Emangnya gak ngantuk? Gue sih udah ngantuk, jadi gue balik duluan ya. Dahh.” Tuh kan, kalau dia kesini cuma mau bilang kalau dia mau pulang ngapain dateng? kan Tasya bisa chat salah satu dari mereka.
Punggung Tasya menghilang di balik pintu. Suasana kembali hening tapi tidak terlalu karena (namakamu) entah sejak kapan menonton MV milik SISTERS' grupnya Salsha. Lagu 'Falling In Love' milik SISTERS' mengisi ruangan ini.

*
Sekarang udah pukul satu pagi. Yura, Chinta, dan Rena udah balik ke dorm. Tinggal (namakamu) dan Bella yang masih berada di gedung ini. Sebenarnya mereka tadi berniat pulang bersama-sama, hanya saja tiba-tiba Bella merasakan kalau perutnya mules dan dia meminta (namakamu) agar menunggunya, sementara dia BAB di toilet.
(Namakamu) duduk di lantai yang agak jauh dari toilet sambil memainkan mobil remote, entah milik siapa, yang jelas (namakamu) menemukannya ketika dia sedang berjalan ke arah toilet.
”Bellla lama banget, gue udah ngantuk banget nih.” Gerutunya, tapi (namakamu) masih fokus dengan remote control di tangannya serta sepasang matanya menatap mobil yang berada beberapa meter di hadapannya.
Mata (namakamu) nyaris tertutup dan dia berusaha sekuat tenaga agar tidak tertidur disini. Apa yang Bella lakukan sebenarnya di dalam sana? Ini sudah hampir sepuluh menit tapi gadis itu tak kunjung keluar, apa mungkin gadis itu tertidur di toilet? Pemikiran itu membuat (namakamu) beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah toilet, tapi sebelum itu, mobil yang berada jauh di depan sana tiba-tiba saja menabrak seseorang.
(Namakamu) mengurungkan niatnya untuk mengecek Bella. Sekarang dia diam mematung sementara laki-laki yang menjadi korban mobil remotenya itu menatapnya tajam lalu menendang mobil itu sampai rusak, sepertinya suasana hati laki-laki itu sedang buruk. Yang membuat (namakamu) semakin diam nyaris tak bergerak adalah saat laki-laki itu berjalan menghampirinya.
Apa yang akan dia lakukan?
”Letakan! Letakan!” Katanya setengah membentak, (namakamu) secara reflek menjatuhkan remote control di tangannya.
”Ma-maaf.” (Namakamu) menunduk. Dia malu sekali terlebih lagi laki-laki yang ada di hadapannya sekarang itu tiba-tiba saja menengadahkan wajahnya.
”Lo cewek yang tadi kan? Yang nabrak gue di lantai dasar?” Tanyanya, sebelah alisnya terangkat dan sepasang matanya yang tajam itu berkilat ngeri tapi itu tak membuat ketampanan yang ada pada dirinya menghilang.
”Ma-maaf, aku gatau kalau tadi itu Kak Iq..”
”Karena lo nunduk terus! Kalalu minta maaf itu harus liat wajah lawan bicara lo, biar mereka tau kalau lo itu beneran tulus minta maaf sama mereka.”
”I-iya.” Kata (namakamu) mengerti seraya menundukan kepalanya. Lagi.
”Jangan nunduk!” Perintahnya. (Namakamu) kalut dan langsung menengadah.
”Iya, kak, maaf.”
Hening. Tidak ada yang bersuara. (Namakamu) tahu kalau seharusnya sekarang dia merasa takut karena sudah di bentak seperti itu oleh seniornya ini, tapi entah mengapa ada perasaan senang yang menggelitik hatinya ketika melihat wajah laki-laki yang ada di hadapannya ini.
(Namakamu) pernah melihat laki-laki itu, meskipun dengan jarak yang tak sedekat ini. Dia pernah berpikir kalau orang-orang yang mengidolakan laki-laki ini terlalu berlebihan karena hanya kata 'ganteng, keren, cool' saja yang bisa di lontarkan, tapi nyatanya, entah ada semacam karisma apa yang di miliki laki-laki itu hingga mampu membuat orang-orang di sekitarnya merasa sangat nyaman. Itu yang (namakamu) rasakan saat ini. Apa mungkin itu karena wajahnya yang tampan?
'Dia nyuruh gue jangan nunduk terus tapi dia ngeliatin guenya gitu banget. Gue nunduk gak ya?' Batin (namakamu).
”Jangan nunduk!”
Sialan, padahal (namakamu) baru saja ingin menundukan kepalanya tapi laki-laki itu langsung mengangkat dagunya.
”I-iya, Kak.” Suara (namakamu) gemetar, dan demi apapun sekarang (namakamu) sangat ingin menangis. Laki-laki ini jahat sekali.
”Sekarang lo ikut gue.”
Bahu (namakamu) lemas, dan rasanya bukan hanya bahunya saja. Dia rasa seluruh saraf dalam tubuhnya berhenti bekerja begitu laki-laki itu menarik lengannya dengan sangat kasar. Laki-laki itu berjalan sangat terburu-buru membuat (namakamu) berkali-kali tersandung, dan parahnya dia mengabaikan ringisan (namakamu). Kejam.
Ketika mereka keluar dari gedung, (namakamu) baru teringat akan sosok Bella yang masih berada di toilet.
”Kak, temenku.” Kata (namakamu), dia agak aneh mendengar kalimatnya yang terdengar agakn baku itu. Kenapa bisa jadi kayak gini.
Tapi laki-laki itu tak merespon ucapan (namakamu), mereka berdua terus berjalan menembus malam yang sangat dingin. Para pedagang kaki lima masih setia berdagang di pinggir-pinggirjalanan, banyak toko yang sudah tutup dan jalanan raya nyaris tak ada orang. Tidak seperti saat siang hari.
(Namakamu) tidak tahu akan di bawa kemana oleh laki-laki ini. Apakah dia akan memberi hukuman kepada (namakamu) karena (namakamu) tidak sengaja menabrakan mobil-mobilannya ke sepatunya? Kalau memang seperti itu ini sangat keterlaluan..
Bruk!
(Namakamu) yang terus berjalan di belakang laki-laki itu—tepatnya di tarik—tiba-tibasaja menabrak punggung laki-laki itu. (Namakamu) yang sibuk melamun tak memperhatikan kalau laki-laki itu berhenti.
”Aduh,” desis (namakamu) pelan, dan dia berharap kalau laki-laki di hadapannya ini tidak mendengar ucapannya.
Selama beberapa detik (namakamu) mengelus keningnya secara berlebihan, detik berikutnya tangannya di tarik lagi.
”Pak satenya kayak biasa..”
(Namakamu) menyingkirkan tangannya dari keningnya, dia menengadah dan menatap wajah laki-laki itu dengan mata dan mulut yang terbuka sempurna. Sate?
”Dua porsi.” Lanjutnya, dia menoleh ke (namakamu). ”Duduk.”
Mata (namakamu) menyipit ke arah laki-laki itu dan dia duduk, sesuai perintah. Dia ini laki-laki yang menyebalkan ya, (namakamu) harus mengingatnya dan harus memberitahu Aqila besok tentang ini.
”Apa?” Tiba-tiba suara laki-laki itu menusuk telinga (namakamu).
(Namakamu) menggeleng. ”Galak banget.” Imbuhnya sangat pelan.
”Gue denger,” sahut laki-laki itu, lalu dia memutar kursinya, dan sekarang wajahnya menghadap (namakamu).
(Namakamu) tidak suka ini.
”Lo benci sama gue? Menurut lo gue ini sombong? Angkuh? Sok berkuasa? Atau gimana?” Tiba-tiba saja rentetan pertanyaan itu keluar dari mulutnya, (namakamu) bingung dan menunduk. ”Kalau di tanya jawab, bukan nunduk.”
Saat (namakamu) menengadahkan wajahnya, di tatapnya laki-laki itu dengan tajam tapi (namakamu) tidak bersuara. Kalau dia ingin menyuarakan isi hatinya, itu akan terdengar tidak sopan untuk laki-laki ini yang lebih tua darinya.
Pesanan datang dan laki-laki itu melupakan pertanyaannya. Dia memakan sate dengan sangat lahap, membuat (namakamu) menelan liurnya.
”Kenapa lo diem aja? Lo gak mau makan?”
”I-iya.”
(Namakamu) berusaha untuk tidak memperdulikan laki-laki itu, tapi entah mengapa kepalanya selalu saja menoleh ke arah laki-laki itu sampai akhirnya (namakamu) ke-geep dan laki-laki itu menatapnya tajam.
*
(Namakamu) tidak tahu sekarang pukul berapa, ponselnya sudah mati dan dia tidak memakai jam tangan. Dan sekarang, di malam yang sangat dingin ini, dia masih berada diluar, berjalan kaki, di jalanan bersama laki-laki tadi percis seperti gembel yang tak mempunyai rumah.
”Soal tadi sori.” Suara laki-laki itu melenyapkan sedikit kehampaan yang ada di antara mereka.
(Namakamu) diam saja karena (namakamu) yakin kalau masih ada beberapa kalimat lagi yang akan keluar dari mulut laki-laki itu.
”Gue lagi kesel karena berita hari ini, dan seharusnya gue memang gak baca artikel itu..dan jadinya yah kayak gini, merusak suasana hati gue,” Laki-laki itu bercerita dengan sendirinya, tapi lebih terdengar dia berbicara pada dirinya sendiri. ”Kok gue malah jadi curhat sama lo.” Laki-laki itu nyengir tepat saat (namakamu) menoleh ke arahnya.
'Aqila gak bohong' batin (namakamu).
”Hmm, daritadi gue ngajak lo ngomong terus tapi gue gatau nama lo. Hm?”
”(Namakamu).”
”Oh, (namakamu), kalau gue Iqbaal.”
”-________-" semua orang juga tau.”
Iqbaal tertawa melihat ekspresi (namakamu).
Setelah tawanya meredah, dia berbicara lagi. ”Udah berapa lama trainee disini?”
”Dua tahun.”
Iqbaal agak kaget mendengar jawaban (namakamu). ”Dua tahun? Tapi kok rasanya wajah lo asing banget ya?”
(Namakamu) tersenyum miris. Ini orang memang sibuk banget padahal (namakamu) itu yang paling sering mondar-mandir di gedung, tapi emang iya sih, (namakamu) juga jarang ketemu sama Iqbaal.
”Kakak kan sibuk.” Balas (namakamu) kalem.
Sebelah alis Iqbaal terangkat. ”Lo kelahiran tahun berapa?”
”98,”
”Oh, cuma beda dua tahun. Panggilnya Iqbaal aja, lagian gue gak suka di panggil Kakak.”
(Namakamu) tidak menjawab perintah Iqbaal. Dia hanya diam membisu sambil sesekali kakinya menendang kemasan minuman kaleng yang bertebaran di sepanjang jalan. (Namakamu) sudah terlalu lelah, dan kelelahan itu semakin bertambah saat tahu kalau besok adalah hari senin.
Gue bakalan kesiangan lagi. Rutuknya.


