`Soul`
Part 2
Muhammad Aryanda.
OoO
Di part kemarin gue lupa nulis flasbacknya, dan part ini udah gak ceritain masa lalu lagi. Oke? Dan gue bakalan ser ulang artikel di part pertama karena ada kesalahan.
*
[DailyNews]—Tampaknya tiga agensi hiburan. terbesar di Indonesia (Stars Group, I-Generation dan Evaluation Entertainment) akan saling bersaing sengit untuk generasi girlgrup baru mereka.
SG yang sudah berada diposisi depan dalam persaingan ini karena boygrup mereka, yang debut dua tahun lalu sangat hit yaitu CJR, akan mendebutkan sebuah girlband baru. Dan beberapa waktu belakangan ini telah mengisyaratkan bahwa CJR akan membuat comeback mereka lagi pada bulan November ini. Tampaknya untuk mengejar ketinggalan dengan kesuksesan dan pupolaritas yang luar biasa dari CJR. I-G dan EVL juga telah memutuskan untuk memulai langkah mereka untuk mendebutkan kelompok baru mereka sendiri.
EVL akan mempersiapkan debut girlband baru mereka 'F-U', yang telah menjadi sangat populer dan terkenal karena partisipasi mereka dalam program 'Stars Meet' sebagai Tim A . Mereka akan membuat debut resmi mereka pada bulan November mendatang.
Sementara itu, I-G juga sedang mempersiapkan untuk memulai debut girlsband baru mereka yang terdiri dari 5-anggota pada bulan Oktober dengan nama 'SISTERS'. Para anggota juga sudah muncul pada September di 'Stars Meet' dan berkompetisi melawan trainee EVL. Mereka juga dari berbagai negara, seperti Amerika, China, dan Hong Kong, karena mereka dipilih melalui audisi global. Sementara ini mereka telah bekerja pada musik baru mereka untuk beberapa waktu sekarang.
Tidak diragukan lagi, kelompok-kelompok ini dan CJR yang sudah ada akan menjadi generasi baru yang bersaing ketat!
*
”Mulai sekarang kamu bertindak sebagai Leader di grup ini. Lakukan yang terbaik.” Katanya sambil berjalan lalu menepuk pundak gadis itu.
Pak Ed keluar dari ruangan. Dan empat gadis lainnya menatap tak percaya ke arah gadis itu...
”(Namakamu)?”
”Gue masih kaget sama keluarnya Salsha, dan sekarang..”
”Gue yakin seyakin-yakinnya kalau gue lagi mimpi. Lo anak kemarin sore.”
”Pak Ed gak pernah ragu sama pilihannya, dan gue yakin apa yang dia lakukan adalah yang terbaik. Fighting!”
•Flashback Off•
OoO
(Namakamu) baru saja menekan shutdown pada laptopnya dan meletakannya di meja kecil di sebelah tempat tidur, lalu dia membaringkan tubuhnya. Matanya memandang langit kamar. Manik matanya bergerak liar, bersamaan dengan itu secerca perasaan bahagia mulai menjalar ke setiap pembuluh darahnya. (Namakamu) merasakan sesuatu yang amat besar dan bahagia seakan meracuni sel-sel dalam tubuhnya. Ya. Dia bahagia, baru saja dia membaca salah satu Artikel di DailyNews yang membahas tentang Debutnya sebuah beberapa Girlgrup baru, yang satu di antaranya adalah grupnya.
Sekarang sudah pukul sepuluh malam, tapi (namakamu) masih terlalu letih untuk tidur. Tentu saja. Dia baru saja selesai latihan. Dan karena hanya tinggal sebulan lagi grup yang di naunginya akan debut, (namakamu) beserta rekannya yang lain harus tinggal selama beberapa saat di dorm dekat Gedung Perusahaan.
(Namakamu) sebenarnya sekamar dengan Bella, tapi entah kemana gadis itu. (Namakamu) tidak terlalu memikirkannya.
