Surakarta - Minggu, 21 Mei 2017. Aku belajar banyak hal, dari yang aku tak bisa, dari yang aku sudah bisa.
Manusia diciptakan beragam oleh Tuhan, entah suku, ras, agama bahkan kemampuan. Bahkan aku tak bisa memilih harus dilahirkan dari suku apa, dari ras apa, bahkan dari jenis kelamin apa. Aku tak pernah mempermasalahkan perbedaan itu.
Banyak hal yang membuatku tersenyum, terlebih beberapa hari belakangan. Aku bisa belajar dari adik-adik berkebutuhan khusus, mereka butuh pendampingan, butuh dukungan. Memang aku tak paham betul tentang "autis", aku tak tahu bagaimana penyebabnya, ciri-cirinya dan penggolongan autis. Aku masih awam sekali, jauh dari kata 'lumayan'. Mereka dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang tangguh, mereka dengan sabar merawat, mendidik dan membesarkan buah hatinya yg memiliki kelebihan tersebut. Mereka memiliki anggota badan sama seperti kita, tangan sama, kepala sama, hidung sama, mata sama. Namun apa yang berbeda? Satu hal yg membuat mereka berbeda, yaitu "Tuhan menganugerahkan kelebihan" yg lebih kepada mereka. Ahh mungkin kalian akan mencemooh dan membenarkan pernyataan saya dengan bidang 'medis' atau semacamnya. Saya sudah bilang, pengetahuan saya masih dangkal. Jadi menurut saya itu merupakan anugerah Tuhan yg diberikan kepada mereka yg mempunyai jiwa kuat dan orang tua yg hebat.
Lalu apa kalian masih menganggap sebelah mata? Mereka bisa berkarya, jangan jadikan autis sebagai lelucon. Karena secara tidak langsung kalian menyakiti hati mereka.
Ohh iya. Tadi pagi kenalan sama yg depan, namanya Erfan. Yg belakang ga sempet kenalan. Mereka tunawicara, jadi tadi juga sempat diajari bahasa isyarat oleh mereka. Yeyee, hafal alfabetnya dan beberapa kosakata. Semangat selalu kawanku 💪
Terima kasih atas ilmunya :) Ayo kawan jangan mau kalah semangat dengan mereka. Semakin kita mengeluh, semakin beban yang kita tanggung bertambah berat.
Tetap berjalan membawa kebermanfaatan meskipun hanya manusia pas-pasan. Wahh ga kerasa ngetik sepanjang ini ya.
No comments:
Post a Comment