Bersambung...



Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagrram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52&_ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C

Cerbung Song From SoniQ - Part 11

Part 11
-Aqifah Anasyah-
***
Kemaren pendek banget yaa? Wkwkwk.Part ini EKSTRA PENDEK! haha *ketawa jahat
Okee.Hepi Riding^_^

***

Cerbung Song From SoniQ - Part 10

Part 10

-Aqifah Anasyah-

***
Halo*tampang polos
Udah berapa hari nggak next? wkwk,maapin belbi qaqah :'v
Tapi,yang penting ini udah di nextkan? wkwk.Comment yang cinn :'v.PENDEK WOII!
Okee.Hepi Riding^_^


***

Cerbung Song From SoniQ - Part 9

Part 9

-Aqifah Anasyah-

***
Maaf nggak next kemaren.Nggak ada ide-_-
INI PEDEK YAAA!! <<--- Baca woii!
Jangan pada protes kalau pendek,masih mending gue next.Daripada gue stop.Belbi lagi pusing gils ;'D
Okee.Hepi Riding^_^

***
"(NAMAKAMU)! BANGUNNN!!"teriak Salsha tepat di telinga (namakamu).Yanglainnya hanya terkekeh,kecuali Adiba.
"Ngh..apa sih Kak.Masih pagi juga"ucap (namakamu) masih dengan keadaan mata yang tertutup dan suara yang agak parau,suara khas orang bangun tidur.
"Heh,ingat nggak lo de? Kita mau nobar woii"ucap Salsha kesal.(namakamu) langsung membelalakkan matanya.Astaga!
"Gue lupa Kak! Udah pada mau berangkat?"tanya (namakamu) dengan panik.
Salsha memperlihatkan jejeran giginya itu."Belum sih,gue aja belum siap-siap"ucap Salsha dengan wajah tanpa dosa.(namakamu)melemparkan bantal ke arah wajah Salsha.
"Rese lo Kak! Ngapain coba bangunin gue pagi-pagi? Lo aja belum siap,ishh"ucap (namakamu) kesal dan mengerucutkan bibirnya.Salshamencubit pipi Adiknya itu dengan gemas.
"Udah deh,jangan ngambek.Lo pergi cepetan mandinya,kan lo yang paling lelet"ucap Salsha memajukan bibir bawahnya.
"Kampret lo Kak"ucap (namakamu) segera bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah kamar mandi.Adiba menatap (namakamu) yang kini membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalamnya.
"Lo jangan natap kayk gitu ke arah Adek gue"ucap Salsha.Adiba menatap Salsha dengan tatapan tajam."Apa urusannya sama lo?"tanya Adiba meremehkan.
Salsha tersenyum miring."Lo nggak pantes ada di sini.NGGAK PANTES!"ucap Salsha dengan penuh penekanan di setiap katanya.
"Maksud lo apa?! Hah?! Seharusnya Adek lo yang nggak pantes ada disini! Dia itu bukan siapa-siapa tau nggak!"ucap Adiba marah.
"Lo--"ucapan Salsha berhenti saat Cassie dan Steffy mengelus punggungnya."Sabar Sal,tahan emosi lo"ucap Steffy dan Cassie mengangguk.
Salsha menatap Adiba dengan tatapan tajamnya.Adiba dengan tatapan remeh,kemudian Salsha berlalu menuju kasurnya dan (namakamu) dengan kesal.Menit selanjutnya (namakamu) keluar dengan baju berwarna abu-abu dan celana pendek di atas lutut berwarna biru serta kemeja bermotif kotak-kotak yang berwarna biru.
*
Saat ini CJR dan Ellovi serta (namakamu) dan Adiba berada di salah satu bioskop di dalam mall yang terletak di Semarang.Sudah banyak orang yang berada di ruangan studio 1 ini.(namakamu) asik memainkan ponselnya.Menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan di aplikasi Ask.fm.
Ask.Fm
________
@(namakamu)Drnta
Bener nggak sih,lo pacaran sama Iqbaal? [Babby]
Nggak,kata siapa? [(namakamu)Drnta]
Follback Kak,please [GueGila]
Down yaa [(namakamu)Drnta]
Cabe lo! [Anon]
Off Anon! Kalau lo emang nggak takut,jangan di anon dong! Dasar emang tukang judge! [(namakamu)Drnta]
Hai Kak^_^ [Lulululululu]
Hai jugaaa:) [(namakamu)Drnta
Beneran lo pacaran sama Iqbaal? [Elu]
Ngaaaaakkkkk [(namakamu)Drnta]
Let me be your.... [Pisang]
Friends [(namakamu)Drnta
Ada rasa suka sama Iqbaal? [Anon]
Maybe.Off anon yaaa kalau punya nyali [(namakamu)Drnta]
Sok ngartis lo! Ngaca dong! Lo cuman numpang tenar,yepan?! Dasar! [Anon]
Gue nggak sok ngartis! Gue nggak numpang tenar! Yang ada lo kali yang numpang tenar! [(namakamu)Drnta]
Flbck [Anon]
Off anon dulu:) [(namakamu)Drnta]
____________
(namakamu) melogout Ask.Fmnya itu,karena film akan segera dimulai.(namakamu) duduk di samping Iqbaal,entah kenapa keduanya tak mau berpisah.(namakamu) menatap Iqbaal yang tengah bercanda dengan Adiba.Ada rasa sakit di dalam sana,entah apa itu.
“Lo kenapa de?”tanya Salsha dan (namakamu) menggeleng pelan kemudian ia tersenyum tipis.Salsha menatap ke arah Iqbaal yang tengah bercanda dengan Adiba tanpa memperdulikan (namakamu).Salsha menggeram kesal kemudian menarik tangan (namakamu) dan menyuruhnya duduk disampingnya dan Cassie.
“Kenapa sih Kak?”tanya (namakamu) kesal.Salsha menatap tajam (namakamu).
“Lo mau tetep duduk di situ? Liat Iqbaal sama Adiba lagi becandaan dan lo nggak di anggap?”kesal Salsha menatap (namakamu) dengan jengkel.(namakamu) menghembuskan nafas beratnya kemudian mengangkat bahunya acuh.
Film CRTM 2 telah dimulai.Kadang (namakamu) memalingkan wajahnya saat adegan Iqbaal dan Adiba berlangsung.(namakamu) menatap Iqbaal yang tertawa melihat aktingnya dengan Adiba,dan mengajak Adiba berbicara.Apakah Iqbaal tidak menyadari bahwa (namakamu) tidak di sampingnya? Ataukah ia sudah tahu,tetapi pura-pura tidak tahu? Atau memang Iqbaal tidak peduli? Entahlah.
Setelah 2 jam,film CJRTM 2 telah selesai.Sebelumitu,para pemain CJRTM 2 yang hadir berselfie ria dengan COmate yang menonton tadi.Setelah itu MCJR,Ellovi,(namakamu) dan Adiba pergi mencari makanan.


Bersambung ...


Karya : Aqifah Anasyah
Instagram Aqifah_Anasyah
Follow Twitterku : @_BayuPrasetya
Instagram : _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan!!

Cerbung Song From SoniQ - Part 8

Part 8
-Aqifah Anasyah-


***
Hello!
Kemaren gue nggak next ya? Hihi maafin belbi T.T
PART INI PEDEK! PAKE BANGET! <<- Baca noh!
Okee.Hepi Riding^_^


***
Setelah sedikit berkeliling untuk mencari hotel yang dekat dengan lokasi nobar CJR,akhirnya mereka menemukannya.Kak Patrick memesan tiga kamar yang pastinya satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuannya.Member Ellovi,(namakamu) dan Adiba sekamar.Iqbaal,Aldi dan Bang Kiki juga yang pastinya sekamar.Dan Kak Patrick? Owalah dia sendiri colonthree emotikon
(namakamu) merenggangkan tangannya.Ia merasa lelah dan masih mengantuk setelah tadi ia tertidur di pesawat.

Cerbung Song From SoniQ - Part 7

Part 7
-Aqifah Anasyah-


***
Kecewa deh sama kalian;;(
Like dan comment nya menurun drastis.Gue kecewa banget.Untung gue masih baek,jadi gue masih next nih cerbung;;')
Rapopolah gue.COMMENT BAWEL DONG!! HIKSS!!
Oiya,karakter (namakamu) gue ubah yaa.Yang tadinya IU jadi Park Hyo Jin.Satu lagi,disini ada yang bisa buat Cover nggak?
Okee.Hepi Riding^_^

***
(namakamu) menghembuskan nafasnya bosan.Sedari tadi Pak Ijo belum menjemputnya,padahal sudah hampir setengah jam ia menunggu dan orang-orang di sekolah semakin sedikit.(namakamu) sangat kesal jika harus menunggu seperti ini.Bukannya takut sendiri,tetapi ia tak suka bila harus berdiam diri,menunggu dan seperti orang bodoh.
“Duhh,lama banget sih jemputnya”kesal (namakamu).
10 mneit berlalu,dari arah kanan ia dapat melihat mobil yang dikendarai Pak Ijo.(namakamu) bernafas lega.

Cerbung Song From SoniQ - Part 6

Part 6
-Aqifah Anasyah-

***
Comment bawel kalian mana? Huaa!!
Gue sedih tau.Gue tau,part kemaren pendek banget.Mood gue kemaren bener-bener hancur! Gue putus sama si doi.Kalian ngertiin gue dong.Hikss..semoga part ini bikin kalian puas dehh dan nggak bosan :').Sebenernya nggak mau next dulu,karena mood gue belum baik total,tapi demi kalian nggak apa-apalah;;')

***
(namakamu) bernafas lega saat pagar sekolah belum ditutup.Kelas masuk 5 menit dimulai dari sekarang dan (namakamu) segera berlari.
“Bisa telat gue nih”gumam (namakamu) masih saja terus berlari.Sesampainya di kelas (namakamu) kembali bernafa lega karena guru yang mengajar di kelasnya belum masuk.
“Kok lo telat sih,(nam..)?”tanya Katya,ia adalah teman sebangku (namakamu).”Nggak ada yang bangunin gue”jawab (namakamu) dengan jujurnya yang urghhh.