(Namakamu) benar-benar tidak bisa tidur, jadi dia menghepaskan selimut yang sudah membalut setengah tubuhnya dan berlari kecil keluar kamar. Ketika dia tiba di ruang utama, (namakamu) tidak mendapati siapapun. Kemana semua orang? (Namakamu) berusaha bersikap tenang dengan memanggil temannya satu persatu.
”Bell,”
”Kak Rena?”
”Tasya?”
”Chinta?”
”Yura?”
Tidak ada balasan. (Namakamu) sudah memeriksa kamar mereka, dan dapur. Hanya ada ruangan itu di dorm kecil ini. Jadi harus kemana lagi (namakamu) mencari mereka?
(Namakamu) berjalan ke sofa yang paling dekat dengannya, lalu duduk. Berusaha untuk mengabaikan kesunyian yang entah mengapa tiba-tiba terlalu kentara.
Sialan!
(Namakamu) merutuki kebodohannya. Mereka memang tidak ada di rumah tapi pasti mereka membawa ponsel, (namakamu) kan bisa menghubungi mereka. Bodohnya.
[Line]
(Namakamu): Lo smw pd kemana?
Berselang dua menit baru (namakamu) merasakan ponselnya bergetar dan itu balasan dari Bella.
Bella: gedung,, sshh, ganggu aja lo,,,
(Namakamu): o
Bella: kamvret. Mndng lo kmri,, ada brta w o w
(Namakamu): berita apaan?
Dan Bella tidak membalas chat terakhir yang (namakamu) kirim. (Namakamu) mengutuk gadis itu sebal. Bella memang selalu seperti itu, membawa kabar yang katanya 'wah' tanpa mau menjelaskannya lebih lanjut. Gadis itu ingin membuat orang-orang penasaran, dan mereka harus melihat sendiri.
Sebelum (namakamu) benar-benar tertidur di sofa karena terus membayangkan kebiasaan Bella, buru-buru dia beranjak dari sofa dan keluar rumah.
*
Jarak dari dorm ke gedung tidak terlalu jauh. (Namakamu) hanya perlu menyebrang jalan raya yang mulai sepi itu, lalu berjalan melewati tiga toko, dan tepat di sebelahnya adalah Gedung Perusahaan Musik milik Pak Ed.
Waktu pertama kali Pak Ed membawanya kemari, (namakamu) pikir gedung itu adalah bangunan kosong tanpa ada penghuninya. Dan dia juga sempat berpikir kalau pria itu hanyalah omong kosong tentang bagaimana pria itu akan mendebutkannya menjadi seorang penyanyi.
(Namakamu) masih ingat betul bagaimana gambaran gedung yang sekarang berada di hadapannya. Selain tampak tak berpenghuni, di depan gedung itu juga banyak penjualan kaki lima yang selalu mengotori perkarangan depan gedung tersebut. Belum lagi pohon lumayan besar yang hampir setiap saat menjatuhkan daun-daun kering. (Namakamu) pikir, kenapa Pak Ed tidak menyuruh orang untuk menebang pohon itu saja.
Angin malam sedingin es berhembus menabrak kulit (namakamu) yang telanjang. (Namakamu) merutuki kebodohannya karena tidak membawa sweter atau apa saja yang bisa melindungi dirinya dari dinginnya malam. Sebelum (namakamu) semakin kedinginan, ada baiknya kalau dia bergegas melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung.
*
Saat pertama kali memasuki gedung ini. Poster boy grup kebanggan Pak Ed langsung menatap (namakamu). Di sepanjang dinding lobi ini banyak di pajang poster Comeback CJR, yang akan berlangsung bulan November nanti. Sebulan lagi. Tapi karena begitu banyaknya antisipasi dari kalangan remaja untuk CJR, Pak Ed mulai membocorkan sedikit demi sedikit mengenai Comeback CJR bulan depan nanti. Padahal, seharusnya poster-poster yang akan di pajang saat ini serta pembocoran melalui media di lakukan 10 hari lagi.
