Friday, September 30, 2016

Ekonomi Rakyat dan Sarekat Dagang Islam

Hallo teman-teman

Balik lagi, kali ini aku mau nulis sedikit ilmu yang aku dapat dari Moving Class 1 Sekolah Penerus Bangsa 2016. Moving Class pertama dilaksanakan di Aula Fakultas Teknik, tanggal 25 September 2016 dari pukul 12.30-17.00 WIB.

Friday, September 23, 2016

Saya Adalah Pemimpin Bangsa


Hallo…
Selamat malam. Balik lagi dengan saya, kali ini saya akan menulis artikel yang berbeda dari biasanya. Mau tahu?? Yukk simak

 Kurang lebih satu Minggu yang lalu saya mengikuti kegiatan yang bernama SPB (Sekolah Penerus Bangsa). Lohh kan aku udah kuliah, kok sekolah lagi?
Duhh jangan salah paham teman-teman. SPB ini merupakan sekolah yang didirikan oleh Badan Eksekutif (BEM) Universitas Sebelas Maret Surakarta yang  bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan jiwa-jiwa nasionalisme serta mengasah otak kita agar menjadi mahasiswa yang bersikap kritis serta mempunyai mental yang kuat. Sekolah yang mempunyai jargon “Kami generasi penerus merah putih” ini diadakan setiap akhir pecan dengan tempat yang berbeda.

                 Kegiatan yang diadakan pertama kali setelah seleksi calon siswa SPB 2016 adalah Grand Opening (GO) yang berlangsung taanggal 16-18 September 2016. Bertempat di Korem 074 Warastrama dengan dihadiri oleh 200 siswa SPB 2016.
              Dalam acara Grand Opening kita diberi materi-materi. Pada hari pertama materi yang diberikan adalah “Konsep Diri” yang disampaikan oleh Mas Hasan yang sekarang sedang menmpuh pendidikan S2 di UGM.

KONSEP DIRI

         “Siapa saya?” pertanyaan yang dilontarkan oleh Mas Hasan. Mahasiswapun menjawab dengan berbagai jawaban yang berbeda “Saya adalah pemimpin, saya adalah diri saya sendiri, saya adalah generasi penerus, saya adalah orang yang ingin sukses.” Apakah jawaban kita salah? Tidak, selama jawaban kita masih dalam nalar maka berarti benar.

         Jika dimasukkan ke dalam konsep, maka saya adalah :
1. Citra tubuh
2. Diri ideal
3. Harga diri
4. Peran

         Maksud dari pertanyaan Mas Hasan adalah untuk menguji menal para mahassiwa. Karena mahsiswa harus bersikap kritis dan membuang jauh-jauh mental takut salah. Dalam benak mahasiswa pasti masih ragu-ragu dan hanya memendam jawabannya dalam hati saat ditanya “siapa saya?”. Betulkah?
Kemudian untuk membentuk konsep diri agar lebih terencana dan matang maka diperlukan SWOT. Apa itu SWOT? SWOT adalah metode perncanaan strategis untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
        Maksudnya apa? Agar kita dapat bercermin pada diri sendiri untuk mengetahui bagaimana kekuarangan saya, kelebihan, peluang dan ancaman saya.

1. Strengths (Kekuatan)
Kita harus dapat menegtahu apa yang menjadi kekuatan., kelebihan atau keunggulan yang ada pada diri sendiri. Contohnya apabila saya memiliki hobi menulis, maka bisa dikembangkan dan diasah lagi agar bisa menjadi penulis yang hebat.

2. Weaknesses (Kelemahan)
Selain harus mengathui apa kelebihan yang da pada dalam diri sendiri, kita juga perlu mengetahui kekuarangan atau kelemahan pada diri sendiri. Hal ini dapat menjadi kendala dalam kemajuan hidup. Kita harus dapat mencari apa kelemahan kita lalu berusaha untuk memperbaikinya.

3. Opportunity (Peluang)
Dalam hidup ini bisa terjadi sangat banyak kemungkinan. Termasuk peluang, hanya orang-orang yang pandai saja yang tidak akan menyia-nyiakan peluang yang ada di depan mata. Karena kesempatan terkadang tak datang untuk kedua kalinya. Misal saja BEM UNS membuka pendaftaran Sekolah Penerus Bangsa, padahal kegiatan tersebeut memiliki banyak manfaat. Namun banyak mahasiswayang enggan untuk  mendaftar dan meamnafaatkan peluang yang ada. Jadi, carilah dan manfaatkan peluang yang ada.

4. Threats (Ancaman)
Kita juga harus dapat menganilisis tantangan atau ancaman yang akan dihadapi pada hari esok. Jika tidak segera diatasi, ancaman tersebut dapat menjadi hal yang serius dalam meraih kesuksesan.