Cerbung Song From SoniQ - Part 5

Part 5
-Aqifah Anasyah-


***
Curhat boleh? .-.
Ekhmm .. tadi gue nggak jadi ulangan masa_- guru gue nggak dateng.Dia lagi saki katenye.Kesel banget g
ue.Ehh Happy Satnite mblo tongue emotikon.
Okee.Hepi Riding^_^


***
"Ihhh! Ini nggak bisa dibiarinni! (namakamu) emang cabe! Gue yakin dia pake pelet! Huh!"kesal Adiba menghentakkan kakinya ke lantai rumahnya."Niatnya sih mau nonton Iqbaal supaya mood gue jadi baik.Ehh ini malah tambah jelek mood gue"omel Adiba.
"Kamu kenapa sih,Dib?"tanya Umi Pipik yang tiba-tiba sudah duduk di samping Adiba.
"Ehh,Umi.Bikin Adiba kaget aja.Adiba nggak apa-apa kok Umi"ucap Adiba tersenyum.Fake smile.
"Yaudah,Umi ke dapur dulu yahh.Siapin makan malam"ucap Umi Pipik dan Adiba mengangguk."Oiya,Dib.Cewek yang deket Iqbaal siapa? Cantik banget sih dia"ucap Umi Pipik sebelum berlalu pergi.
"Ihhh
! Umi juga! Kenapa ikut-ikutan sih!"gumam Adiba kesal.

Saturday, March 7, 2015

Cerbung Song From SoniQ - Part 4



***

Iqbaal menaruh (namakamu) di sofa yang sudah tersedia dengan pelan-pelan.Kemudian duduk di sisi sofa yang masih tersisa(?).Iqbaal menatap wajah (namakamu) dengan seksama.
"Ekhmm,jangan ngeliatin adek gue mulu.Entar ketularan cantiknya"ucap Salsha dan membuat Iqbaal tersentak kaget.
"Lo apa-apaansih.Bikin gue kaget aja lo"kesal Iqbaal pada Salsha yang terkekeh.
"Lo suka sama adek gue?"tanya Salsha tiba-tiba."Hah?Suka? Suka sih iyaa,tapi Cinta? Gue belum tahu"ucap Iqbaal mengangkat bahunya.Salsha tersenyum tipis.
"Gue saranin,kalau lo udah jadian sama adek gue,gue mohon lo jangan bikin dia sakit hati atau sampai bikin dia drop"ucap Salsha menatap (namakamu) yang masih tertidur pulas.
"Drop? Mak—“
“Udah,lupain.Oiya kita udah dipanggil untuk ke depan sekarang”ucap Salsha berjalan meninggalkan Iqb
aal yang menatap punggungnya dengan alis yang berkerut.
*

Cerbung Song From SoniQ - Part 3

***

“(namakamu),pake pelet apa sih? Sampai-sampai Alwan juga ikutan”gumam Adiba kesal.
“Adik gue nggak pake pelet apa-apa.Dia emang cantik,baik.Makanya banyak yang suka”
“SALSHA!!”
“Jangan sampai lo benci sama (namakamu) karena ke egoisan lo.Bukan salah (namakamu) kalau Iqbaal suka sama dia.Jangan sampai lo nyakitin adek gue.Lo itu nggak pantes buat Iqbaal”ucap Salsha memandang sinis ke arah Adiba.”Satu lagi,jangan pernah lo bikin (namakamu) nangis”lalu Salsha pergi meninggalkan Adiba yang sangatlah kesal.
“A
rghh! Kakak s
ama Adek nggak ada bedanya!”
*

Cerbung Song From SoniQ - Part 2

***

“Yaelah,(nam..).Minta maaf deh gue”ucap Aldi.(namakamu)menatapnya dan terkekeh.”Nggakapa-apa kali Ald”ucap (namakamu) santai.
“Udah-udah.Giniaja,kita langsung berangkat ke lokasi INBOX yukk.Kalian udah pada minta izinkan ke guru kalian masing-masing?”tanya Bang Kiki dan yang lainnya mengangguk serempak.
Tiiinn .. tiiinn
“Nah,itu mungkin mobil jemputan dari INBOX(?)”ucap Bang Kiki.”Yaudah kita berangkat”
Semuanya segera berlari keluar rumah dengan tergesa-gesa.Bahkan Aldi hampir terjatuh karena tali sepatunya lupa di ikat.Setelah itu mereka berlomba-lomba untuk memasuki mobil.Astaga,kelakuan mereka kayak anak kecil.

Cerbung Song From SoniQ - Part 1

***

“Yaelah,(nam..).Minta maaf deh gue”ucap Aldi.(namakamu)menatapnya dan terkekeh.”Nggakapa-apa kali Ald”ucap (namakamu) santai.
“Udah-udah.Giniaja,kita langsung berangkat ke lokasi INBOX yukk.Kalian udah pada minta izinkan ke guru kalian masing-masing?”tanya Bang Kiki dan yang lainnya mengangguk serempak.
Tiiinn .. tiiinn
“Nah,itu mungkin mobil jemputan dari INBOX(?)”ucap Bang Kiki.”Yaudah kita berangkat”
Semuanya segera berlari keluar rumah dengan tergesa-gesa.Bahkan Aldi hampir terjatuh karena tali sepatunya lupa di ikat.Setelah itu mereka berlomba-lomba untuk memasuki mobil.Astaga,kelakuan mereka kayak anak kecil.