CJR? Renung (namakamu), dia memang satu manejemen dengan tiga orang personil grup itu. Tapi sungguh, (namakamu) sama sekali belum pernah mengobrol dengan mereka. Terkecuali Kiki. Beberapa minggu lalu (namakamu) sempat mengobrol dengan Leader dari CJR itu. Kiki mengucapkan selamat kepada (namakamu) atas girlgrupnya yang akan debut.
CJR yang paling teratas. Mereka terkenal. Hampir setiap hari ada wajah mereka di televisi. Tak hanya itu, visual mereka juga berkali-kali wajahnya terpampang di majalah-majalahterkenal. Setiap minggunya. Astaga.
”Aldi...Iqbaal...Kiki.” Kata (namakamu) sambil menunjuk wajah personil CJR satu persatu di poster yang ada di hadapannya.
Poster di hadapannya itu menunjukkan gambar posisi personil CJR; Aldi Iqbaal Kiki. Telunjuk (namakamu) yang berhenti di wajah Aldi secara otomatis bergeser ke wajah laki-laki di sebelahnya. Iqbaal. Dan langsung mengingatkan (namakamu) pada adik perempuannya yang bernama Aqila. Aqila juga salah satu trainee di perusahaan ini, tapi bukan karir Aqila yang (namakamu) pikirkan saat ini, melainkan kalau Aqila sangat mengidolakan Iqbaal CJR.
Iqbaal adalah visual grup CJR, wajahnya selalu yang paling bersinar di setiap poster ataupun cover untuk CJR. Laki-laki itu memiliki senyuman yang menurut Aqila sangatlah tidak baik untuk kesehatan jantung para kaum hawa. Belum lagi kepribadian Iqbaal yang dingin serta tatapan matanya yang begitu mengintimidasi.
Haahh, kenapa (namakamu) malah membahas laki-laki itu, laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.
(Namakamu) memutar badannya, dan dia agak kaget saat berbalik dan dirinya menabrak seseorang yang baru saja ingin berbelok menujut lift.
”Maaf,” (namakamu) menunduk. Tidak berani menatap orang itu, (namakamu) selalu seperti itu.
”Lain kali hati-hati.” Kata orang itu yang ternyata adalah seorang laki-laki. Suara denting pintu lift terdengar, orang itu masuk dan barulah setelah beberapa detik kemudian (namakamu) baru bisa bernapas legah.
*
”Kemana aja lo, di tungguin daritadi juga.” Bella yang pertama kali menyemprot (namakamu).
”Emangnya ada apaan sampe lo mau nungguin gue?” (Namakamu) bingung, jelas saja karena dia tidak tahu kalau orang-orang yang ada di ruangan ini menunggunya.
”Sebenernya kita gak nungguin kok, cuma mengharapkan kedatengan Kakak aja.” Yura yang paling muda dan sering pake kacamata padahal matanya sama sekali gak minus itu ikut nimbrung.
”Maksudnya?” (Namakamu) belum terlalu paham, mereka gak nungguin (namakamu) tapi mereka mengharapkan kehadiran (namakamu).
”Yaelah, ribet banget kalian berdua. Gini loh, (namakamu). Lo masih inget gak sama cewek yang pernah jadi anggota di grup kita dulu.” Kata Chinta yang menganggap kalau Bella dan Yura gak langsung To The Point.
Sebelah alis (namakamu) terangkat.
”Wooo! Lo sama aja, ngapain pake ngasih clue segala, kasih tau terus kek namanya Salsha.” Sahut Rena, yang paling tua dari mereka semua tapi tingkahnya masih sering kayak bocah.
Jantung (namakamu) berdetak dan berhenti selama beberapa detik. Salsha? Apa hubungannya dengan Salsha, dan (namakamu) masih belum mengerti kenapa pembicaraan ini malah mengarah ke Salsha? Gadis yang sudah lama sekali tidak dia dengar namanya, tepatnya saat (namakamu) baru menginjakkan kakinya di gedung ini.