Kemudian buang jauh-jauh pemikiran konseptual. Berpikirlah sesuatu yang real. Coba loihat, banyak program-program pemerintah yang tidak dilaksanakan batau tidak berjalan. Karena apa? Karena meeka hanya berpikir konseptual saja. 
Saat melakukan tindakan harus ingat antara kepuasan diri dan masyarakat. Yang kita kerjakan  apakah hanya sebagai kepuasan  diri atau untuk masyarakat.
Organisasikan kebermanfaatan. Dokumentasikan kebermanfaatn dan melakukan evaluasi dalam bentuk data atau tulisan”


Pertanyaan yang disampaikan oleh mas Hasan yang berikutnya adalah “Siapa saya saat di rumah? Siapa saya saat di sekolah? Siapa saya saat di kelas?”. Dan beberapa pertanyaan lagi yang tidak saya tuliskan.
Sama seperti tadi, banyak mahasiwa yang emnajawab secara bergantian “Saya saat di rumah dalah anak dari ayah ibu saya. Saya saat di sekolah adalah orang yang ingin belajar. Saya saat di kelas adalah kordinator tingkat."  Sekali lagi, tidak ada jawaban yang salah. Semua benar.
                Maksud dari pertanyaan Mas Hasan di atas adalah setiap manusia mempunayi iodentitasnya masing-masing. Contoh saat di rumah identitas saya adalah anak, saat di sekolah identitas saya adalah siswa. Setiap identitas yang melekat pada diri kita memiliki tanggung jawab masing-masing.
Contohnya adalah ketika di sekolah, identitas saya adalah seorang siswa. Maka siswa harus dituntut untuk belajar, aktif di kelas, berangkat sekolah dll. Itu salah satu contoh dari tanggung jawab identitas diri.
Tetapi bukan berarti dalam setiap melakukan sesuatu kita harus selalu mengingat identitas yang ada dalam diri sendiri. Itu namanya salah kaprah. Kita tidak harus mengingatnya, tetapi kita harus sadar akan identitas diri kita.
           Pahami tugas dan kewajiban, dari sesuatu yang sadar hingga menjadi suatu kebiasaan. Identitas apapun yang kita sandang, harus ingat kebermanfaatn. Baik bagi diri sendiri maupun orang lain.


Materi kedua yaitu peran mahasiswa


PERAN MAHASISWA

Kita sebagai seorang mahasiswa dituntuk untuk berpikir kreatif, mandiri. Jika kita masih berpikir "saya hari ini mau makan apa? Saya hari ini mau apa?" yang artinya hanya mengurusi diri sendiri tananya kita belum mandiri. 
Kita mempunyai tanggung jawab terhadap orang-orang di sekitar kita. Coba lihat teman-teman SD, SMP, SMA kalian. Pasti diantara mereka ada yang tidak bisa melanjutkan sekolah hingga seperti kalian yang bisa melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi. 
Kita juga harus bertanggung jawab atas kehidupan, pekerjaan teman-teman kita dulu. Hal yang bisa kita lakukan adalah mencarikan dia pekerjaan, membantu dalam pekerjaan atau sharing informasi. Bahkan kita juga bisa mentransfer ilmu yang kita dapatkan dibangku perkuliahan kepada mereka. karena sebenarnya pendidikan tak hanya sekedar catatan dalam selembar kertas yang dinamakan ijazah. Tetapi masalah ilmu.
Lalu, kita jangan hanya fokus hanya pada satu tujuan dan diri sendiri. Jangan kecilkan cita-cita. Banyak mahasiswa yang setelah lulus suilit mencari pekerjaan, karena mereka hanya fokus pada satu tujuan. Mereka hanya fokus pada bidang yang ditekuninya.
Dalam dunia perkuliahan, tak hanya sekedar kuliah pulang, kuliah pulang alias kupu-kupu saja. Masih banyak yang bisa dicari dalam dunia petkuliahan.
Jadi yang dikejar tidak hanya nilai, nilai, dan nilai. Tetapi harus seimbang antara akademik, softskill, dan kontribusi.
Dalam organisasi atau masyarakat, apakah yang kita lakukan ini sudah member kontribusi untuk orang lain?

Yang harus kita lakukan sebagai seorang mahaiswa adalah
1. Agent Of Change
    Mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas.

 Telah banyak pembodohan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah semua ini. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Namun untuk mengubah sebuah negara, hal utama yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri sendiri.

2. Iron Stock
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.

3. Social Control
Peran mahasiswa sebagai social control terjadi ketika ada hal yang tidak beres atau ganjil dalam masyrakat. Mahasiswa sudah selayaknya memberontak terhadap kebusukan-kebusukan dalam birokrasi yang selama ini dianggap lasim. Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungan, maka harapan seperti apa yang pantas disematkan pada pundak mahasiswa?

Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian social yang peduli terhadap masyrakat karena kita adalah bagian dari mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan demo atau turun kejalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita dengan cara memberikan sumbangsih secara nyata.
4. Moral Force
Seorang mahasiswa juga dituntut agar bisa menjadi contoh atau teladan yang baik di lingkungan. Jadi, setiap apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa pasti akan dilihat oleh setiap orang. 

Materi ketiga dalam Grand Opening adalah kepenulisan

KEPENULISAN
Banyak dari kita yang enggan untuk membiasakan diri menulis. Padahal kebanyakan orang dikenang karena tulisannya.

Alasan mereka yang menulis karena
1. Mengawal pikiran masyarakat
2. Membangun kesadaran nasional
3. Menentang penyimpangan dan ketidakadilan
4. Membangun persatuan

Tulisan yang baik yaitu
1. Mudah dimengerti
2. Komunikatif
3. Sesuai konteks dan kebutuhan
4. Memenuhi standar etika dan keadilan

Yang menjadi modal dalam menulis adalah
1. Mendengarkan semua hal dan menyaring dengan keasadarn akal
2. Optimasi mekanisme pandang
- Sudut pandang
-Cara pandang
- Jarak pandang
- Resolusi pandang
3. Kreativitas dan keberanian mengekspresikan jiwa dalam bahasa

Itulah ringkasan materi yang saya peroleh ketika Grand Opening kemarin. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

Situs terkait