Sunday, March 1, 2015

Cerpen - Hospital



`Hospital`

By Muhammad Aryanda
» One Shoot «

oOo
Di Korea, terdapat peraturan yang berlaku di semua rumah sakit. Ketika pasien masih hidup, gelang berwarna putih diikatkan di lengan kanan mereka. Gelang itu berisi nama pasien serta informasi lainnya. Namun ketika pasien meninggal, gelang itu dilepas dan digantikan dengan sebuah gelang merah yang diikatkan di lengan kiri sebelum jenazahnya dibawa ke kamar mayat.
-oOo-
”Aku hari ini pulang akan sangat larut, maaf,” suara gadis itu sangat merasa bersalah. Pasalnya, ini untuk kesekian kalinya dia membatalkan dinner yang di ajukan oleh sang kekasih.
”Begitu, ya.”
”Ya, tapi akan ku usahakan besok.” Gadis itu tersenyum meyakinkan.
”Aku pernah mendengar itu sebelumnya,” Laki-laki yang sedang berada di dalam mobil itu menerang jauh ke langit tanpa bintang. Dia masih mengingat kata-kata gadisnya ini sepekan yang lalu. ”Kau benar-benar tidak bisa, ya? Padahal aku sengaja menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat hanya untuk makan malam bersamamu.”
Gadis itu hanya diam dan menunduk. Dia benar-benar merasa tidak berguna. Pekerjaannya ini terlalu menyitak waktunya.
”Hei, tidak apa. Jangan bersedih seperti itu. Aku mengerti akan keadaanmu. Jadi, bekerjalah.” Laki-laki itu tersenyum ramah. Senyum khasnya yang menawan itu semakin membuat gadis itu ingin menangis.
”Ya.” Hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya.
”(Namakamu)..,”Panggil laki-laki itu, gadis ini—(namakamu)—segera mengendah. ”Aku mencintaimu.”
Wajah (namakamu) seperti di poles oleh blush on yang berlebihan. Dia membalas dengan wajah yang tersipu. ”Aku juga mencintaimu.” (Namakamu) terkekeh sendiri mendengar nada suaranya yang malu-malu.
”Hei, coba kau lihat, di mataku ada apa? Perih sekali.”
(Namakamu) terkesiap untuk mencodongkan wajahnya. Dan menatap mata laki-laki itu dengan selidik. Mencari-cari sesuatu.
”Tidak ad..”
Kalimat (namakamu) terhenti saat laki-laki itu mengecup sekilas bibirnya dan buru-buru menginjak pedal gas. (Namakamu) mematung sementara mobil kekasihnya itu semakin menjauh dan tak terlihat lagi. Dia sibuk mengatur degup jantungnya yang hendak lepas dari sarangnya. Pasalnya ini ciuman pertamanya sejak mereka menjalani hubungan selama tiga tahun. Percaya? Gue sih engga .-.
”Iqbaal, kau membohongi ku!” Gerutu (namakamu) nyaris kesal dan nyaris ingin berteriak. (Namakamu) berbalik dan melangkah menuju gedung berlantai lima yang ada di hadapannya. Di sepanjang langkah dia tidak henti-hentinya tersenyum seperti orang gila mengingat kejadian yang baru saja dia alami, tentunya sambil memegang bibirnya. Akh! Gila!
*
(Namakamu) merasa sangat lelah saat baru menyelesaikan shift malamnya bertepatan jam tiga dini hari. Dia lebih memilih duduk sambil memijat keningnya dengan lembut. Hari ini memang sangat lelah, tidak, bukan hari ini melainkan karena shift malam ini.
(Namakamu) melintasi koridor di lantai dua dengan langkah perlahan. Rumah sakit ini benar-benar sepi. Di koridor ini benar-benar tidak ada orang. Tentu semua pasien sudah terlelap dan sebagian besar perawat sudah pulang. (Namakamu) bisa saja menelpon kekasihnya untuk menjemputnya dalam situasi seperti ini, tapi kalau dia menelpon kekasihnya, itu akan sangat kelewatan mengingat ini sudah pukul tiga dini hari.
Pintu lift terbuka, (namakamu) segera masuk ke dalam, ada seorang gadis pucat dengan seragam pasien yang kebesaran. (Namakamu) hanya tersenyum seakan itu gambaran hari ini yang terlalu lelah membuatnya tidak dapat berkata-kata lagi. Tampaknya gadis itu juga ingin turun ke lantai dasar.
Begitu pintu lift terbuka, tampak seorang pria paruh bayah mengenakan pakaian serba putih. Gadis yang bersama (namakamu) hendak keluar, tapi (namakamu) buru-buru menarik lengan gadis itu karena melihat sesuatu di tangan pria tadi. (Namakamu) menekan tombol ke lantai dua, dan pintu lift kembali tertutup.
”Hei, Onnie, apa yang kau lakukan?” Tanya gadis itu tampak marah karena dokter ini menariknya masuk kembali.
”Kau beruntung tidak ku biarkan keluar,” kata (namakamu). ”Kau tidak lihat di tangan pria tadi ada gelang merah? Berarti dia sudah meninggal.”
”Gelang merah?” Tanya gadis itu sambil menyingsingkan lengan bajunya yang ke besaran.
”Maksudmu seperti ini?”

THE end.

Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52&_ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C

Cerpen - Lost In Love (1/2)

`Lost In Love` [Sequel 'Love Problem']

By Muhammad Aryanda

-o0o-
• Bagian 1 [1 of 2]