”Oh, Salsha.” Ucap (namakamu).
Bella, Yura, Chinta, dan Rena memandang (namakamu) bingung. Hanya itu respon (namakamu)? Selama beberapa detik keempat gadis itu masih memandang (namakamu) dengan tatapan yang sama. Sampai akhirnya (namakamu) sendirilah yang memecahkan kesunyian itu.
”Kenapa sama Salsha?” Tanya (namakamu) berusaha nyengir.
”Lo udah ngantuk ya?” Bella balik nanya.
(Namakamu) menggeleng.
”Tadi kita liat dia di televisi,” jawab Rena.
”Sama grupnya.”
”Dia udah debut, dan gak ada tanda-tandanya.”
”Mungkin di salah satu perusahaan kecil.” Celetuk Bella.
”I.G Entertaiment bukan perusahaan kecil, Bella.” Rena mengingat dengan menekankan setiap kata pada kalimatnya, Bella hanya nyengir. Gadis itu cuma becanda.
”Nama grupnya apa?”
Atmosfer di antara mereka rasanya terlalu hampa dan menyebalkan, jadi ketika (namakamu) bertanya seperti itu dan mereka lupa apa nama grup Salsha, mendadak kericuhan terjadi. Mereka berjalan mendekat ke arah meja yang ada laptopnya, di layar laptop itu masih tertera situs Youtube dan memperlihatkan sebuh MV (Music Video) sebuah girlgrup yang sudah di tonton lebih dari 200K.
”SISTERS'.”
”Serius?” Suara (namakamu) naik satu oktaf, dan itu terdengar seperti orang yang sangat penasaran. Semua menoleh ke arahnya dan mengangguk.
”Emangnya kenapa?” Tanya Chinta.
”Gue barusan aja baca artikel tentang debut girlgrup barunya I.G Entertaiment dan itu memang SISTERS.” Jelas (namakamu), mendadak mereka menjauh dari meja dan mendekat pada (namakamu).
(Namakamu) yang merasa kalau dia sudah membawa topik hot merasa menyesal. (Namakamu) tidak suka begosip.
”Dan, yah, gue gatau kalo salah satu anggotanya itu adalah Salsha. Dan katanya juga grup itu udah sempat tampil di tivi kok. Emang salah satu dari kalian gak ada yang liat?” (Namakamu) buru-buru menjelaskan secara singkat dan segera melemparkan pertanyaan agar semua mata beralih darinya.
Tak ada yang menjawab, dan tentu saja di antara mereka mana mungkin ada yang sempat menonton acara televisi di waktu-waktu seperti ini. (Namakamu) saja sangat jarang bertemu dengan orang tuanya, saat pulang sekolah (namakamu) langsung pergi ke gedung untuk melakukan latihan wajib agar bisa menjadi penyanyi yang berbakat dan pulang saat orang rumahnya sudah tertidur. Itu dia lakukan selama dua tahun penuh.
”Pak Ed mungkin aja tau.” Suara Yura tiba-tiba saja mengisi kesunyian ini.
”Mungkin.” Suara Bella.
”Kalau dia tau, kenapa dia gak kasih tau kita ya?” Renung Rena lebih pada dirinya sendiri.
”Mungkin aja hubungan dia sama Salsha udah gak baik kayak dulu.” Chinta berpendapat.
”Atau, bisa jadi itu karena dia gak mau mengalihkan fokus kita yang sebentar lagi memang mau debut.” Kata Bella yang masih mempunyai kemungkinan lain.
Hening. Tidak ada yang bersuara lagi setelah itu. Dan beberapa menit kemudian, pintu ruangan ini terbuka memperlihatkan sosok Tasya yang entah darimana.
”Lo habis darimana?” Tanya Bella penuh selidik. Semenjak seminggu yang lalu, Tasya itu jadi jarang gabung sama mereka padahal mereka itu satu grup, gadis itu juga sering menghilang tiba-tiba terus dateng tiba-tiba juga.
”Hmm, gue habis dari..toilet.” Jawabnya sambil cengengesan. ”Oia, kalian kok belum pada pulang sih? Emangnya gak ngantuk? Gue sih udah ngantuk, jadi gue balik duluan ya. Dahh.” Tuh kan, kalau dia kesini cuma mau bilang kalau dia mau pulang ngapain dateng? kan Tasya bisa chat salah satu dari mereka.
Punggung Tasya menghilang di balik pintu. Suasana kembali hening tapi tidak terlalu karena (namakamu) entah sejak kapan menonton MV milik SISTERS' grupnya Salsha. Lagu 'Falling In Love' milik SISTERS' mengisi ruangan ini.
*
Sekarang udah pukul satu pagi. Yura, Chinta, dan Rena udah balik ke dorm. Tinggal (namakamu) dan Bella yang masih berada di gedung ini. Sebenarnya mereka tadi berniat pulang bersama-sama, hanya saja tiba-tiba Bella merasakan kalau perutnya mules dan dia meminta (namakamu) agar menunggunya, sementara dia BAB di toilet.
(Namakamu) duduk di lantai yang agak jauh dari toilet sambil memainkan mobil remote, entah milik siapa, yang jelas (namakamu) menemukannya ketika dia sedang berjalan ke arah toilet.
”Bellla lama banget, gue udah ngantuk banget nih.” Gerutunya, tapi (namakamu) masih fokus dengan remote control di tangannya serta sepasang matanya menatap mobil yang berada beberapa meter di hadapannya.
Mata (namakamu) nyaris tertutup dan dia berusaha sekuat tenaga agar tidak tertidur disini. Apa yang Bella lakukan sebenarnya di dalam sana? Ini sudah hampir sepuluh menit tapi gadis itu tak kunjung keluar, apa mungkin gadis itu tertidur di toilet? Pemikiran itu membuat (namakamu) beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah toilet, tapi sebelum itu, mobil yang berada jauh di depan sana tiba-tiba saja menabrak seseorang.
(Namakamu) mengurungkan niatnya untuk mengecek Bella. Sekarang dia diam mematung sementara laki-laki yang menjadi korban mobil remotenya itu menatapnya tajam lalu menendang mobil itu sampai rusak, sepertinya suasana hati laki-laki itu sedang buruk. Yang membuat (namakamu) semakin diam nyaris tak bergerak adalah saat laki-laki itu berjalan menghampirinya.
Apa yang akan dia lakukan?
”Letakan! Letakan!” Katanya setengah membentak, (namakamu) secara reflek menjatuhkan remote control di tangannya.
”Ma-maaf.” (Namakamu) menunduk. Dia malu sekali terlebih lagi laki-laki yang ada di hadapannya sekarang itu tiba-tiba saja menengadahkan wajahnya.
”Lo cewek yang tadi kan? Yang nabrak gue di lantai dasar?” Tanyanya, sebelah alisnya terangkat dan sepasang matanya yang tajam itu berkilat ngeri tapi itu tak membuat ketampanan yang ada pada dirinya menghilang.
”Ma-maaf, aku gatau kalau tadi itu Kak Iq..”
”Karena lo nunduk terus! Kalalu minta maaf itu harus liat wajah lawan bicara lo, biar mereka tau kalau lo itu beneran tulus minta maaf sama mereka.”
”I-iya.” Kata (namakamu) mengerti seraya menundukan kepalanya. Lagi.
”Jangan nunduk!” Perintahnya. (Namakamu) kalut dan langsung menengadah.
”Iya, kak, maaf.”
Hening. Tidak ada yang bersuara. (Namakamu) tahu kalau seharusnya sekarang dia merasa takut karena sudah di bentak seperti itu oleh seniornya ini, tapi entah mengapa ada perasaan senang yang menggelitik hatinya ketika melihat wajah laki-laki yang ada di hadapannya ini.