(Namakamu) tidak tahu apakah dia harus menangis atau bahagia ketika penghulu mengucapkan kata 'sah' dan belasan orang lainnya yang mengisi aula serba putih beserta pernak-pernik menakjubkan ini menyerukan hal yang sama. Laki-laki yang duduk di sebelah kanannya ini adalah laki-laki yang dulu—semasa SMA—merebut ciuman pertamanya secara tiba-tiba. Laki-laki yang menumpahkan tinta ke seragam sekolahnya, laki-laki yang menaruh seragam olahraganya di toilet cowok, laki-laki yang melempar sepatunya ke genteng sekolah dan laki-laki ini juga yang memasukkan batu bata ke dalam tas sekolahnya.
Ini seperti mimpi. Kalaupun mimpi, Iqbaal tidak tahu apakah ini mimpi buruk atau sebaliknya. Gadis yang duduk di sebelah kirinya adalah gadis yang memasukan alat kecantikan ke tasnya sewaktu SMA dulu—Iqbaal masih ingat betul bagaimana suara tawa biadab teman-teman kelasnya. Gadis ini juga yang memasukan cabe ke dalam jusnya, dia juga yang melempar seragam olahraganya ke lumpur, gadis ini juga yang meletakan tasnya di atas tiang bendera dan yang paling parah gadis ini adalah gadis yang mencabut bulu kakinya dengan selotip.
Tapi ketika melihat keadaan mereka sekarang, siapa yang menyangka? Bastian— teman akrab Iqbaal—kalau mengenang kejadian masa sekolah dulu pasti dia yang akan tertawa paling besar.
-o0o-
(Namakamu) seperti terkurung dalam ruangan hampa tanpa oksigen saat melihat Iqbaal masuk ke dalam kamar. Mereka satu kamar sekarang! Jangan bilang kalau (namakamu) lupa akan hal itu(namakamu) terduduk di sofa yang menghadap televisi. Dia mencoba acuh dengan kedatangan Iqbaal. Ini aneh, untuk pertama kalinya (namakamu) takut akan kehadiran Iqbaal. Padahal sewaktu mereka menjalani hubungan yang biasa di sebut 'pacaran' (namakamu) tidak pernah bersikap seperti ini. (Namakamu) takut. Kata itu yang berdiri paling depan dari segala macam perasaan yang dia rasakan malam ini.
Iqbaal duduk di sampingnya. Jantung (namakamu) malah membabi buta bahkan tangannya yang sedari tadi memegang remote gemetaran. Untuk menghilangkan keanehan, (namakamu) menyilangkan kedua tangannya di dada.
”Bukannya kamu gak suka ya, sama sinetron ini?” Tanya Iqbaal tiba-tiba, dan itu membuat (namakamu) nyaris melompat. Untuk pertama kalinya lagi, suara Iqbaal terdengar seperti lonceng kematian.
(Namakamu) tidak menjawab. Dia menatap intens layar televisi yang sedang memperlihatkan sinetron yang di maksud Iqbaal. Sedetik kemudian mata (namakamu) menyipit jijik `Kau Yang Berasal Dari Bi*ta*g` buru-buru (namakamu) menyambar remote dan sialnya dia malah menekan 'turn off'
Suasana mendadak hening dan mencekat tenggorokan (namakamu). Seperti ini ya suasana malam pertama? -..-
Hening.
Hening.
Hening.
”(Namakamu), aku laper, tolong ambilin ponsel aku.., disitu” suara Iqbaal memecahkan keheningan, telunjuknya dia arahkan ke meja rias yang terletak di sebelah (namakamu).
(Namakamu) tidak lansung mengambil ponsel Iqbaal, awalnya dia menatap Iqbaal lebih dulu yang di balas dengan senyum menawan laki-laki itu.
”Kamu laper? Biar aku yang masak aja.” (Namakamu) tidak pernah sekaku ini terhadap Iqbaal. Mungkin karena hanya menjalani hubungan dengan jarak yang tak begitu jauh. Setengah tahun.
Jari Iqbaal berhenti saat tengah menekan enam digit nomor salah satu restoran. Wajahnya datar. ”Oh, gausah, aku tau pasti kamu capek.”
(Namakamu) hanya mengangguk samar, dia tidak serius dengan ucapannya yang menawarkan diri untuk memasak. Sejujurnya dia memang letih. Detik berikutnya, dia hanya mendengar suara Iqbaal yang bercakap-cakap dengan pelayan restoran. Ketika Iqbaal menatapnya dan bertanya 'mau pesan apa' dan (namakamu) hanya mengangkat kedua alisnya secara bersamaan lalu kembali memalingkan pandangan. Jawaban kalau dia memesan makanan yang sama dengan Iqbaal.
*
Seorang laki-laki mengenakan seragam rumah makan tempatnya bekerja berjalan di lobi lantai dua sambil menenteng dua hamburger dan sekotak pizza ukuran jumbo yang terbungkus dengan plastik putih bertulisan 'Aldi's Bistro'. Saat tiba di depan pintu apartemen, dia mematung dan mengamati nomor yang tertera di pintu tersebut. Ketika ingin menekan bel, suara teriakan seorang wanita di dalam, membuatnya mengurungkan niat. Keningnya berkerut resah, suara pecahan kaca yang seperti vas menyusul detik berikutnya. Itu semakin membuat waiters ini ingin membatalkan niatnya.
Apa susahnya tinggal menekan Bel? Lagipula itu bukan urusannnya, yang terpenting dia sudah menjalankan pekerjaanya dengan benar.
Dia menghela napas meyakinkan dirinya. Kemudian dia memberanikan diri untuk menekan bel, bersamaan dengan suara laki-laki di dalam yang berteriak kesakitan. Hanya menekan sekali, pintu langsung terbuka dan suara kekacaun di dalam langsung menghilang.
Seorang laki-laki tampan berdiri tepat di hadapan waiters ini. Dia tersenyum ramah, tangan kanannya menggenggam beberapa lembar uang. Waiters bername-tag 'Rizal' itu menyodorkan pesanan kepada laki-laki di hadapannya dengan senyum khas pengantar. Setelah mendapatkan pembayaran atas makanan. Waiters—Rizal—menghambur dengan segala tanda tanya di kepalanya.
Mereka sedang menonton film -..-
*
”Aku mau mandi dulu,” kata Iqbaal saat (namakamu) tengah menyalakan televisi. ”Kalo pesanannya udah dateng, itu uangnya.” Jari Iqbaal menuding ke arah meja yang terletak di depan sofa tempat mereka duduk tadi. Iqbaal berjalan ke arah kamar mandi sambil melepas satu demi satu kancing kemejanya.
Itu kalimat yang terakhir kali (namakamu) dengar sebelum kelopak matanya tertutup.
Samar-samar (namakamu) meendengar suara berisik yang di hasilkan televisinya. (Namakamu) sangat yakin kalau chanel televisi tengah menyiarkan pertandingan sepak bola, dan suara komentator itu mengusik tidurnya. Perlahan mata (namakamu) mengerjap dan pupilnya masih menyesuaikan dengann cahaya ruangan terang ini. Seingatnya, dia tertidur sambil meringkuk memeluk lututnya dan menjejalkan kepalanya kedalam ruanga gelap yang di buatnya sendiri. Tapi, sekarang, (namakamu) tengah terbaring. Yang pertama kali terlihat jelas adalah wajah Iqbaal tengah fokus pada layar televisi.
Mulut dan mata (namakamu) terbuka, seolah dia baru saja melihat sesuatu yang begitu mengejutkan. Bukan untuk dilihat—Iqbaal bertelanjang dada— (Namakamu) menutup matanya—pura-pura—tidur saat tangan Iqbaal merayap ke puncak kepalanya, lalu mengelus rambutnya dengan lembut. Rasanya nyaman sekali.
Sesaat memang terlalu nyaman, tapi saat Iqbaal menggumamkan kata yang tak begitu jelas. (Namakamu) merasakan atmosfer hangat menyelubungi wajahnya, napasnya jadi terputus-putus.Udara panas yang kini dia hirup semakin menyapu wajahnya. Apa Iqbaal mematikan AC ruangan ini? Tidak, tidak mungkin.
(Namakamu) mencoba mengintip dari celah bulu matanya. Dia membuka sedikit sekali matanya untuk melihat keadaan di luar. Yang dia lihat sekarang adalah malah mengundang jantungnya yang berdetak bak gebukan drum. Iqbaal mencondongkan wajahnya lebih dekat ke wajahnya, sedikit lagi.. Sedikit lagi.. Bibir Iqbaal akan menyentuh...,
” AAaaa!!” (Namakamu) seolah baru mendapatkan suaranya lagi. Teriakannya menggelegar mengisi ruang hampa ini. (Namakamu) bisa melihat wajah kaget Iqbaal.
(Namakamu) menjauh dari Iqbaal sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Sementara Iqbaal memandangnya dengan tatapan heran.
”Kamu kenapa sih? Mimpi buruk?” Tanya Iqbaal ambigu.
(Namakamu) mengibaskan tangannya. Lalu tangannya menunjuk badan Iqbaal yang tanpa mengenakan atasan. Iqbaal langsung tersenyum jahil, sialnya, (namakamu) tidak melihat itu. Perlahan namun pasti, Iqbaal mendekatkan badannya pada (namakamu) yang masih menutup wajahnya dengan tangan.
Iqbaal berkata sambil berbisik, suaranya mampu membuat bulu kuduk (namakamu) meremang. ”Malam pertama itu mengasyikan..” Bisik Iqbaal nyaris terkekeh, tapi tak sempat begitu melihat (namakamu) menghambur sambil berteriak seperti orang gila.
Seringaian Iqbaal semakin lebar. (Namakamu) benar-benar seperti orang gila.
”(Namakamu)! Ayolah! Setiap pengantin akan melakukan 'ini'” tapi (namakamu) tidak memperdulikan perkataan Iqbaal, dia terus meronta sambil berlari. Masih seperti orang gila.
Iqbaal beranjak dari sofa, dan mulai menelusuri apartemen yang ukurannya tidak bisa di bilang kecil ataupun lumayan besar. Karena ini benar-benar besar, di tambah barang-barang penghias ruangan lainnya seperti; guci sebesar dirinya, vas, lemari hias yang berisi gelas-gelas hias, dan bermacam benda aneh lainnya yang tak mungkin di absen satu persatu, sebab (namakamu) hilang.
Iqbaal tidak menemukan (namakamu) di dapur, kamar mandi, dan ruang perpustakaan. Jadi, Iqbaal melangkah menuju kamar mereka.
Ruangan itu sangat indah, berbagai penghias penganti menempel di dinding kamar. Dua buket bunga mawar dan melati terbaring di atas tempat tidur serba putih itu. Aroma ruangan ini semakin memacu adrenalin Iqbaal untuk menemukan (namakamu). Kamar pengantin ini berbeda dengan kamar yang tadi, tempat keduanya menonton acara absurd. (Namakamu) tidak suka aroma ruangan ini.
”(Namakamu)?” Panggil Iqbaal sembari mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ekspresi jahilnya kini berubah menyelidik.
Kamar ini benar-benar sunyi, tak ada yang bisa di dengar kecuali dengung kepala sendiri. Iqbaal sudah mengecek dengan benar-benar di kamar mandi, dapur, bahkan ruang perpustakaan yang semak penuh tempat persembunyian itu. Tapi tetap saja, disana tidak ada (namakamu). Dan ini ruangan satu-satunya yang belum dia lihat.
Selagi Iqbaal sibuk mencari keberadaan (namakamu), sesuatu yang bergoyang-goyang mengacaukan fokusnya. Tempat tidur itu di selimuti oleh seprai putih yang menjutai sampai menyentuh lantai, nah, disitu letak permasalahanya.Senyum jahil Iqbaal tersungging lagi, kali ini lebih lebar.
”(Namakamu), kalo kamu sembunyi terus aku bakalan buka celana semaleman!” Ancam Iqbaal yang langsung mendapat respon aneh.
Dugh!