(Namakamu) pernah melihat laki-laki itu, meskipun dengan jarak yang tak sedekat ini. Dia pernah berpikir kalau orang-orang yang mengidolakan laki-laki ini terlalu berlebihan karena hanya kata 'ganteng, keren, cool' saja yang bisa di lontarkan, tapi nyatanya, entah ada semacam karisma apa yang di miliki laki-laki itu hingga mampu membuat orang-orang di sekitarnya merasa sangat nyaman. Itu yang (namakamu) rasakan saat ini. Apa mungkin itu karena wajahnya yang tampan?
'Dia nyuruh gue jangan nunduk terus tapi dia ngeliatin guenya gitu banget. Gue nunduk gak ya?' Batin (namakamu).
”Jangan nunduk!”
Sialan, padahal (namakamu) baru saja ingin menundukan kepalanya tapi laki-laki itu langsung mengangkat dagunya.
”I-iya, Kak.” Suara (namakamu) gemetar, dan demi apapun sekarang (namakamu) sangat ingin menangis. Laki-laki ini jahat sekali.
”Sekarang lo ikut gue.”
Bahu (namakamu) lemas, dan rasanya bukan hanya bahunya saja. Dia rasa seluruh saraf dalam tubuhnya berhenti bekerja begitu laki-laki itu menarik lengannya dengan sangat kasar. Laki-laki itu berjalan sangat terburu-buru membuat (namakamu) berkali-kali tersandung, dan parahnya dia mengabaikan ringisan (namakamu). Kejam.
Ketika mereka keluar dari gedung, (namakamu) baru teringat akan sosok Bella yang masih berada di toilet.
”Kak, temenku.” Kata (namakamu), dia agak aneh mendengar kalimatnya yang terdengar agakn baku itu. Kenapa bisa jadi kayak gini.
Tapi laki-laki itu tak merespon ucapan (namakamu), mereka berdua terus berjalan menembus malam yang sangat dingin. Para pedagang kaki lima masih setia berdagang di pinggir-pinggirjalanan, banyak toko yang sudah tutup dan jalanan raya nyaris tak ada orang. Tidak seperti saat siang hari.
(Namakamu) tidak tahu akan di bawa kemana oleh laki-laki ini. Apakah dia akan memberi hukuman kepada (namakamu) karena (namakamu) tidak sengaja menabrakan mobil-mobilannya ke sepatunya? Kalau memang seperti itu ini sangat keterlaluan..
Bruk!
(Namakamu) yang terus berjalan di belakang laki-laki itu—tepatnya di tarik—tiba-tibasaja menabrak punggung laki-laki itu. (Namakamu) yang sibuk melamun tak memperhatikan kalau laki-laki itu berhenti.
”Aduh,” desis (namakamu) pelan, dan dia berharap kalau laki-laki di hadapannya ini tidak mendengar ucapannya.
Selama beberapa detik (namakamu) mengelus keningnya secara berlebihan, detik berikutnya tangannya di tarik lagi.
”Pak satenya kayak biasa..”
(Namakamu) menyingkirkan tangannya dari keningnya, dia menengadah dan menatap wajah laki-laki itu dengan mata dan mulut yang terbuka sempurna. Sate?
”Dua porsi.” Lanjutnya, dia menoleh ke (namakamu). ”Duduk.”
Mata (namakamu) menyipit ke arah laki-laki itu dan dia duduk, sesuai perintah. Dia ini laki-laki yang menyebalkan ya, (namakamu) harus mengingatnya dan harus memberitahu Aqila besok tentang ini.
”Apa?” Tiba-tiba suara laki-laki itu menusuk telinga (namakamu).
(Namakamu) menggeleng. ”Galak banget.” Imbuhnya sangat pelan.
”Gue denger,” sahut laki-laki itu, lalu dia memutar kursinya, dan sekarang wajahnya menghadap (namakamu).
(Namakamu) tidak suka ini.