Suara memilukan itu terdengar dari bawah kolong tempat tidur. Kepala (Namakamu) terhantam dengan papan pengalas tempat tidur. Iqbaal terkekeh.
Iqbaal terlalu sibuk dengan kekehannya sampai dia tidak sadar kalau (namakamu) sudah beranjak dari kolong tempat tidur. (Namakamu) berada di sebrang tempat tidur, menekuk wajahnya sambil mengelus kepalanya.
”(Namakamu), ayodong, Steffie aja berani masa kamu engga.” Kata Iqbaal menggoda. Entah kenapa, Iqbaal begitu sulit melepaskan seringaian yang bagi (namakamu) terlihat menyebalkan.
Bugh!
Sekali gerakan, (namakamu) menghempaskan bantal ke wajah Iqbaal kemudian dia menghambur keluar kamar sambil berteriak ”bodohamat!”
Belum menyerah, Iqbaal kembali mengejar (namakamu). Aksi kejar-kejaran itu berlangsung tanpa henti, Iqbaal yang sesekali menabrak sofa menjadi keringan bagi (namakamu). Tapi tetap saja dia merasakan kelelahan, berlari-lari di malam hari seperti ini. (Namakamu) ingin sekali keluar dari apartemen ini kalau saja pintu utama tidak dikunci oleh Iqbaal. kalaupun (namakamu) tahu sandi apartemen ini, itu akan memakan waktu lama saat menekan angka demi angka, mengingat Iqbaal yang tak kelelahan mengejarnya.
Prash!
(Namakamu) tidak sengaja menyenggol vas bunga saat dia tak menemukan jalan. Di hadapannya hanya ada dinding tanpa cela lainnya. Ketika berbalik, Iqbaal berada di hadapannya dengan napas terengah-engah.Iqbaal mendekat, memeluknya dengan senyum penuh kemenangan. (Namakamu) bisa merasakan keringat Iqbaal menepel di wajahnya saat wajahnya saling bersentuhan dengan dada laki-laki itu. (Namakamu) mendadak mual.
Jek!
”Aduh!”
Menggunakan kesempatan saat Iqbaal lengah, (namakamu) menginjak kaki Iqbaal tanpa ampun. Tak lupa dia menarik rambut Iqbaal karena gemas dengan tingkah laki-laki ini sebelum menghambur pergi.
Iqbaal mendengar suara kunci terputar saat (namakamu) masuk ke dalam kamar. (Namakamu) mengunci kamar. Lalu suara bel apartemen mengiringi. Iqbaal menyambar kemeja sebelum membukakan pintu.
Seorang pengantar makanan dengan tampang membingungkan seolah dia baru saja menyaksikan kejadian yang tidakmampu di terima kepalanya, berdiri sambil menenteng plastik bungkus berwarna putih. Yang Iqbaal yakini adalah pesanannya.
*
”Loh, kok cepet banget pulangnya?” (Namakamu) kebingungan ketika melihat Iqbaal pulang dengan seragam kantor padahal waktu menunjukan pukul sepuluh pagi. Seharusnya sih, Iqbaal mengambil cuti tiga hari seperti teman-temannya yang lainn saat sehabis pernikahan. Tapi sudahlah... Tidak perlu di jelaskkan.
”Kenapa? Kamu gak seneng aku pulang cepet?” Iqbaal balik tanya dengan ekspresi wajah yang sangat sulit di artikan.
(Namakamu) menunduk dalam lalu berkata dengan suara tercekat. ”Bukan, bukan, gitu, cuma..,”
”Cuma apa?” Iqbaal menyela ucapan (namakamu) dengan suara dingin.
(Namakamu) ingin menangis, kenapa dia menjadi lemah seperti ini, sih?
”Cuma bercanda,” Iqbaal menghampiri (namakamu) lalu mengusap lembut puncak kepala wanita itu.
Butuh beberapa detik untuk menyadarkan (namakamu) dari shocked sikap Iqbaal yang mendadak dingin. Iqbaal hanya bercanda. (Namakamu) menanamkan tiga kata itu di benaknya. Kemudian, dia menengadah memandangi Iqbaal dari ujung kaki sampai ujung kepala, dan berhenti di tangan Iqbaal yang sedang memegang erat plastik hitam.
”Itu apa?”
Iqbaal tampak menyeringai dengan wajah merona merah. Laki-laki itu salah tingkah, tanpa menjawab pertanyaan (namakamu), Iqbaal menarik tangan (namakamu) dan membawanya ke ruang tengah.
*
Mengajak (namakamu) menonton video porn* sepertinya bukan ide bagus kalau hanya untuk melatih fisik gadis itu yang terkesan tidak terbiasa dengan hal berbau pornografi. Iqbaal seperti benda yang di perlakukan (namakamu) sesukanya, berkali-kali gadis itu merengek sambil menjambak rambut Iqbaal, ditambah bonus menampar dan memukul di bagian yang fatal.
Iqbaal tidak menyalahkan respon (namakamu), ini semua ide Bastian. Dan salah besar mengikuti saran laki-laki itu.
”Jangan di tarik kuat-kuat dong telinga aku, sakit tau!” Televisi di depan mereka masih menyala dan memperlihatkan gambar yang kurang senonoh bagi (namakamu).
”Aduh, Baal, itu pasti sakit banget.” Ujar (namakamu) sambil menarik hidung Iqbaal yang sudah kemerahan.
”(Namakamu), aku juga kesakitan! Nontonnya bisa gak sih, biasa aja,” Iqbaal mencoba melepaskan jari (namakamu) yang terkepit di hidungnya.
”Liat tuh!” Perut (namakamu) seperti di aduk pakai garpu. ”Ceweknya kesakitan, cowok bangsat!” Tangan (namakamu) tidak sengaja meraih remote lalu memukulnya ke kepala Iqbaal.
Iqbaal meringis.
Berikutnya, (namakamu) berkata sambil menjambak rambut Iqbaal. ”Ceweknya di jambak! Cowoknya bener-bener gakpunya otak!”
Seharusnya (namakamu) bercermin dengan ucapannya sendiri.
Adegan kurang senonoh di layar televisi membuat (namakamu) memiting kepala Iqbaal, sekuat-kuat mungkin. Hanya dengan seperti ini (namakamu) bisa kembali fokus dengan tontonan di layar televisi. Iqbaal memaksanya menonton dvd tolol ini. Alasannya supaya dia terbiasa. Terbiasa untuk? -..-