”Lo benci sama gue? Menurut lo gue ini sombong? Angkuh? Sok berkuasa? Atau gimana?” Tiba-tiba saja rentetan pertanyaan itu keluar dari mulutnya, (namakamu) bingung dan menunduk. ”Kalau di tanya jawab, bukan nunduk.”
Saat (namakamu) menengadahkan wajahnya, di tatapnya laki-laki itu dengan tajam tapi (namakamu) tidak bersuara. Kalau dia ingin menyuarakan isi hatinya, itu akan terdengar tidak sopan untuk laki-laki ini yang lebih tua darinya.
Pesanan datang dan laki-laki itu melupakan pertanyaannya. Dia memakan sate dengan sangat lahap, membuat (namakamu) menelan liurnya.
”Kenapa lo diem aja? Lo gak mau makan?”
”I-iya.”
(Namakamu) berusaha untuk tidak memperdulikan laki-laki itu, tapi entah mengapa kepalanya selalu saja menoleh ke arah laki-laki itu sampai akhirnya (namakamu) ke-geep dan laki-laki itu menatapnya tajam.
*
(Namakamu) tidak tahu sekarang pukul berapa, ponselnya sudah mati dan dia tidak memakai jam tangan. Dan sekarang, di malam yang sangat dingin ini, dia masih berada diluar, berjalan kaki, di jalanan bersama laki-laki tadi percis seperti gembel yang tak mempunyai rumah.
”Soal tadi sori.” Suara laki-laki itu melenyapkan sedikit kehampaan yang ada di antara mereka.
(Namakamu) diam saja karena (namakamu) yakin kalau masih ada beberapa kalimat lagi yang akan keluar dari mulut laki-laki itu.
”Gue lagi kesel karena berita hari ini, dan seharusnya gue memang gak baca artikel itu..dan jadinya yah kayak gini, merusak suasana hati gue,” Laki-laki itu bercerita dengan sendirinya, tapi lebih terdengar dia berbicara pada dirinya sendiri. ”Kok gue malah jadi curhat sama lo.” Laki-laki itu nyengir tepat saat (namakamu) menoleh ke arahnya.
'Aqila gak bohong' batin (namakamu).
”Hmm, daritadi gue ngajak lo ngomong terus tapi gue gatau nama lo. Hm?”
”(Namakamu).”
”Oh, (namakamu), kalau gue Iqbaal.”
”-________-" semua orang juga tau.”
Iqbaal tertawa melihat ekspresi (namakamu).
Setelah tawanya meredah, dia berbicara lagi. ”Udah berapa lama trainee disini?”
”Dua tahun.”
Iqbaal agak kaget mendengar jawaban (namakamu). ”Dua tahun? Tapi kok rasanya wajah lo asing banget ya?”
(Namakamu) tersenyum miris. Ini orang memang sibuk banget padahal (namakamu) itu yang paling sering mondar-mandir di gedung, tapi emang iya sih, (namakamu) juga jarang ketemu sama Iqbaal.
”Kakak kan sibuk.” Balas (namakamu) kalem.
Sebelah alis Iqbaal terangkat. ”Lo kelahiran tahun berapa?”
”98,”
”Oh, cuma beda dua tahun. Panggilnya Iqbaal aja, lagian gue gak suka di panggil Kakak.”
(Namakamu) tidak menjawab perintah Iqbaal. Dia hanya diam membisu sambil sesekali kakinya menendang kemasan minuman kaleng yang bertebaran di sepanjang jalan. (Namakamu) sudah terlalu lelah, dan kelelahan itu semakin bertambah saat tahu kalau besok adalah hari senin.
Gue bakalan kesiangan lagi. Rutuknya.
Bersambung...
Karya : @Aryaandaa (Muhammad Aryanda)
Follow juga Twitterku @_BayuPrasetya
Instagrram _BayuPrasetya
Jangan lupa klik Share/Bagikan
Like juga FanPagenya di https://m.facebook.com/OfficialAryanda?refid=52&_ft_=qid.6089321748666344496%3Amf_story_key.-4267874796962675010&__tn__=C