Bersambung...

Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52&_ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C

Cerpen - Daily News

`Daily News`

By Muhammad Aryanda.

-o0o-

Kedatangan (namakamu) dan Iqbaal di salah satu perusahaan media terkenal Singapore mengundang banyak penonton hadir. Acara yang berlangsung di salah satu televisi swasta itu di meriahkan juga oleh beberapa artis Singapore.
”Wah, ini untuk kali pertamanya kalian hadir di Singapore. Bagaimana perasaan kalian?” Seorang MC yang duduk di hadapan Iqbaal dan (namakamu) bertanya santai.
”Senang.” Serempak keduanya menjawab.
”Mereka (fans) menyambut kami dengan semangat. Aku jadi terharu, ku pikir aku hanya di kenal di negera ku saja.” (Namakamu) tertawa simpul, yang di ikuti oleh puluhan penonton yang hadir.
”Kau lucu juga. Ku pikir kau semenyebalkan peran mu di `Flatshoes dan Inferno`”
Suara tawa lepas penonton kembali mengisi studio ini. Semburat kemerahan menghiasi wajah (namakamu). Gadis itu tersipu malu.
”Jangan ingatkan aku pada `Inferno` aku terlihat menyebalkan sekaligus seperti manusia yang tak punya perasaan di film (cerbung) itu.”
”Hahaha.. Bagaimana dengan `Flatshoes`?”
”Aku tidak tahu. Tapi aku harus bersyukur karena berkat film itu aku mendapatkan penghargaan `Best Aktris 2014` setelah tahun sebelumnya menjadi milik Salsha. Ratingnya sangat tinggi.”
”Benar.” Iqbaal menyetujui.
”Apa yang menjadi kesibukkan kalian sekarang?”
”Kami memberhentikan sejenak `Kuchisake-Onna, Papercraft dan Hey, Soul Sister` tapi kami masih di sibukkan dengan film pendek; Love Problem, dan seminggu yang lalu `Ouija Board` sudah tayang dan hasilnya memuaskan.”
”Aku sampai tidak bernapas menonton `Ouija Board`”
Semua tertawa kecuali MC.
”Tidak ada yang tahu kalau kepala ku terbentur dinding, suasana syuting terlalu gelap dan menegangkan.”
”Aku menjadi laki-laki bergombal dan berotak mesum, padahal karakter itu hanya menunjukkan betapa besar sayang seorang laki-laki terhadap kekasihnya.” Iqbaal ikut nimbrung.
”Kalian hanya berdua, mungkin bisa di jelaskan kenapa yang lain tidak ikut? Kalian satu management, kan?”
Iqbaal dan (namakamu) saling melempar senyum.
”Aldi dan Salsha sedang mengalami proses short movie mereka.” Sergah Iqbaal.
”Masih tentang perfilm-an. Ada gak sih karakter yang sangat sulit atau yang bertolak belakang dengan karakter asli kalian?”
”Tentu saja ada. Aku sering mengalami, tapi berusaha untuk tidak mengeluh. Aku mencoba untuk profesional.” Jawab (namakamu).
”Sedikit. Mungkin di beberapa film, seperti; `Tell Me Your Wish` aku tidak bisa benar-benar terlihat marah, aktingku payah sekali. Dan `Dhoom`, aku tidak pernah bisa menjadi pemuda india.”
”Akh! Sebenarnya aku bukan tipe gadis yang cengeng, tapi kenapa aku terus mendapatkan peran seperti itu,” semua orang tertawa. ”Aku sangat suka peranku di `Papercraft dan Kuchisake-Onna.”
”Menurut kabar, kau mendapatkan tawaran di salah satu sinema Indonesia, kalau tidak salah judulnya `Ganteng-Ganteng Serigala`”
”Akh, ya, tapi ku rasa, aku cukup menjadi serigala di serial `Wolf`saja.”
”Peran apasih yang kalian ingin, kan?”
”Sekarang aku mulai selektif memilih peran, aku menunggu tawaran peran seperti; `Innocent`, aku sangat cinta dengan karakterku disini dan juga `Love Problem`”
”Kalau aku sih, banyak, tapi dari sekian yang ku sukai, aku sangat suka dengan peranku di `DayDreaming Beauty` aku menjadi laki-laki amat penyayang,” Iqbaal menghela napas sejenak, sepertinya dia belum selesai memaparkan kalimatnya. Penonton dan MC tampak menunggu, begitupun dengan (namakamu). ”...dan Dearmoon.”
Semua tertawa lepas, sampai-sampai (namakamu) menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Masih tertawa, MC kembali bertanya untuk Iqbaal. ”Bagaimana.. Eh, maksudku?”
”Yah, alur perasaannya memang sederhana 'benci jadi cinta' tapi aku mulai mencintai dia [(namakamu)] ketika gadis itu harus berangkat ke london, sementara aku baru menyadari kalau aku mencintainya, sampai kami beranjak dewasa dan butuh alur berliku-liku baru kami bertemu. Itu sama saja seperti melempar sepuluh burung dengan satu batu. Kami terpisah dengan jarak yang jauh, tidak tahu kabar satu sama lain, apakah salah satu dari kami sudah memiliki pasangan, percintaan yang sangat rumit.”
”Wah, kau benar-benar masih mengingat betul bagaimana konflik dalam cerita itu.”
”Ya, aku selalu mengingat setiap peran yang aku jalani.” Iqbaal berkata mantap.
”Hmm, ada pertanyaan sedikit nakal nih. Kalian apa tidak bosan menjalani peran yang terlalu sempurna, terutama kau.” MC itu menudingkan jari ke arah Iqbaal.
”Yah, begitulah. Kami seperti rengkanasi Keluarga Cullen (Twilight).” Ujar (namakamu).
”Aku tidak tahu, aku hanya menjalankan saja. Tapi benar katamu, bagaimanapun tingkah ku; aku selalu menjadi laki-laki tampan yang berwibawa, kaya, dan di gemari wanita.” Jawab Iqbaal ambigu.
”Sayang sekali, `Dream It` harus di buat short movie.”
”Ya, Naskahnya juga dalam persiapan. Aku harus bernyanyi disana sedangkan karakterku disitu, aku gemar menari.” Selesai menjawab, (namakamu) menatap Iqbaal jengkel dengan sikap bercanda. ”Lagi-lagi dia mendapatkan peran yang sempurna.”
Iqbaal tertawa. ”Bukan salahku.”
”Aku ingin sekali mendapatkan peran yang berbeda.” Kata (namakamu) merenung.
”Kita.” Iqbaal meralat ucapan (namakamu), yang di sambut tawa penonton dan MC.

Tamat..

Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52& _ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C

Situs terkait